Friday, September 28, 2007

Kebakaran

Dalam dua hari berturut-turut, gue melihat kebakaran di sekitar kantor. Gue menyaksikan kebakaran itu dari gedung tempat gue bekerja.

Kemarin, setelah solat asar, dari jendela kaca terlihat asap hitam dari arah GS (pabrik baterei di belakang kantor). Orang-orang yang masih berada di masijd bergegas ke jendela dan melihat kebakaran di bagian atap salah satu gedung di GS. Salah satu cerobong asap yang ada berlubang dan mengeluarkan asap. Ya iyalah! Namanya juga cerobong asap. Yup, kebakaran itu memang terjadi di area salah satu cerobong asap. Entah karena apa. Tapi kemungkinan sih kecelakaan kerja atau kelalaian aja.

Pagi tadi, ketika mendengarkan Pagi-pagi di I Radio, ada salah satu berita kebakaran di daerah Pedongkelan. Kayanya gue pernah dengar daerah itu. Ternyata itu di dekat perempatan coca-cola. Gue dan teman-teman langsung keluar dan melihat asap hitam membumbung tinggi dari balik jendela kaca. Hmm... ternyata 'tetangga' kita sedang terkena musibah. Entah apa penyebabnya. Tapi... kalo diperhatikan lagi. Di daerah situ bakalan ada pelebaran jalan untuk proyek busway. Dan gosipnya, di situ juga bakalan ada penggusuran buat pelebaran jalan itu. Terus ada kabar juga kalo di situ bakalan dibuat mall. Wuah.... gosip abis!!! Hehehe... Tapi kalo melihat 'SOP' di negara ini, hmm... jadi berpikir-pikir nih... Apa ini bagian dari 'SOP' itu. Yah... berburuk sangka lagi deh. Be Positive dong! Fiuh... Wallahu alam.

Buka Bersama

Puasa kali ini, gue sudah buka bersama dua kali dan akan bertambah dua kali lagi. Pertama dengan sepupu-sepupu di bintaro Sabtu kemarin. Kedua di kantor semalam. Yang ketiga (ini baru calon) nanti malam buka bareng anak DOA di Semanggi. Dan jadwal terakhir, buka bersama angkatan di rumah Cepi di Bintaro hari Sabtu ini.

Yang belum apa ya? Kayanya buka bersama Material dan P3M belum ada jadwal nih. Orangnya pada kemana ya? Kan itung-itung menjaga silaturahim.

Thursday, September 27, 2007

Bangun Siang

Sudah dua hari ini gue bangun siang. Tapi untung hari ini masih sempat sahur. Kemarin bangun jam 4.22. Sekarang bangun 3.17. Ternyata kemarin Tv yang gue pikir nggak nyala, sebenernya nyala. Tapi karena nggak ada respon dari si empunya selama beberapa puluh menit, akhirnya TV ini mati sendiri. Gue aja baru tau kalo TV gue bisa gitu, hihihi...

Berbeda dengan hari sebelumnya yang nggak mendengar apapun (kecuali suara masjid pada jam 4.22 itu :D), hari ini gue masih bisa mendengar alarm HP dan TV yang nyala. Tapi mungkin karena badan lagi drop, jadi nggak bisa ngerespon alarm itu. Satu-satunya 'alarm' yang gue respon adalah sms dari temen. Hmm... untung dia ngirim sms sesuai janjinya di malam sebelumnya. Makasih ya... jadinya gue masih bisa menikmati sahur lagi.

Wednesday, September 26, 2007

Nganggur

Hari ini belum ada yang mau dikerjain. Target yang harus selesai hari ini, sudah kelar kemarin, hehe... Nganggur deh. Enaknya ngapain ya? :D

Kesiangan

Huh... hari ini adalah hari pertama gue bangun kesiangan. Gue bangun jam 4.22.

Banyak kondisi yang menyebabkan gue akhirnya bangun siang. Pertama, sudah beberapa hari ini memang gue lagi nggak fit banget. Pusing-batuk-pilek dalam stadium yang cukup berat sedang menyerang gue. Jadi hawanya juga nggak enak banget, pengennya istirahat mulu (baca:tidur). Kemudian TV yang biasanya jadi petugas yang bangunin gue sahur, tadi pagi nggak nyala, padahal semalam sudah gue set jam dua buat nyala sendiri dengan volume yang cukup berisik, hihihi... (kali TVnya kasian ngeliat tuannya yang lagi sakit, jadi nggak mau gangguin). Alarm HP juga tadi malam tidak berpengaruh. Temen-temen dan ibu yang biasanya mengirim sms buat bangunin sahur juga pagi tadi tumben nggak ada yang mengirim sms. Dan terakhir, semalam gue tidur dalam posisi kebalik. Biasanya posisi kepala gue di barat dan kaki di timur, tapi semalam posisi kepala gue di timur, kaki di barat (emang ngaruh ya?).

Monday, September 24, 2007

Buka Bersama dan Ban Bocor

Tadi malam gue abis buka bersama sepupu-sepupu. Sejak gue bekerja, hal ini emang sudah jadi tradisi tersendiri buat gue. Yah... itung-itung menjaga silaturahim dan 'memanjakan' sepupu-sepupu yang masih sekolah / kuliah.

Semalam ada kejadian yang cukup merepotkan ketika berbuka. Dalam perjalanan menuju Bintaro Plasa, motor yang dikendarai sepupu gue bannya bocor, entah kena apa. Dan dia ada di belakang gue, jadi gue nggak liat. Akhirnya mereka hanya mengendarai pelan-pelan menuju BP. Pantesan ditungguin di BP lama banget. Hmm... untungnya mereka kecil-kecil, coba kalo motor yang bocor itu yang gue pake, terus boncengan. Bisa jebol kali bannya, hehehe...

Akhirnya pulang dari BP, kami harus mencari bengkel tambal ban yang jauhnya kira-kira 500 meteran (atau lebih ya?) Nggak tau kuat apa nggak, kami nekat untuk tetap mengendarai motor bocor tersebut. Tentu saja dengan formasi yang berbeda. Formasi yang tadinya dua-dua, diganti menjadi tiga-satu. Untunglah bengkelnya masih buka, jadi kami masih selamat, tidak perlu mencari-cari bengkel lain. Ternyata yang bocor nggak cuma satu, tapi dua. Dan nggak ada paku atau apalah yang menempel di ban. Jadi inget kejadian dulu bareng Wiwit waktu mau maen ke rumah Gatot. Gue juga mengalami ban bocor menjelang BP, persis seperti kejadian semalam. Ban bocor menjelang BP. Hmm... ada apa dengan BP dan ban bocor? Ah... nggak baik berburuk sangka. Apalagi ini bulan puasa, bisa menurunkan nilai puasanya. Ya kan?

Thursday, September 20, 2007

Hunting

Saatnya hunting tiket lagi. Berdasarkan pengumuman dari 'orang dalam', libur di kantor itu mulai tanggal 11 Okt sampai 21 Okt. So, rencana gue balik ke Jakarta itu tanggal 20. Biar tanggal 21 nya masih sempet silaturahim ke rumah sodara-sodara / temen-temen di Jakarta. Dan pagi tadi, gue dah request ke kakak buat pesenin tiket kereta untuk tanggal 20 Okt.

Blog Aneh

Dari kemarin, gue nggak bisa ngakses blog gue sendiri. Kalo masuk ke menu sih bisa. Tapi giliran masuk ke blognya itu yang nggak bisa. Jadi ini tulisan ketiga yang belum sempet gue liat sendiri di blog gue, hihihi... Blog yang aneh. Bisa bikin tapi nggak bisa liat

Wednesday, September 19, 2007

Jilbab

Membaca tulisan Amir tentang jilbab (ini dan ini), aku jadi teringat salah satu obrolanku dengan seorang teman cewe (berjilbab) via telepon. Dalam obrolan itu, kami tiba pada salah satu tema, yaitu kriteria pilihan hidup.

...

”Mas, pasangan yang mas cari itu kriterianya seperti apa?”


”Muslim, pasti. Terus berjilab.”


”Jilbab? Emang kenapa mas?”


”Pengen aja, hehe...”


”Masa pengen aja? Pasti ada alasannya lah.”


”Ya... Menurutku sih, jilbab itu membuat cewe keliatan lebih feminim, lebih anggun. Dan jilbab itu nggak menghilangkan kecantikan kok.”


”Gitu doang? Masa gitu doang sih? Pasti ada alasan agama. Ya kan? Ngaku deh! Tapi mas, jilbab itu kan tidak menjamin kelakuan si pemakainya? Sebaliknya banyak orang baik yang tidak memakai jilbab. Ya kan? Jadi kenapa harus berjilbab?”


”Hmm... jadi serius nih. Sekarang gini deh. Gantian aku yang nanya. Kalau kamu cari pasangan, pasti yang muslim kan?”


”Iya.”


”Pake jilbab kan? Eh, pasti nggak lah, hehe... Seandainya ada orang muslim bener-bener tipe kamu deh, terus baiiikkkk banget sama kamu, kamu mau nggak?”


”Pasti mau lah.”


”Tapi kalo dia tidak pernah solat, atau paling nggak jarang solat deh, masih mau nggak?”


”Nggak.”


”Lho kenapa nggak? Dia itu tipe orang yang kamu banget lho. Terus baik banget sama kamu. Perhatian banget sama kamu. Masa nggak mau sih? Lagian, orang yang rajin solat juga belum tentu berkelakuan baik kan? Solat itu bukan jaminan kan? Lalu kenapa kamu masih ngotot pengen sama orang yang solat.”


”Ya nggak semudah itu dong mas. Gimanapun juga solat itu kan wajib. Dan solat itu kan bisa membuat seseorang jadi lebih baik kelakuannya.”


”Kalo gitu, kalo emang kita masih sering ’urakan’, itu justru cuma menodai solat itu sendiri. Jadi mendingan kita nggak usah solat dong. Tunggu sampai kita sudah merasa ’baik’, baru kita solat. Iya kan?”


”Ya nggak gitu dong mas. Solat itu kan bukan cuma untuk orang baik aja. Tapi untuk semua muslim. Dan kalau solat kita benar, itu akan memperbaiki kelakuan kita. Jadi, pokoknya aku maunya sama orang yang rajin solat. Kalaupun tidak pernah atau jarang solat, paling nggak, kalau aku memang suka sama dia, aku mau bujuk dulu sampai dia jadi lengkap solatnya. Gitu mas.”


”Hmm... jadi gitu...”


”Iya. Dan sekarang, giliran mas dong jawab pertanyaanku tadi, kenapa harus milih yang berjilbab.”


”Lho, kamu kan barusan jawab pertanyaanmu sendiri.”


”Maksudnya???”

...

Minuman Dingin

Sudah dua hari dalam beberapa hari ini gue tarawih di rumah. Penyebabnya adalah pusing yang hanya menyerang setelah berbuka. Yup, sesaat setelah berbuka, gue langsung merasa pusing. Dan setelah diinget-inget, gue merasa pusing setelah banyak minum air dingin.


Hari Sabtu kemarin, gue berbuka di rumah bude. Di sana disediakan berbagai minuman dingin. Nggak enak kalau ditolak (atau nggak enak kalau dibiarin, mubazir, hehe... secara anak kos gitu lho). Akibatnya, sesaat setelah berbuka tiba-tiba gue mulai merasa pusing. Beruntung pusingnya masih bisa ditahan, jadi masih sempet isya dan tarawih di rumah. Abis itu langsung tidur deh.


Dua hari kemudian, gue juga mengalami hal yang sama, bahkan lebih dahsyat. Berbuka di kosan, gue membatalkan puasa dengan es buah dari ibu kos. Setelah solat, gue makan dan minum es jeruk. Tidak lama kemudian, kepala tiba-tiba menjadi pusing. Lebih parah dari hari Sabtu yang lalu. Bahkan untuk memejamkan mata saja masih terasa pusingnya. Akhirnya gue langsung tidur dan baru solat isya jam satuan.


Hmm... baru kali ini gue dikalahkan oleh minuman dingin di saat buka puasa.

Tuesday, September 18, 2007

Mencari Tuhan

Bila mendengar kata mencari, yang muncul di pikiran adalah tentang dua hal yaitu menemukan kembali sesuatu yang hilang atau menemukan sesuatu yang belum pasti keberadaanya.
Mencari Tuhan! Itu adalah salah satu kalimat yang sering digunakan oleh para petualang spiritual. Tapi aku merasa kurang pas dengan istilah itu.


Mencari Tuhan? Memangnya tuhan pernah hilang? Tuhan itu maha besar. Dia yang menciptakan ruang dan waktu. Dia tidak mungkin terselip di antara ruang yang Dia ciptakan. Dia tidak mungkin tertinggal oleh waktu yang Dia ciptakan. Rasanya terlalu bodoh untuk mengatakan kalau Tuhan hilang.


Mencari Tuhan? Memangnya tuhan tidak ketahuan keberadaannya? Tuhan ada di mana-mana. Dia ada dalam bumi yang bertasbih. Dia ada dalam langit yang bertahmid. Dia ada dalam semesta yang bertakbir. Dia dekat dengan manusia, lebih dekat daripada aliran darahnya sendiri. Bahkan Dia juga punya ’rumah’ di tanah suci. Keberadaan tuhan terlalu jelas untuk dipertanyakan.


Lalu, untuk apa Dia dicari?

Monday, September 17, 2007

Kerang

Kerang itu masih kusimpan. Kata orang, mutiara yang indah itu terbuat dalam sebuah kerang. Dan aku selalu berharap, kerangku menyimpan sebuah mutiara. Kerang inilah satu-satunya yang berharga yang kupunya Itulah sebabnya, kerang itu masih kusimpan.


Tapi, tidak semua kerang menyimpan mutiara. Begitulah seorang teman berkata. Tidak seharusnya aku terus menyimpan kerang itu. Mutiara hanya akan terlihat berkilau jika dia dikeluarkan dari kerang. Tapi, bagaimana jika ketika kerang itu kubuka, hanya kekosongan yang kutemukan. Aku sudah terlanjur menyukai kerang ini. Mungkin akan lebih baik kalau kubiarkan saja kerang ini tertutup. Biar aku dapat terus berharap, suatu saat mutiara itu akan muncul dari balik kerangku.


Gila! Mungkin itu yang orang pikir tentang aku. Meyimpan kerang tanpa pernah tahu isinya dan hanya berharap. Mereka mungkin benar. Aku harus berani menghadapi kenyataan terburuk, jika kerang itu memang kosong. Sudah seharusnya aku membuka kerang itu. Kalaupun kerang itu kosong, aku harus bisa membuangnya jauh. Karena sebenarnya yang kubutuhkan bukanlah kerang yang menyimpan mutiara. Tapi mutiara itu sendiri, mutiaralah yang kucari selama ini, bukan kerangnya. Tapi, entah kenapa, masih sulit rasanya untuk membuka kerang itu.

Friday, September 14, 2007

Iklan

Di jual*!!! Satu tiket kereta api (no tempat duduk 13B) Argo Muria jurusan Semarang untuk tanggal 12 Oktober. Berangkat dari Gambir pukul 07.00 am.

Kondisi tiket : masih mulus 100% (ya... pernah dipegang-pegang dikit lah)
Alasan dijual : bosen naek kereta, pengen naek pesawat (halah.... gaya lu tu ye... kliatan bo'ong banget ya :p)

*) Syarat dan ketentuan berlaku (halah... gaya banget sih... )

Mimpi

Kulihat bintang di sana, di sana, dan di sana. Bintang-bintang itu bertaburan, temani sang rembulan yang bersinar terang. Bintang-bintang itu berkerlip jadikan langit malam bak lukisan sang maestro. Mata ini pun seakan tak mau lepas memandangnya. Namun, ketika mata ini berkedip, semua musnah. Hanya mendung yang kulihat. Ah... ternyata cuma mimpi.

Thursday, September 13, 2007

Hari Ini Adalah Puasa

Hari ini adalah puasa. Kata-kata ini selayaknya terucap dari seorang muslim di setiap lembaran baru hidupnya. Bukan hanya setelah merasakan nikmatnya kebersamaan sahur. Menuntut ilmu dan bekerja, tidak ada yang berbeda antara hari ini dan hari esok. Setiap hari kita diwajibkan untuk menuntut ilmu. Kita juga diwajibkan untuk mengejar dunia seolah-olah kita hidup di dunia untuk selamanya. Namun dalam setiap aktifitas apapun yang kita lakukan hendaknya kita tetap memegang teguh semangat kejujuran dan kebersamaan dalam berpuasa. Kalau begitu, apa bedanya belajar dan bekerja di hari ramadhan dan di luar hari ramadhan?


Dalam kehidupan sesama, salah dan khilaf menjadi salah satu kodrat yang tak bisa lepas dari manusia. Namun tidak seharusnya rasa dendam tersimpan dalam hati, apalagi sampai mengakar ke relung hati. Kesabaran untuk menjaga hawa nafsu, mengendalikan aura kemarahan dan menanamkan bibit-bibit rasa saling memaafkanlah yang seharusnya menghiasi hati. Kalau begitu, apa bedanya hidup dalam kebersamaan di hari ramadhan dan di luar hari ramadhan?


Ketika bertemu dengan si fakir dan si miskin, entah di jalan, entah di sekitar rumah, entah di mana saja, apa yang kita rasakan. Tentu kita berempati dengan bagaimana perjuangan mereka untuk bertahan hidup. Bekerja demi sesuap nasi dengan perut yang lapar. Kita beruntung, meskipun bekerja di siang hari dengan diliputi kelaparan, kita masih bisa merasakan nikmatnya kenyang di malam hari. Sementara mereka, tidak ada yang menjamin bahwa kelaparan akan terusir oleh datangnya senja. Rasa ingin berbagi dengan sesama tentu akan muncul ke permukaan. Kalau begitu, apa bedanya berbagi di hari ramadhan dan di luar hari ramadhan?


Setiap hari dalam hidup kita, senantiasa diisi dengan ibadah. Tidak ada yang berbeda dengan ibadah kita, entah di bulan ramadhan atau bukan. Semua dilakukan karena Allah semata. Namun, seringkali kita terpesona dengan imbalan yang begitu dahsyat di bulan ramadhan hingga kita begitu giat mengumpulkan pundi-pundi amal. Tidak ada yang salah dengan hal itu. Tapi hendaknya kita juga mengaca pada diri sendiri. Sudah pantaskah kita menerima imbalan atas apa yang yang kita lakukan. Sudah sempurnakah apa yang kita persembahkan padaNya. Seandainya Allah hanya menggunakan keadilanNya, mungkin kita hanya mendapatkan sebutir pasir dari dari alam semesta yang dimilikiNya. Tapi Dia maha penyayang dan pengasih. Segalanya dapat Dia berikan pada hamba-hambaNya meskipun mereka sering mengkhianatiNya. Ramadhan atau bukan, mungkin hanya suasana dan reward yang membedakan. Pada hakikatnya, kapanpun kita menyembahNya, Dialah tujuan kita, bukan mendapatkan pahala, bukan mendapatkan surga, bukan menhindari dosa, bukan menghindari neraka. Kalau begitu, apa bedanya beribadah di hari ramadhan dan di luar ramadhan?


Semua hari adalah milik Allah. Sudah selayaknya, di setiap hari-hari yang diberikan olehNya, dalam setiap permulaannya, kita berucap, ”Hari ini adalah puasa!”



===

Ya Allah, berilah hambaMu kekuatan untuk menjadikan hari-hariMu puasa bagiku.

Wednesday, September 12, 2007

Menjelang Senja

Mentari perlahan memerah. Burung-burung beterbangan, berebut pulang ke rumah. Angin menahan hembusnya, dan kini, hanya mendesah mesra, seraya membelai dedaunan yang baru saja merasakan sejuknya senja. Pepohonan tertunduk khusyuk, meresapi heningnya malam. Suasana yang mengundang rindu. Hening, sunyi, senyap, membuat sisi insani perlahan terkuak, setelah terpendam pikuknya dunia.


Ramadan tlah tiba. Saat yang tepat untuk memulai lembaran baru. Memadamkan amarah yang melingkupi perasaan. Menahan nafsu-nafsu yang menjebak.Menundukkan hati yang ternoda gemerlapnya dunia.Bersembah sujud dalam ukiran dzikir mencari untaian cinta yang hilang, sebagai bekal kembali menuju istanaNya.


Dengan segenap kerendahan dan ketulusan hati, saya mengucapkan mohon maaf lahir bathin. Selamat meningkatkan ibadah di bulan ramadan, semoga apa yang kita persembahkan di bulan ini semakin mendekatkan pada sang Maha Cinta.

Tuesday, September 11, 2007

Kucingnya...

Duh... kucingnya kok makin menggemaskan aja sih. Tapi dasar kucing, seperti kata galuh, suka malu-malu kucing, hehehe...

Monday, September 10, 2007

SOP Membeli Tiket Mudik

Dulu (setelah masuk AHM)
- Gue minta tolong pada kakak di Tegal untuk membeli tiket mudik & balik. Malas mengantri kalo membeli sendiri. Apalagi kalo harus ijin dari pekerjaan.
- Minggu pertama di bulan puasa atau minggu terakhir sebelum puasa, gue balik ke Tegal untuk mengambil tiket yang sudah dibeli kakak di Tegal. Sekalian untuk silaturahmi ke keluarga dan tetangga di Tegal menjelang puasa.
- Hari-H, mudik deh...

Sekarang (mulai hari ini)
- Gue telp ke speed dial-nya Pak Zul untuk pesan tiket. Tinggal bilang kapan, kereta apa, dan berapa banyak. Dia yang nanti ngurusin.
- Kalo dia sudah dapat, tiket akan diantar ke meja kerja. Wah enak... nggak perlu ngantri... praktis...

Komentar Pertama

Jumat kemarin, abis makan siang, gue ketemu dengan teman lama. Komentar pertamanya cukup mengejutkan gue. "Hi Rif, kurusan lo sekarang." What... pikir gue. Komentar pertama yang bilang kaya gitu tuh :p Masa sih, nggak percaya deh, hehe....

Sabtunya, gue, Ronal dan Edi maen ke rumah Ali di sore hari. Kebetulan, di rumah Ali ada timbangan. Akhirnya untuk mengobati rasa penasaran gue, gue coba nimbang di situ. Ternyata turun sembilan kilo dari sewaktu medical chekup pertengahan Juli lalu. Hah??? Bisa turun segitu? Emang gue ngapain aja ya? Perasaan nggak ada aktifitas yang ekstrim deh. Apa gara-gara mikirin kucing itu ya, jadi kurusan gitu, kekeke... Kalo gitu, mikirin terus aja ah, biar turun lagi :D Tapi, masih ada masalah klasik, yaitu masalah distribusinya, hahaha...

Kampung Kita

“Aneh ya kampung kita?”

“Apanya yang aneh?”

“Itu lho, di kampung sebelah, kalo bawa mobil, lewat gang yang bagus itu, kan diminta buat ngasih sumbangan. Ya… sekedar bantuin buat benerin gangnya itu lah.”

“Lho, bukannya di sini juga gitu?”

”Iya sih, tapi kok, di kampung sebelah jalannya makin bagus aja. Di kampung kita? Tunggu aja pas musim hujan nanti. Keliatan nggak, mana jalan mana selokan?”

”O gitu...”

”Trus kalo di kampung sebelah, biasanya standar sumbangannya makin lama tuh makin murah, akhirnya malah gratis. Tapi di kampung ini, makin hari kok makin mahal ya? Dewan Kampungnya pada kemana ya?”

”Masa sih?”

”Lho, emang bapak nggak tahu? Bukannya bapak sering pake mobil lewat gang itu juga?”

”Iya, tapi kalo petugasnya ngeliat stiker mobil saya, dia langsung mempersilakan saya lewat. Jadi mana saya tahu soal tarif-menarif sumbangan itu?”

”Wah... asik ya. Emang ada stiker apa di mobil bapak?”

”Itu lho, stiker 'Aku Anggota Dewan Kampung'.”

”Oalah... dasar kampret! Pantesan adem ayem. Dasar wong ora nduwe udel!”

Friday, September 07, 2007

Amigos 12

Pernah mendengar Ocean 12? Pasti pernah kan? Yup, itu adalah judul film tentang sekelompok orang yang memiliki misi di tiap filmnya (11-13). Misinya adalah mencuri sesuatu.

Tapi... pernahkah mendengar Amigos 12? Pasti belum! Karena adegannya baru di buat kemarin. Tapi sayang, adegan itu bukan untuk publik. Penasaran dengan ceritanya? Ini gue ceritain.

===

Alkisah pada suatu siang, menjelang saat makan siang, sekelompok anggota tim bingung membicarakan mau makan dimana. Sebagian memutuskan untuk makan di kantin. Sementara yang lain, sibuk membicarakan hal yang tak berujung. Akhirnya, diputuskan untuk makan di Pak Ugi, Kelapa Gading. Seorang anggota tim mengajak gue untuk ikutan. "Emang masih cukup mobilnya?" tanya gue, kata dia sih masih bisa. Gue liat-liat, orangnya emang sekitar delapan. Dengan mobil Panther, pasti cukup lah.

Akhirnya para anggota tim yang turun ke bawah untuk menunggu si Panther di depan lift gedung belakang. Tapi... ternyata yang ikutan turun ada dua belas orang. Hah!?!? Ketika si Panther datang, para anggota tim mulai ragu. "Mana cukup dua belas orang dengan satu Panther?" Mungkin begitulah pikiran yang lain. Tapi... akhirnya empat orang langsung ke belakang. Dengan asumsi di depan muat untuk dua orang, berarti masih tersisa enam orang untuk di bagian tengah. Hmm... hayo gimana ngaturnya. Akhirnya satu orang ke belakang dan lima orang sisanya duduk di bagian tengah. Silakan bayangkan sendiri gimana posisinya, hehehe...

Di tengah perjalanan, seperti biasa, masih ada diskusi mengenai tujuan. Setelah muncul dua opsi, Pak Ugi dan Amigos, diputuskan untuk ke Amigos karena lebih banyak variasi makanan (jadilah tim ini dinamakan Amigos 12, hehehe...). Di Amigos, Amigos 12 terpisah menjadi dua bagian. Satu ke Sriwijaya, satunya lagi ke mana sih?

Saat-saat kembali ke kantor juga tidak kalah menarik. Si empunya Panther mampir di tempat isi nitrogen. Wah, kasian si Panther, overload banget, haha... Normalnya, ban belakang diisi dengan 33. Tapi sewaktu mengisi, si abang pengisi bingung karena bannya tidak kunjung menormal. Dia pun bertanya pada si empunya Panther,
"Emang di mobil ada berapa orang mas?"
"Dua belas..." jawab si empunya sambil tersipu malu. Abangnya cuma nyengir aja, hehe...
Akhirnya sama abangnya ditambahin lagi jadi 35. Ketika si Panther meninggalkan tempat, si abang mengantarkan kami dengan senyuman. Entah, senyuman macam apa itu...

===
Amigos 12 members:
Febri, si empunya Panther
Sulkhan
Nyanyo
Widodo
Iman
Wahyu
Ayip
Duta
Esti
Helva
Ninid
Siska

Next time project: Amigos 13, menjelang puasa... hahaha...

Thursday, September 06, 2007

40 M

Belakangan ini muncul gosip kalo di gedung sono ada yang mau direnovasi. Biayanya? Nggak tanggung-tanggung, 40 M bo!
Umm... kalo dibeliin minyak tanah dapet berapa liter ya?
Kalo dijadiin meja, kursi, ruang kelas, jadi berapa banyak ya?
Kalo buat training kewirausahaan untuk para pengangguran bisa berapa orang ya?
Kalo dibeliin sembako bisa buat berapa keluarga miskin ya?
Kalo dibuatin rumah susun murah (apalagi gretong) untuk yang serig digusur bisa berapa tingkat ya?
Kalo dibeliin motor dapat berapa unit ya?
Kalo buat gue mau gue beliin apa aja ya? Jalan-jalan? Naik haji? Rumah? Mobil? Sekolah gratis? Rumah sakit gratis? Masjid gratis? Lho??? Ada usulan lain?

Wednesday, September 05, 2007

Menjelang Puasa

Kurang dari dua minggu lagi, kita sudah memasuki bulan puasa. Beberapa rencana dan rutinitas pun siap menghiasi hari-hari.

Cari tiket mudik sebelum puasa. Itu hal wajib yang nggak boleh terlupakan. Biasanya gue mudik H-2. Berarti, sebulan sebelumnya (mungkin tanggal 11 atau 12 nanti), gue harus berjibaku untuk mendapatkan selembar tiket kereta. Males deh... Ada yang mau dititipin nggak?

Tahun kemarin, setelah ada motor, gue jadi rutin tarawih di Istiqlal. Entah kenapa, kalo solat di situ nuansanya beda aja. Mungkin karena jumlah jamaah yang luar biasa banyaknya. Sehingga bisa merasakan kebersamaan dalam meraih CintaNya (taela... bahasanya :p). Sebelumnya, biasanya gue cuma tarawih di musola atau masjid yang jamaahnya tidak sedahsyat Istiqlal. Gimana kalo solat di Masjidil Haram ya? Ih, jadi pengen deh. Kapan ya bisa silaturahim ke rumahNya? Mengenai buka puasa, di Istiqlal juga disediakan buka bersama dengan sebungkus nasi dan air minum. Kalaupun ingin menyegerakan maghrib, bisa sekedar buka dengan air dan kurma yang disediakan pengurus masjid. Selanjutnya, bisa 'makan besar' setelah solat maghrib di sekitar Istiqlal. Di bulan puasa, banyak penjual makanan menjelang buka puasa hingga sebelum sahur di komplek Istiqlal. Tapi... dengan deadline proyek yang ketat, sepertinya agak diragukan kalo gue bisa rutin tarawih di Istiqlal. Umm... kalo qiyamullail dan subuh di Istiqlal kaya apa ya (ya sama lah, qiyamul lail pasti malam hari dan subuh pasti dua rokaat :p) Ada yang mau gabung???

Rutinitas yang agak merepotkan di bulan puasa adalah... apa hayo... Sahur? Betul sekali... Ya, secara gue masih ngekos dan nggak ada fasilitas makan pagi. Jadi selain bangun pagi, gue juga harus bergerilya mencari warteg atau warung-warung yang lain (itupun kalo bisa bangun paginya). Hmm... coba ada yang bangunin dan masakin (wah... jangan ngasih saran yang nggak-nggak ya :p).

Tuesday, September 04, 2007

Kucing Manis

Pertama kulihat kucing itu, tampak biasa saja. Tapi, entah kenapa, lambat laun, kucing itu tampak semakin menarik. Manis dan lucu. Hingga aku menyebutnya, si manis. Semakin lama melihatnya, rasa ingin memiliki itu semakin menggebu. Hasrat untuk mendekatpun mulai muncul. Apalagi dia begitu menggoda, dengan tingkah polahnya yang lucu.

Tapi, entah kenapa, ketika aku mencoba untuk mendekat, dia perlahan menjauh. Aku bingung. Berkali mencoba, aku mendapatkan respon yang sama. Apa maunya? Aku tak tahu. Bayangnya terus menaungi anganku. Hingga kuputuskan untuk membuangnya jauh. Namun, layaknya kucing, dia menemukan jalannya kembali. Dan kembali menghantuiku. Laksana malaikat yang menghukumku dengan tamparan sayap-sayap kerinduan. Perih. Namun begitu indah. Mungkinkah dia tercipta hanya untuk kurindukan, bukan kumiliki? Atau aku yang tak pantas untuk memilikinya.

Sepanjang angan melayang, selaksa rasa merindu, kubiarkan saja si manis bergelayut dalam jaring-jaring pikirku. Mungkin dengan hadirnya kucing-kucing lain, aku bisa membatasi alam sadarku dari noda-noda masa laluku dengan si manis. Tapi ternyata aku salah. Dia selalu kembali, menjebol benteng-benteng alam sadarku, dan memporak-porandakan serpihan-serpihan rasa yang baru kubangun dengan segenap sisa kekuatanku. Akupun pasrah. Kubiarkan kembali si manis menguasai hamparan asaku. Dan aku hanya bisa melihatnya, tersenyum, kepadaku. Aku hanya bisa merasakan...

Monday, September 03, 2007

Es Dalam Lemari Es

"Menimbun dan menyimpan rapi masalah dalam hati laksana menyimpan es dalam sebuah lemari es. Ketika membuka lemari es, kita akan selalu berjumpa kembali dengan es tersebut."

===
Diambil dan diedit dari buku Cassandra

Batal ke Puncak

Beberapa hari yang lalu, gue memposting sebuah rencana jalan-jalan ke Puncak. Tapi kemarin, ketika gue menghadiri pernikahan sepupu gue, muncul undangan untuk arisan dan perayaan ulang tahun sepupu gue di Bintaro. Alamat deh gagal rencananya. Soalnya gue pikir sekalian juga untuk silaturahmi sebelum puasa. Jadi, gue batalin rencana ke puncak dan memilih datang ke Bintaro minggu ini.