Siang ini terasa begitu panas. Apalagi daerah tempat tinggalku memang termasuk daerah yang panas. Minggu siang seperti ini biasanya aku tidak ada di kos. Aku lebih memilih pergi. Entah sekedar main dan bermalam di rumah teman atau bersilaturahmi ke rumah salah satu saudara yang tinggal di Jakarta. Tapi minggu ini berbeda. Sabtu kemarin aku diminta masuk kantor. Aku pikir, mungkin ini saat yang tepat untuk tune-up kamarku. Sudah beberapa bulan kamarku tidak mendapatkan "perawatan rutin" sehingga mulai tampak kurang nyaman. Apalagi sekarang di kamarku bertambah dua perabot listrik yang cukup memakan tempat, Dispenser dan TV 21".
Setelah pagi ini membersihkan kamar, aku baru bisa beristirahat menjelang naiknya mentari tepat di atas ubun-ubun. Aku hanya tiduran ditemani angin-angin yang berlarian seakan berlomba untuk keluar dari putaran kipas angin di pojok kamar. TV yang kunyalakan menyajikan berita-berita selebritis yang membosankan. Tapi entah kenapa aku tidak berniat untuk mengganti channel-nya. Daripada mati kebosanan, aku akhirnya memutuskan untuk keluar setelah duhur. Aku ingat, kemarin ketika ngebrowse di kantor, aku sempat melihat film-film yang diputar di bioskop. Salah satu film yang cukup menarik adalah Da Vinci Code yang diputar di Sunter 21. Dan akupun akhirnya memutuskan untuk menonton film tersebut yang diputar jam 2.00.
***
Tempat pertama yang aku tuju di mall Sunter adalah ATM center karena uang dalam dompet sudah menipis. Tempat berikut yang aku tuju adalah bioskop untuk membeli tiket terlebih dahulu. Aku membeli tiket terlebih dahulu meskipun film baru dimulai satu setengah jam lagi. Aku takut kehabisan tiket karena film ini termasuk dalam jajaran film box office yang tiketnya seringkali sold out sebelum film dimulai.
Setelah mendapatkan tiket, aku bergegas ke supermarket Hero yang terletak di depan pintu masuk lantai 1. Di tempat minuman dingin, aku melihat-lihat sambil mempertimbangkan minuman apa yang akan aku ambil. Ketika aku mengulurkan tangan untuk mengambil satu botol (benar-benar tinggal satu) teh hijau, seorang perempuan sebaya yang kebetulan juga sedang berniat membeli minuman dingin juga melakukan hal yang sama. Kami pun saling menoleh dan terdiam. Dalam kebisuan itu, aku menarik tanganku
"Silakan"
"Yah... tinggal satu. Jadi nggak enak nih. Udah buat mas aja. Mas kan duluan." Tawar perempuan itu.
"Nggak papa kok. Aku yang ini aja." Kataku sambil mengambil minuman yang lain." Padahal dalam hati ingin sekali menikmati minuman itu. Tapi biarlah mengalah demi seorang perempuan. Akupun kemudian mencari snack untuk teman menonton nanti.
Jam masih menunjukkan pukul 1.15 yang berarti aku masih harus menunggu kurang lebih tiga perempat jam lagi untuk menyaksikan film tersebut. Daripada hanya duduk menunggu di lobi bioskop, aku pikir lebih baik ke gramedia dulu yang terletak di lantai 2. Di sana, iseng-iseng aku menuju ke tempat buku-buku sastra untuk membaca buku-buku Gibran. Ketika sampai di tempat yang kumaksud, aku melihat sesosok perempuan yang sepertinya pernah aku lihat sedang membaca salah satu buku Gibran juga. Tidak salah lagi, ternyata dia adalah peprempuan yang tanpa sengaja tadi kutemui di supermarket. Aku mengambil posisi berdiri di sebelahnya. Aku mengambil salah satu buku Gibran dan membacanya. Dan kami pun sama-sama menyelami tulisan-tulisan gibran ditemani tembang "Kenangan Terindah" yang terdengar di seluruh ruang baca itu.
Saat dia meletakkan kembali buku yang telah dia baca, bukunya menyenggol setumpukan buku yang tampak berdiri dengan rapuhnya. Beberapa bukupun terjatuh. Melihat itu, secara reflek aku langsung membantu mengambil buku-buku yang berjatuhan di dekat kakiku.
"Maaf ya mas. Jadi ngerepotin... lagi" katanya sambil tersenyum dengan penekanan pada kata lagi yang berbeda seolah-olah memang menekankan bahwa dalam waktu yang cukup singkat dia telah melakukan hal yang sama dua kali, minta maaf.
"Nggak papa kok, cuma ngangkat buku segini aja. Kalo bukunya satu dus sih... mikir-mikir juga" candaku.
"Iya nih, dua kali ketemu aku selalu bikin repot aja ya. Tapi tenang aja, keluar dari gramed ini, aku nggak bakalan 'nggangu' kamu lagi deh." Katanya meyakinkan aku.
"Emang mau kemana abis ini?" tanyaku penasaran.
"Mau nonton Da Vinci Code." Jawabannya membuatku tersenyum.
"Oya, by the way yakin nih nggak bakal ganggu aku lagi?" godaku lagi
"Ya iyalah... Tapi tunggu... jangan-jangan... kamu mau nonton film itu juga ya?" selidiknya untuk memastikan dugaannya. Dan aku pun hanya mengangguk. "Hahaha... bioskop begitu luas, masa sih..." lanjutnya, dan kami pun tertawa kecil...
***
Hp menunjukkan pukul 13.55. Kami berdua sedang berada di depan pintu masuk bioskop untuk antri masuk. Setelah memberikan dua tiket, kami mencari tempat duduk seperti yang tertera dalam tiket, F1 dan F2, tepat di pinggir.
"Aku bener-bener nggak ngerti deh." Katanya sambil berjalan menuju ke kursi tujuan. "Pertama, kita menyukai minuman yang sama. Kemudian kita menyukai buku yang sama juga, buku-buku sastra karangan Gibran. Kita sama-sama penasaran dengan movie dari buku yang pernah kita baca, Da Vinci Code. Dan terakhir, kita juga sama-sama menyukai tempat duduk yang paling pojok untuk nonton di bioskop. Tapi kali ini aku kurang beruntung. Ketika memesan tiket, semua tempat duduk yang terletak di pojok semuanya habis. Akhirnya aku hanya dapat tiket di 'sebelah pojok'. And now, untuk ketiga kalinya, dalam pertemuan pertama kita, aku harus ngerepotin kamu karena 'mengkudeta kursi pojokmu'."
"Hahaha... thats life." Jawabku sambil tertawa. Dunia begitu sempit untuk orang-orang yang memiliki kesamaan meskipun berada di tengah-tengah lautan perbedaan.
***
"OK, sampai ketemu lagi. Thanks for everything. See you next time." Katanya sambil melambaikan tanggannya.
"OK, nice to know you. See you... when I see you." jawabku.
Dan kakinya pun mulai melangkah, menjauh, dan menghilang dari pandangan mata. Inilah akhir dari pertemuan kami. Cukup lama kami berseda gurau. Membicarakan hobi, film, buku dan banyak lagi. Tapi, sampai perpisahan itu, aku belum tahu namanya. Aku hanya tahu dia tinggal di daerah Salemba. Yang aku tahu dan aku ingat tentang dia, hanya wajahnya, dan tentu saja, senyum dan canda tawanya.
***
Pagi ini, seperti pagi biasanya, sebelum jam kantor, aku melalang buana menyelami dunia maya. Blogging! Itulah salah satu aktifitas favoritku di pagi hari di tempat kerja. Aku membaca blog teman-teman dan iseng aku buka juga link-link yang ada di blog tersebut. Sebagian besar memang aku tidak mengenal si empunya blog. Aku hanya sekedar membaca-baca. Hingga ketika aku membuka salah satu blog, aku seperti melihat foto yang tampak tidak asing lagi buatku. "Princess Sophie" gumamku. Setelah pertemuan di sunter itu, aku menyebut perempuan itu "Princess Sophie", seperti tokoh dalam Da Vinci Code. Tertera jelas yahoo id dia tuliskan di profilenya. Entah kenapa, aku ragu untuk menambahkan yahoo id-nya di dalam list yahoo meessanger-ku. Aku tak tahu apa yang membuatku ragu. Padahal ini hanya sekedar menambah list ym, hanya menambah teman. Tapi yang aku tahu pasti. Jika aku melakukannya, cerita yang terhenti setelah Da Vinci Code, akan terbangun kembali. Inikah kode-kode alam yang harus kupecahkan? Oh my God, help me.
Dalam keraguan itu, akhirnya aku menambahkan ym id-nya.
I believe, the story will go on...
*The End*
Serendipity! Mungkin kata itu cukup mewakili kisah di atas. Kata tersebut adalah salah satu judul film yang pernah saya tonton. Ceritanya tentang orang yang percaya dengan takdir. Ceritanya mirip kisah di atas. Pertemuan tanpa nama, tanpa petunjuk. Satu-satunya petunjuk yang ada dalam kisah Serendipity tersebut adalah nomor telp si cewe yang dituliskan dalam buku. Buku tersebut kemudian di jual. Jika kedua orang tersebut memang berjodoh, si cowo pasti akan menemukan buku itu dan kemudian, the story goes on... Cukup mirip kan dengan kisah di atas? Bedanya, cerita itu tidak ditimbulkan oleh nomor telp, tapi oleh ym id.
Percaya atau tidak, kisah-kisah serendipity memang ada. Umumnya itu berawal dari obrolan. Seorang teman juga pernah curhat dengan saya, sebut saja May. Kisahnya berawal ketika May ngobrol dengan seorang penumpang di bis yang duduk bersebelahan, sebut saja Febri. Mereka ngobrol begitu asiknya. Mereka sempat berkenalan. Tapi setelah keluar dari bis, mereka tidak pernah lagi berhubungan. May merasa aneh, dia seperti ingin bertemu dengan Febri. Tapi dia tidak memiliki petunjuk apapun untuk menemukannya.
Suatu hari, May membuka buku wisuda milik temannya. Ketika dia membuka salah satu halaman, dia melihat salah satu foto yang tidak asing buatnya, Febri. Diapun menanyakan tentang orang tersebut pada temannya. Dan menurut temannya, ternyata Febri teman kuliah dan teman SMUnya. Wow! Dunia begitu sempit. Akhirnya May memiliki petunjuk yang sangat jelas tentang Febri. Telp, email, atau petunjuk-petunjuk lainnya pasti dapat membawanya ke cowo yang dicarinya itu. Tapi, seperti kisah di atas, May juga ragu untuk menghubunginya. Di satu sisi dia menginginkan pertemuan itu kembali, tapi di sisi lain dia ragu untuk melakukannya.
Entah apa sebabnya? Kejadian-kejadian yang kita alami seringkali memunculkan kode-kode yang membuat kita ragu untuk memutuskan. Kalau boleh saya sebut dan saya lisensikan, ini adalah A Rifi Code. Kode-kode yang pertama kali saya paparkan dalam blog ini. Contoh lain dari A Rifi Code ini adalah 14 Agustus seperti dalam kisah "14 Agustus".
Believe it or not, its up to you...
Thursday, June 29, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
5 comments:
hahaha...pas baca ini kynya deja vu deey:)
nice story lowh...hontou ni,beneran:)
i guess the whole of the universe isn't plain to see...
wuih... nice sekali storynya kaya skenario di tipi2
jadi... sebenernya itu cuplikan skenario kaya yang di tipi-tipi ato gimana ya?
~betapa indahnya blog
~realita dan khayalan menjadi kabur
~where is the truth? the truth is out there :p
This is very interesting site... Know medication valtrex Casino ship cancun mexico Scrabble for macintosh running shoes full metal alchemist pocket watch Isobuy xenical 502510 auto insurance Ratings of air purifiers nuetral source Copying sacred gold pc game South florida bextra lawyer Cell phone flashing accessories Discount cialis no md visit
Enjoyed a lot! Roulette offline Whirlpool 20 8cuft top mount refrigerator 20 rebate Effexor and restless leg syndrome http://www.kitchens-2.info/Free-kitchen-cabinet-building-plans.html Zyban sperm health metro mitsubishi Buy instantly car insurance new jersey
Post a Comment