Showing posts with label Moody. Show all posts
Showing posts with label Moody. Show all posts

Sunday, November 25, 2007

Keindahan Malam

Malam ini begitu indah. Bintang kecil yang telah lama kutunggu perlahan menampakkan dirinya. Sinar lentiknya menghiasi langit-langit malam. Entah kekuatan apa yang membuatnya memberanikan diri untuk bersanding dalam hamparan angkasa. Atau, luluhkah dia dengan wajah-wajah kesepian yang berbalut lelah menantinya. Entahlah.

Langit terasa begitu cerah. Secerah sinar purnama yang menaungi bumi ini. Anginpun mendesahkan hembusan kelembutan dan kemesraan, seraya membelai jiwa-jiwa lemah yang ingin meronta. Mungkinkah yang kurasa saat ini? Entahlah.Yang kutahu, aku hanya ingin menikmati malam ini. Andai sang waktu bisa kuhentikan, biar kurasakan keindahan malam ini. Sekarang... dan selamanya... bersama bintang kecilku

===
Bisakah aku singgah di hatimu
Berharap sebentuk tempat yang tulus
Sesuatu yang kupercaya
Ada tersimpan di sana

Terlalu lama aku harus terdiam
Atau mungkin ku tak percaya sungguh
Akan kesempatan dan kemungkinan
Yang terjadi nanti

Karena kuyakin ada pintu terbuka
Di antara hatimu dan hatiku

Its been years since we ve met
And days had gone by
Now its time to make up my mind
And I hope that we can make it to the end

Bila firasat ini memang benar
memilikimu adalah maksud
dari sebuah rencana besar
merubah hidupku

Jika aku harus berhitung benar
akan kemungkinan yang bisa ada

Bila kubisa memilikimu bahagialah aku

Perkenankan aku singgah di hatimu
Berharap sebentuk tempat yang tulus
Sesuatu yang kupercaya ada tersimpan di sana


*Padi - Rencana Besar*

Monday, October 22, 2007

Mawar Berduri

Mawar yang kutunggu tak pernah tumbuh. Dia takut akan durinya. Duri yang bisa melukai orang yang menikmatinya. Tapi entah dia sadari atau tidak, ketiadaannya justru menimbulkan sepi yang menyayat hati.

Duhai mawarku, jangan pernah takut untuk bersemi. Wangi dan indahmu akan obati semua luka dari durimu. Seandainya air mata ini bisa membuatmu bangkit, akan kuteteskan air mata ini sebelum cahaya membangunkanmu, hingga kau berseri. Hiasilah taman ini dengan rona merahmu. Dan biarkan kunikmati indahnya membelai, mencium, dan mendekapmu...

===

malam ini kusendiri
tak ada yang menemani
seperti malam-malam
yang sudah-sudah

hati ini selalu sepi
tak ada yang menghiasi
seperti cinta ini
yang selalu pupus

tuhan kirimkanlah aku
kekasih yang baik hati
yang mencintai aku
apa adanya

mawar ini semakin layu
tak ada yang memiliki
seperti aku ini
semakin pupus

tuhan kirimkanlah aku
kekasih yang baik hati
yang mencintai aku
apa adanya

*The Rock - Munajat Cinta*

Tuesday, October 02, 2007

Tantangan

Sekitar seminggu atau dua minggu sebelum lebaran, aku punya sebuah kebiasaan yang biasa aku lakukan ketika aku masih SMP-SMA. Kebiasaan itu adalah beres-beres rumah. Aku sering kebagian untuk nambal dan ngecet tembok. Bayangin aja bo! Masih seumur gitu sudah diberi kepercayaan untuk melakukan hal-hal yang luar biasa (menurutku pada saat itu). Padahal, hasilnya mungkin cukup jauh dari memuaskan, hehe... Tapi dengan bimbingan ibu dan proses pembelajaran -melihat tukang-tukang bangunan yang sedang bekerja-, kian hari hasil kerjaku makin membaik (meskipun masih tetap jauh dari memuaskan, hehe...)

Dulu mungkin aku termasuk seorang anak yang suka penasaran. Bahkan ketika melihat tembok-tembok sudah mulai agak rusak atau catnya mulai kusam, aku juga penasaran ingin membuat tembok itu menjadi mengkilap kembali. Hingga akhirnya, ibu memberiku sebuah tantangan untuk menumpaskan rasa penasaranku itu. Dan akupun senang sekali dengan tantangan baru itu.

Sebuah tantangan. Sadar atau tidak sadar, itulah yang sering ibu berikan padaku untuk menempa diriku. Ibu sering memberikan tantangan untuk mengobati rasa penasaranku yang pada awalnya hanya sebuah mimpi buatku. Salah satu tantangan yang paling seru adalah ketika di depanku ada sebuah persimpangan. Diam atau hijrah ke Jakarta. Meskipun pada saat itu, hijrah ke Jakarta hanya sebuah mimpi buatku, namun dengan doa dan dukungan keluarga, akhirnya aku mengambil tantangan untuk mencoba menaklukan rimba Jakarta. Dengan tantangan-tantangan itulah aku bisa lebih merasakan hidup menjadi lebih hidup.

Mungkin sudah saatnya sekarang aku membuat tantangan-tantangan sendiri. Tantangan yang sekarang mungkin hanya sebuah mimpi buatku. Menyelami lautan untuk mencari mutiaraku yang hilang dalam sebuah kerang. Atau membelah awan malam supaya bintang kecilku dapat kembali bersinar indah.

Monday, October 01, 2007

Insomnia

Tadi malam aku keasikan maen Football Manager. Nggak sadar, ternyata jam sudah menunjukkan pukul 00.00. Akhirnya aku coba untuk memejamkan mata. Takut nggak bisa bangun sahur, sebelum tidur, aku menyempatkan diri mengirim sms permohonan untuk membangunkan sahur ke dua sobat langganan, hehehe...

Tapi... ternyata mata nggak mau terpejam. Pengen telpon seseorang, tapi nggak mungkin. Pasti sudah tidur. Akhirnya aku nyalain lagi tv, nonton film ataupun highlight sepakbola. Hmm... bosen nonton TV, aku kembali membuka salah satu memori yang tersimpan dalam sebuah file berekstensi .dat. Di akhir memori itu, terdapat sesosok yang tadi ingin aku telp, yang ingin aku lihat lagi wajahnya, yang selama ini masih bergelayutan dalam jaring-jaring benakku. Dan khayal pun kembali terbang, berharap dapat menjemputnya di alam mimpinya. Argh... aku kan kan belum tidur, gimana bisa terbang ke alam mimpi. Dan malam itupun menjadi dipenuhi sepi meskipun suara tv dan mp3 dari notebook menggema di ruangan itu. Dan sekali lagi, aku teraniaya sunyi oleh sebuah keramaian malam.

===

seandainya kau tau
betapa
ku sangat inginkan dirimu
seandainya kau tau
apa yang
ada di dalam isi hatiku


akankah bisa ku nyatakan
rasa cinta dalam hatiku
dan apakah bisa ku nyatakan
bahwa kaulah yang terindah
untukku…


masih disini menantimu
berharap kau akan memikirkanku
masih disini menunggumu
menanti jawaban atas cintaku


masih disini menantimu
berharap cinta kita kan bersatu
masih disini menunggumu
menanti dirimu kembali
untuk ku…


*Ungu-Disini Untukmu*

===

~ kok jadi kaya blognya ali sih? hahaha...

Monday, September 17, 2007

Kerang

Kerang itu masih kusimpan. Kata orang, mutiara yang indah itu terbuat dalam sebuah kerang. Dan aku selalu berharap, kerangku menyimpan sebuah mutiara. Kerang inilah satu-satunya yang berharga yang kupunya Itulah sebabnya, kerang itu masih kusimpan.


Tapi, tidak semua kerang menyimpan mutiara. Begitulah seorang teman berkata. Tidak seharusnya aku terus menyimpan kerang itu. Mutiara hanya akan terlihat berkilau jika dia dikeluarkan dari kerang. Tapi, bagaimana jika ketika kerang itu kubuka, hanya kekosongan yang kutemukan. Aku sudah terlanjur menyukai kerang ini. Mungkin akan lebih baik kalau kubiarkan saja kerang ini tertutup. Biar aku dapat terus berharap, suatu saat mutiara itu akan muncul dari balik kerangku.


Gila! Mungkin itu yang orang pikir tentang aku. Meyimpan kerang tanpa pernah tahu isinya dan hanya berharap. Mereka mungkin benar. Aku harus berani menghadapi kenyataan terburuk, jika kerang itu memang kosong. Sudah seharusnya aku membuka kerang itu. Kalaupun kerang itu kosong, aku harus bisa membuangnya jauh. Karena sebenarnya yang kubutuhkan bukanlah kerang yang menyimpan mutiara. Tapi mutiara itu sendiri, mutiaralah yang kucari selama ini, bukan kerangnya. Tapi, entah kenapa, masih sulit rasanya untuk membuka kerang itu.

Friday, September 14, 2007

Mimpi

Kulihat bintang di sana, di sana, dan di sana. Bintang-bintang itu bertaburan, temani sang rembulan yang bersinar terang. Bintang-bintang itu berkerlip jadikan langit malam bak lukisan sang maestro. Mata ini pun seakan tak mau lepas memandangnya. Namun, ketika mata ini berkedip, semua musnah. Hanya mendung yang kulihat. Ah... ternyata cuma mimpi.

Tuesday, September 11, 2007

Kucingnya...

Duh... kucingnya kok makin menggemaskan aja sih. Tapi dasar kucing, seperti kata galuh, suka malu-malu kucing, hehehe...

Tuesday, September 04, 2007

Kucing Manis

Pertama kulihat kucing itu, tampak biasa saja. Tapi, entah kenapa, lambat laun, kucing itu tampak semakin menarik. Manis dan lucu. Hingga aku menyebutnya, si manis. Semakin lama melihatnya, rasa ingin memiliki itu semakin menggebu. Hasrat untuk mendekatpun mulai muncul. Apalagi dia begitu menggoda, dengan tingkah polahnya yang lucu.

Tapi, entah kenapa, ketika aku mencoba untuk mendekat, dia perlahan menjauh. Aku bingung. Berkali mencoba, aku mendapatkan respon yang sama. Apa maunya? Aku tak tahu. Bayangnya terus menaungi anganku. Hingga kuputuskan untuk membuangnya jauh. Namun, layaknya kucing, dia menemukan jalannya kembali. Dan kembali menghantuiku. Laksana malaikat yang menghukumku dengan tamparan sayap-sayap kerinduan. Perih. Namun begitu indah. Mungkinkah dia tercipta hanya untuk kurindukan, bukan kumiliki? Atau aku yang tak pantas untuk memilikinya.

Sepanjang angan melayang, selaksa rasa merindu, kubiarkan saja si manis bergelayut dalam jaring-jaring pikirku. Mungkin dengan hadirnya kucing-kucing lain, aku bisa membatasi alam sadarku dari noda-noda masa laluku dengan si manis. Tapi ternyata aku salah. Dia selalu kembali, menjebol benteng-benteng alam sadarku, dan memporak-porandakan serpihan-serpihan rasa yang baru kubangun dengan segenap sisa kekuatanku. Akupun pasrah. Kubiarkan kembali si manis menguasai hamparan asaku. Dan aku hanya bisa melihatnya, tersenyum, kepadaku. Aku hanya bisa merasakan...

Tuesday, August 28, 2007

Bintang Kecilku

Purnama-purnama tlah berlalu
Ku masih di sini
Menanti bintang kecilku yang meredup

Kembalilah bintang kecilku
Bersinarlah bintang kecilku
Hadirmu obati rinduku
Terangi malam-malamku

Cobalah kau mengerti
Mengapa kudisini
Cobalah kau pahami
Mengapa kumenanti

Setulusnya aku
Ingin menggapaimu
Mendekap erat cahyamu
Hingga tiada malam menjemput

Sabit-sabit tlah mengembang
Meski kutahu
Gelap kulihat
Dingin kurasa
Sunyi kudengar
Kumasih disini, menanti, dan bermimpi
Kau hadir dan membelai malamku

Wahai peri malamku
Bangkitkan jiwaku
Jika bintang kecilku
Bukan lagi milikku

Tuesday, August 21, 2007

Ilusi

Apakah kau seperti fatamorgana
yang menghampar asa
dan fana dalam perjumpaan

Ataukah kau seperti kabut
yang menghijab pelita
dan membutakan

Atau....
mungkin kau hanya ilusi
tapi terasa begitu nyata
senyata rindu di ruang hati

Wednesday, August 01, 2007

Menghajar Fantasi

Entah kenapa hari ini hasrat untuk menghajar fantasi begitu dahsyat. Mungkin karena fantasi-fantasi itu begitu telaten menggodaku. Fantasi-fantasi itu terus menantangku untuk melakukan sesuatu yang dia tahu aku tidak mampu. Lambat laun, tantangan-tantangan itu mengikis habis benteng kesabaranku hingga kuingin menghajar fantasi-fantasi itu. Ya! Menghajar fantasi! Tapi aku tak tahu bagaimana melakukannnya.