Monday, December 18, 2006

Tour de Depok

Hari minggu kemarin, gw punya acara Tour de Depok. Acara ini adalah acara berkeliling Depok dan sekitarnya.

Acara dimulai pukul 8 dari kosan. Tujuan pertama ada gang Material, tempat gw ngekos selama sekitar 3 tahun lebih. Di sana gue hanya bertemu dengan dua orang penghuni Material 21, Obing dan Anggi. Di kos Anggi gue sudah melihat undangan yang mau dia sebar. Tidak lama lagi dia memang akan menikah. Acaranya di Malang dan di Tegal. Setelah mengunjungi Material 21, gue berniat untuk mengunjungi sepupu gue yang di Jatijajar, Depok. Tapi berhubung sepupu lagi nggak balik (dia kerja di Kalimantan), yang ada hanya istrinya. Gue hanya menelpon saja. Niat untuk bersilaturahim pun gue tunda. Mungkin natal atau tahun baru, dia ada di rumah. Tapi masalahnya, natal gue di Tegal (rencananya) dan taun baru gue di kantor (hiks...).

Selain gagal berkunjung ke Jatijajar, tempat yang kecil kemungkinan didatangi adalah kosan Lay. tapi di alagi di Lampung dan Abiep juga lagi di rumah. Paling-paling ada Nura dan Manto. Itupun kalo Nura nggak keluar dan Manto di situ. Kalo nggak? Praktis kosan tersebut sepi total. Akhirnya rumah berikutnya yang menjadi target Tour de Depok adalah rumah teman di Pd Labu. Tapi tidak ada balasan sms yang gue kirim sebagai 'ajuan' terlebih dahulu. Akhirnya, gue pun memutuskan rencana sore hari diajukan menjadi siang hari. Sepulang dari Material, gue langsung cabut ke Blok M buat nonton Eragon dan De Javu.

Ada kejadian yang cukup mengagetkan waktu solat asar di Blok M Mall. Sepatu gue tau-tau raib dari depan mushola. Gue langsung panik. Panik karena kehilangan dan panik karena gue nggak tau harus pake apa buat kembali ke bioskop dan pulangnya nanti. Akhirnya gue tanya dulu ke penjaga di situ. Ternyata penjaga itu telah 'mengamankan' sepatu gue. Hmm... selamet... ternyata... Lain kali bilang-bilang ya bang kalo mau mengamankan barang orang. Gue kan jadi panik.

Dua film sudah gue tonton. Jam 12.45 dan 16.00. Sebenernya gue masih pengen lanjut buat meneruskan Tour de Depok (kalo dah gitu sih namanya dah ganti jadi Tour de Twenty One ya :p). Tapi berhubung nggak ada film lagi yang pengen gue tonton, akhirnya gue mengakhir tour setelah solat maghrib dulu. Tour pun diakhiri dengan rintik hujan di tengah perjalanan pulang. Untunglah rintiknya masih bisa ditolerir. Jadi pakaiannya nggak basah-basah amat begitu sampe kosan.

Friday, December 15, 2006

MRP

Gara-gara harus nyediain data buat MRP, aktifitas gue jadi sibuk bukan main. Tapi hari ini, giliran gue yang bersante ria, hahaha...

Hari ini adalah hari H dimana tombol untuk MRP ditekan. Dan ini pertama kalinya gue terlibat dalam proses MRP dari awal sampe akhir. Yah... sebenernya sih sekaligus persiapan go live aplikasi baru. Pekerjaan gue sekarang tinggal menunggu dan menunggu. Tapi... bete juga sih kalo sabtu tetep masuk. Cuma nungguin data yang kurang :(

Tapi nggak apa-apa lah. Mulai minggu depan, mudah-mudahan aktifitasnya nggak seribet persiapan MRP ini. Karena (katanya) tinggal migrasi semua data. Ternyata ada untungnya juga gue ikutan proyek ini karena jadi tau proses dari awal sampe akhir proses penyediaan part sampe jadi motor. Paling nggak, sekarang gue sudah mengenal dunia manufaktur. Udah satu tahun kerja lho, tapi baru tau sekarang :D

Selepas proyek ini, (sepertinya) gue bakalan dilempar ke HR. Lumayan lagi, nambah ilmu. Berarti tinggal (?) area finance dan sales & distribution yang belum. Kalo udah semua, berarti siap-siap dilempar donk dari IT, hahaha... Becanda ding. Tapi kalo emang dilempar sekarang juga nggak apa-apa. Pengen ngerasain "murtad".

Sunday, December 10, 2006

Jenuh

Setiap orang pasti pernah merasa jenuh. Dan setiap orang pasti memiliki cara yang berbeda untuk mengusir rasa itu. Begitu juga dengan saya.

Akhir-akhir ini, dengan semakin padatnya jadwal pekerjaan, rasa jenuh juga semakin mudah muncul. Ada banyak cara yang saya lakukan untuk mengusir rasa jenuh itu. Tapi saya bukanlah seorang yang harus memiliki tempat khusus untuk melepas kejenuhan. Di manapun, alhamdulilah saya bisa mengusir rasa jenuh. Kalo sudah bosan dengan pekerjaan di kantor, saya bisa bermain pes4 (bola). Kalo sudah bosan juga atau masih banyak orang, biasanya saya menghabiskan waktu dengan browsing atau menulis blog. Seperti sekarang ini.

Bila waktu kerja telah usai, semakin banyak pilihan untuk menyegarkan diri sebelum menginjakkan kaki di rumah. Bioskop, mall, food court, bisa menjadi salah satu alternatif. Toko buku? Sepertinya ini tidak akan mengembalikan kesegaran, tapi justru menguras energi kehidupan.

Ada dua hal yang membuat saya memutuskan untuk ke bioskop. Pertama, ada teman yang mau diajak atau mengajak, apalagi mentraktir, hehehe. Kalau begini, biasanya saya tidak mempedulikan film yang mau saya tonton. Pokoknya nonton bareng. Yang kedua adalah ada film yang memang ingin saya tonton. Kalau yang ini, saya tidak mempedulikan ada teman atau tidak yang mau diajak atau mengajak. Pokoknya saya bisa menonton film tersebut.

Cara lain untuk menghapus kepenatan adalah dengan jalan-jalan ke mall. Tapi saya tidak pernah ke mall tanpa tujuan. Kalau ke mall, saya pasti sudah punya tujuan. Entah mau bertemu dengan teman, ataupun membeli sesuatu. Paling tidak, saya bisa ke food courtnya. Satu hal yang merepotkan adalah jika alasan saya membeli sesuatu ataupun keperluan sehari-hari. Jika otak sudah butek dan akut, akal sehat bisa mengabur. Pertimbangan tidak lagi berdasarkan kebutuhan, tapi merambah ke keinginan. Ini yang gawat. Kalau keinginan sudah muai mendominasi, begitu lihat 'barang bagus', daftar belanja pun bisa membengkak otomatis dan akibatnya over budget. Dulu pernah, hari minggu masuk untuk cek transfer data. Sepulang dari kantor, saya mampir ke carefour karena memang ada kebutuhan kipas angin baru. Kipas angin di kamar (build in bareng kos) sudah layak ganti. Ketika melihat-lihat kipas, saya juga melihat rak buku dan rak TV 'bagus'. Akibatnya keinginan yang masih terpendam, muncul begitu saja. Dan budget pun membengkak. Untunglah, meskipun keinginan mendominasi, tapi masih ada pertimbangan fungsionalitas sehingga tidak sia-sia.

Lain lagi kalo sudah sampai di rumah. Untuk sekedar mengusir kebetean, saya bisa melakukan banyak cara. Tergantung mood juga sih. Kalau mood-nya lagi bener (sayangnya ini jarang terjadi :D), biasanya saya membaca buku-buku spiritual ataupun melanjutkan tafsir Fi Zilalil Quran (beli Desember tahun kemarin tapi setengah pun belum habis sampai sekarang :D). Tapi kalau lagi kacau (ini yang sering terjadi), saya akan mendengarkan radio, mendengarkan lagu dari CD, ataupun nonton DVD. Tentu saja dengan suara di atas batas maksimum etika bertetangga, hehehe... Ya, sepertinya kalo sudah jenuh dan berada di rumah, saya suka sekali sejenak melepas topeng-topeng kerisihan, ketegaan, dan mengenakan topeng-topeng kecuekan dan keegoisan yang sebenarnya tabu bagi saya sejak dulu. Tapi tidak untuk sekarang. Kebetulan empat kamar di kos, dua masih kosong dan yang satu jarang di kos. Sementara keluarga Ibu Kos yang berada di bawah juga cukup jauh untuk merasakan kegaduhan kamar saya. Untunglah, sampai sekarang belum ada komplain dari orang lain, hehehe... Atau... mungkin saya yang tidak tahu diri, hahaha... Ah, biarkan saja.

Tapi... selama masih ada di Jakarta, apalagi masih dekat dengan kantor, nuansa kejenuhan itu sepertinya tidak bisa hilang sama sekali. Berbeda bila saya keluar kota. Selama ini, kota yang telah menjadi pelarian adalah kota halaman, alias kampung halaman, Tegal. Mudik sehari pun saya jalanin. Demi mendapatkan kesegaran. Bertemu orang tua, keluarga, teman-teman. Apalagi ketika bareng teman-teman makan kupat blengong dengan pemandangan alam yang menyejukkan. Di sekitar sawah, di sore hari, sambil mengantarkan kepulangan sang mentari. Hangatnya mentari sorepun seakan merontokkan beban-beban yang ada. Yah... meskipun keesokan harinya harus berjibaku lagi dengan job-job yang sudah menunggu.

Ah... sepertinya sore ini bisa ke Djakarta Theater. Jangan tanya film apa yang mau saya tonton. Tapi tanyalah jam berapa saya mau nonton. Itu pasti bisa saya jawab setelah keluar dari ruangan tempat menulis ini.

Thursday, December 07, 2006

Dunia Tanpa Koma

Dunia terasa semakin cepat

Mendekati Go Live, aktifitas di kantor jadi semakin padat. Beberapa bulan, sabtu tidak pernah berhenti memanggil. Dan dalam waktu dekat ini, minggu serasa tak mau mengalah. Seolah tak ada waktu untuk melambat, apalagi berhenti.

Di akhir weekend, saat orang-orang melepas lelah, di sini masih harus berjibaku dengan deadline yang semakin ketat. Cuti-cuti akhir tahun pun dirampok oleh perusahaan. Saat-saat yang seharusnya menjadi moment indah untuk bertualang, menjadi saat-saat menegangkan karena harus menunggu mesin yang terus berjalan tak kenal lelah.

Hmm... Dunia berjalan begitu cepatnya, tanpa koma, apalagi titik untuk berhenti...

Kehormatan

Alkisah di sebuah negeri antah berantah ada seorang anggota dewan kehormatan yang lagi panik bin bingung. Sebut saja dia AB. Skandalnya dengan seorang artis terungkap di media massa. Kebetulan, waktu itu, seorang temannya, sebut saja CD yang berasal dari Swiss sedang mengunjungi negerinya. Ketika mau kembali ke Swiss, CD mengajak AB untuk mengunjungi Swiss. Untuk menghindari serbuan media massa yang membabi buta, akhirnya AB menerima tawaran CD untuk berlibur ke Swiss.

Di Swiss, AB diajak CD berjalan-jalan melihat perkembangan Swiss. Hingga sampailah kedua orang itu di sebuah pantai. Di pantai tersebut terjadi percakapan di antara mereka.

CD : "Kamu tau nggak? Di sini akan dibangun sebuah pangkalan militer angkatan laut terbesar di Eropa. Pokoknya besar dan canggih deh."
AB : "Hah? Tapi saya bingung, bukannya negara kamu nggak punya angkatan bersenjata. Terus buat apa kamu membangun pangkalan militer?"
CD : "Lho, memangnya kalo mau membangun pangkalan militer harus punya angkatan bersenjata ya? Buktinya, di negara kamu, ada dewan kehormatan. Tapi memangnya kamu punya kehormatan?"







~sumber:IRadio

Tuesday, December 05, 2006

Memalukan

Sekarang sama sekali nggak ada hubungannya dengan Jiffest.

Semalam gue nungguin user yang lagi upload data. Gue balik bareng dia jam 8 lewat (hampir setengah jam lewatnya). Gue berpisah jalan setelah melalui pabrik (biasanya pake lift langsung ke bawah). Gue langsung menuju parkiran. Gue nyalain si BR (Black Red) dan si BR pun menderu-deru di tempat parkir. Tapi ada yang aneh. Suara si BR lain dari biasanya. Sepertinya agak letoy, nggak bersemangat. Setelah cukup panas, gue langsung turun dan kelaur parkiran. Di pintu keluar, ada truk yang lagi mau parkir di depan gue. Jadi gue berhenti. Waktu berhenti, suara si BR seperti sedang sakit, melemah, dan akhirnya mati. Gw coba nyalain lagi, tapi suaranya semakin lemah. Tidak ada tenaga untuk hidup. Oh my God! Bukankah kalo indikator bahan bakar sudah berkedip itu artinya masih ada cadangan sekitar 1 liter lagi. Tapi kenapa si BR jadi nggak bertenaga.

Setelah gue inget-inget lagi, ternyata si BR sudah mulai berkedip sejak hari minggu waktu gue lagi di perjalanan dari depok ke kos. Udah gitu lewatnya muter melalui Fatmawati - Sudirman - Thamrin. Hmm... pantes deh. Tadi pagi gue pikir tenaga si BR masih cukup kuat untuk pulang dan mampir ke POM Bensin yang jaraknya hanya sekitar 200 meter dari kantor. Ternyata, dia sudah terlalu lemah. Dan akibatnya sekarang gue yang kerepotan.

Gue nggak tau harus ngapain lagi. Akhirnya gw iseng coba buka penuh choke-nya. Gue nggak tau apakah itu berpengaruh atau tidak. Ternyata hasilnya memuaskan. Setelah gw nyalain, si BR mulai menderu-deru lagi. Tapi ketika gue masuk ke gigi satu, si BR langsung mati. Akhirnya gw coba langsung masuk gigi satu dan baru gue nyalain si BR. Maksudnya biar begitu nyala langsung bisa ngacir. Tapi ternyata sama saja, si BR tetap tidak mau ngacir.

Akhirnya gue tuntun si BR ke parkiran depan, biar gue bisa beli bensin dulu. Sewaktu menuntun si BR, seorang satpam bertanya
"Kenapa mas, motornya?"

"Abis bensin Pak."

"Abis bensin, masa orang AHM keabisan bensin sih?" katanya sambil bercanda. Dan gue pun ikut tertawa.
Memalukan. Orang yang bekerja di perusahaan yang membuat motor keabisan bensin. Untung nggak di tengah jalan, hehehe... Tapi namanya lupa kan bisa kena ke siapa saja. Termasuk lupa ngisi bensin :D

Gue nitip motor di parkiran depan dan langsung ke POM Bensin naik ojek. Pengennya jalan, tapi... cape dyeh... Ternyata di tengah perjalanan ada yang jualan bensin yang sudah di taro di botol AQUA. Akhirnya gue beli itu aja karena kalo beli di POM Bensin juga nggak tau pake apaan nampung bensinnya. tapi sebenernya itu beresiko juga. Nggak ada jaminan kalo bensin itu murni. Tapi nggak apa-apa lah, darurat.

Sampai parkiran kantor, gue isi si BR. Begitu gue nyalain, dia sudah kembali sehat dan siap untuk ngacir... Alhamdulillah... ternyata masalahnya memang karena bensin. Soalnya kalo masalah mesin, gue masih buta banget.

Hua... nggak lagi-lagi deh nyuekin kedipan si BR, bisa repot ntar...
Memalukan. Tapi nggak sememalukan kasus AB dan CD kan?

Monday, December 04, 2006

Tiketnya...

Sore ini rencananya mau ke Djakarta Theater buat beli tiket Jiffest. Tapi ternyata sampai detik ini saya masih menulis blog ini. Padahal 12 menit lagi tempat pendaftaran akan tutup (pukul 20.00). Sedangkan buat perjalanan ke sana saja bisa memakan waktu 30 sampai 60 menit. Belum lagi untuk turun ke bawah, absen pulang alias ngeprik, dan ke tempat parkir bisa mencapai 15 menitan. Yeah... sepertinya saya harus melupakan tiket Jiffest. Kalau mau melihat filmnya, sepertinya lebih baik datang langsung dan membeli tiket harian saja. Jadi tidak perlu bertarung dengan jadwal kantor. Teman kantor saya yang satu project juga mengatakan hal sama. "Kalau mau nonton Jiffest, nggak perlu pesen tiket. Lebih aman." katanya.

OK Bro... ntar kita nonton bareng ya...
Kalaupun bisanya nonton yang 21.30, hayo aja...
Tarik mang...

Masih tentang Jiffest

Akhirnya hari Minggu kemarin saya sempat juga ke Djakarta Theater. Setelah melalang buana di sekitar Depok dari pagi hingga sore, sekitar pukul 4 sore saya pulang ke kos melalui Fatmawati - Sudirman - Thamrin biar bisa sekalian mampir ke Djakarta Theater. Di sana, saya kebingungan untuk mencari tempat yang menyediakan booklet Jiffest. Dalam kebingungan itu, seorang lelaki mendatangi saya dan menawarkan buku.

"Sudah dapat buku ini Mas?" tawarnya sambil menyodorkan sebuah booklet Jiffet

"Oh, kebetulan sekali Mas. Saya sedang mencari booklet ini. Mau dong Mas." Jawabku. Dan diapun memberikan satu booklet Jiffest kepada saya.
"Emm... mas, bisa minta lebih dari satu nggak? Buat teman saya." Pinta saya lagi. Ya, teman saya di kantor ada yang tertarik juga dengan film-film Jiffest. Jadi sekalian saja saya minta lebih.

"Oh, bisa Mas, mau berapa?"

"Dua atau tiga kalau ada"

"Mau lima juga ada kok. Mau Mas?"

"Boleh deh." Dan kemudian lelaki itu memberikan lima booklet kepada saya.
"Terima kasih Mas." Setelah mendapatkan buku-buku itu, saya memasukkannya ke dalam tas dan langsung pulang.

Sampai kos, saya bingung, buku-buku ini buat siapa saja ya? Teman di kantor yang tertarik dengan Jiffest cuma dua, berarti masih ada sisa dua lagi. Hmm... ya sudahlah, siapa tahu ada yang tertarik lagi. Biar rame sekalian.

Malam harinya, saya melihat-lihat film apa saja yang mungkin saya lihat. Ternyata kebanyakan film-film yang diputar pada pukul 18.30. Kalau melihat jam kerja sih masih mungkin untuk melihatnya. Tapi kalau melihat realitasnya pulang jam berapa, saya jadi ragu. Rencana membeli tiket 10 sekaligus alias Gold Card pun batal. Yang tersisa hanya lima film saja (Silver Card). Untuk yang lain, kalau sempat saja langsung ke sana.

Dari tujuh tempat pemutaran, yang paling memungkinkan hanya dua yaitu TIM dan Djakarta Theater. Tapi berhubung sekarang TIM dan Djakarta Theater studio 3 hanya memutar film-film gratis, jadi tidak termasuk dalam daftar buruan tiket. Yang masuk hanya Djakarta Theater studio 1 dan 2. Dari dua theater ini, ternyata daftar film yang saya pesan ada di Studio 1 semua. Jadi gampang deh, hehehe...

Hmm... sekarang tinggal pesan tiketnya. Kalau nanti sore bisa pulang cepat, atau paling lama jam 6, saya bisa kembali ke Djakarta Theater untuk pesan tiket. Tapi... sebenarnya saya ragu bisa pesan sekarang. Karena waktu sepertinya tidak akan membiarkan saya keluar dari Ruang Prime sebelum pukul tujuh atau delapan. Yah... kapan lagi ya? Nggak tau lah.

Saturday, December 02, 2006

Jiffest oh Jiffest...

Sudah beberapa hari ini rencana untuk mencari booklet Jiffest gagal. Penyebabnya, apalagi kalo bukan pulang malam, jam 7an. Ada lagi sih, kelupaan, hehehe... Padahal beberapa hari ini juga sempat pulang jam 5an. Tapi lupa buat ke Djakarta Theater.

Sebenernya tidak ada yang spesial dengan Jiffest. Filmnya biasa saja (menurut gw). Tapi mungkin eventnya saja yang berbeda. Ini bukan nomat yang muncul seminggu sekali. Ini juga bukan seperti acara nonton DVD di rumah (eh, kosan). Tapi yang jelas, ini bisa menjadi sarana menghabiskan waktu di akhir minggu setelah kerja keras (?) dari Senin sampai Sabtu (Sabtu? ya, karena sudah beberapa bulan ini saya tidak pernah tidak menginjakkan kaki di kantor pada hari Sabtu, kecuali libur lebaran). Lumayan, apalagi bisa berkumpul kembali dengan teman-teman di acara Jiffest. Tahun kemarin, sewaktu menonton film-film jiffest, saya bertemu kembali dengan teman-teman yang sudah cukup lama tidak bersua, yaitu teman ampus dan teman kerja waktu di kampus.

Mungkin itulah salah satu (atau dua?) yang membuat saya begitu menantikan Jiffest. Menghabiskan akhir pekan dan nonton bersama teman-teman. O iya, satu lagi. Sepertinya saya merasa bosan kalau harus dituntut untuk selalu menonton film-film amrik sono. Sudah saatnya mendapat selingan film-film festifal. Apalagi film-film Indonesia. Kalau bukan kita, siapa lagi yang menghargai dan bangga terhadap film-film lokal. Ciee...

Eh, pokoke hari ini atau besok harus sudah dapat bookletnya nih. Biar bisa melihat jadwal film dan memesan tiketnya. Tapi, nanti balik jam berapa ya? Mudah-mudahan usernya balik cepat. Biar saya juga bisa pulang cepat.

Entah

Hari yang terlalu cerah
Untuk memulai hari yang menyebalkan

Entah sudah berapa lama
Berada di kantor di hari Sabtu

Entah sudah berapa banyak
Jumlah cuti yang terkumpul

Entah sudah berapa lama
Tidak bermain bola bersama

Entah sudah berapa banyak
Acara-acara yang tertinggal

Entahlah...

Tuesday, November 28, 2006

Mudik Kilat (lagi)

Senin, 20 Nov:
Berencana untuk mudik hari Jumat (24 Nov) malam.


Rabu, 22 Nov:
Mendapat informasi bahwa hari Sabtu dapat "jadwal piket" untuk acara Soft Go Live di kantor. (Hiks...) Akhirnya acara mudik diundur menjadi Sabtu (25 Nov) malam menggunakan kereta yang berangkat pukul 19.20


Sabtu, 25 Nov:
Pukul 07:30
Stand by di Sunter untuk acara Soft Go Live. Pekerjaannya hanya menunggu ada aplikasi error karena kurang data dan gw selaku Dataprep Officer bertugas mensupply data dari user ke aplikasi.

Pukul 18:00
Masih belum ada kepastian untuk pulang.

Pukul 18.15
Ada aplikasi yang menyebabkan locking data pada database sehingga kegiatan sempat terhenti. Setelah melalui diskusi yang panjang (gw sih cuma terim hasil :D), akhirnya diputuskan untuk menghentikan kegiatan dan pulang (hore...).

Pukul 18.40
Ngeprik pulang

Pukul 18.45
Sampai kos. Tinggal 35 menit menjelang keberangkatan kereta. Packing alias persiapan pulang dan perjalanan menuju stasiun Senen membutuhkan waktu sekitar 30-60 menit. Tergantung kondisi jalan. Akhirnya diputuskan untuk menggunakan bis jam 9 malam. Sambil menunggu, untuk pertama kalinya di kos gw mencoba dvd dengan volume mencapai 20 tanpa turbo(biasanya maksimal 8 dengan turbo, takut mengganggu ibu kos). Maaf Bu (Kos) kalo terganggu. Lagi melepas lelah nih, hehehe... Ternyata lumayan juga suaranya.

Pukul 20.00
Berangkat ke pulo gadung menggunakan ojek

Pukul 20.30
Naik bis Dewi Sri. Biasanya sih berangkat jam 21.00. Tapi berhubung sepi, akhirnya awak bis terus mencari penumpang dan akhirnya baru berangkat pukul 22.00.


Minggu, 26 Nov:
Pukul 05.25
Sampai di rumah. Solat, istirahat, nonton TV.

Pukul 06.30
Pergi ke rumah kakak yang baru ditempati beberapa hari di Pacul. Sebenernya sudah jadi sejak beberapa bulan yang lalu. Tapi baru mulai layak huni beberapa hari ini saja.

Pukul 07.30
Balik lagi ke rumah bareng bala kurawa yang berantem mulu. Mandi(sendirian), makan (bareng bala kurawa), dan main ke rumah teman (sendirian).

Pukul 09.00
Ke pacul bareng bala kurawa lagi.

Pukul 10.00
Ke mall untuk melihat-lihat TV untuk ditempatkan di Pacul.

Pukul 12.00
Sodara dari Jakarta yang sedang bersilaturahmi ke jawa sampai di rumah. Dan gw pun segera pulang dari mall (TV-nya belum kebeli).

Pukul 13.00
Rombongan dari Jakarta melanjutkan perjalanan menuju Jakarta kembali.

Pukul 13.30
Ke toko-toko elektronik melanjutkan pencarian TV.

Pukul 15.00
Sampai di Pacul, menunggu kedatangan TV. Setelah datang, TV pun segera di rakit dengan kabel-kabelnya.

Pukul 16.00
Kembali kerumah.

Pukul 16.30
Main ke temen lagi dan jalan-jalan nyobain kupat blengong yang katanya enak banget. Ternyata memang enak. Apalagi suasananya. Makan dengan pemandangan sawah di sore hari. Nikmat... indah...

Pukul 18.00
Sampai rumah lagi

Pukul 18.30
Nongkrong rame-rame di rumah teman

Pukul 20.00
Balik ke rumah, siap-siap alias packing

Pukul 22.00
Ke stasiun bareng bokap naik becak

Pukul 22.23
Seharusnya kereta sudah sampai di stasiun. Tapi ternyata masih di jalan

Pukul 22.43
Kereta baru datang

Pukul 22.48
Kereta berangkat. Sekitar 10 menit kemudian, gw tertidur karena kecape'an akibat aktifitas seharian.

Senin, 27 Nov:
Pukul 02.15
Kereta seharusnya sudah sampai Ps Senen, tapi ternyata masih di jalan. Gw juga masih tidur, hehehe... bangun-bangun tau-tau sudah di daerah bekasi-cipinang. Tidur lagi, bangun lagi sudah sampai Jatinegara. Trus tidur lagi.

Pukul 03.30
Akhirnya kereta sampai di Ps Senen. Ada tiga pilihan buat ke kos. Taxi, ojek, angkot. Gw pikir belum ada angkot, jadi pilihan tinggal dua, taxi dan ojek. Begitu cek duit, ternyata pecahannya tinggal 15 rb, akhirnya naik ojek dan ternyata ongkosnya memang 15 rb. Pas bener...

Pukul 03.45
Sampai di kos. Istirahat, solat subuh dan tidur.

Pukul 07.13
Ngeliat jam di hp. GUBRAX!!! Kerja euy... Langsung ngacir ke kamar mandi dan bersiap-siap.

Pukul 07.30
Baru keluar dari kos

Pukul 07.41
Ngeprik. Baru seumur-umur datang terlambat.


Weekend ini, cape deh...

Monday, November 27, 2006

Hari ini...

Entah kenapa hari ini terasa begitu indah.
Bangun kesiangan, ngeprik juga telat.
Kerjaan? Cuma jadi "Customer Service". Sibuk kalo ada request, hehehe
Ngeliat keluar... kendaraan di tol lancar bener, agak mendung, dan diiringi rintik-rintik hujan.

Indahnya hari ini...
Kayanya rencana nonton james bond (setelah tertunda seminggu lebih) bisa terlaksana hari ini nih...
Pengen nulis blog yang banyak tapi nggak enak sama orang sekitar euy.

Wednesday, November 01, 2006

Siaga!!!

Semalam, Jakarta dan sekitarnya mulai diguyur hujan. Menyambut datangnya hujan ini, ada dua hal yang patut diwaspadai. Pertama, kata orang Jakarta memiliki siklus banjir besar 5 tahunan. Dan yang kedua, fakta bahwa Jakarta dilanda banjir besar awal tahun 2001. Dari dua informasi di atas, berarti ada kemungkinan awal tahun depan Banjir Akbar akan bersilaturahmi ke Jakarta.

Benar atau tidak informasi di atas, tetap harus waspada. Waspadalah!!!

Monday, October 30, 2006

Mohon maaf lahir bathin

Selamat hari idul fitri 1427H
Taqobbalallahuminna wa minkum
Shiyaamana wa shiyaamukum
Minal aidzin wal faidzin
Mohon maaf lahir dan bathin

~me, my self, n arif

Tuesday, October 17, 2006

Rekap Puasa

Setelah sekian minggu disibukkan dengan aktifitas baru di kantor, akhirnya sekarang ada waktu senggang juga buat nulis blog pada jam kerja :D, dari pada bengong. Yup, akhir-akhir ini gw emang mulai "susah nafas". Bulan kemarin aja gw memecahkan rekor masuk 5 sabtu berturut-turut mulai dari tgl 9 Sept. Ditambah bonus masuk di hari minggu tanggal 8 Okt. Tapi sekarang, gw bingung mo ngapain. Telp user nggak ada. "Bola panas" masih ada di user. So, bengong deh :D

Tarawih pertama gw lakukan di rumah soalnya pas jam tarawih gw lagi di kereta buat "mudik sughro". Meskipun ada acara mogok dan ganti lokomotif di daerah bekasi untungnya sampai tegal nggak telat banget. Paling nggak masih banyak waktu buat isya, tarawih, dan sahur. Itulah sahur pertama puasa kali ini, di rumah sendiri, asiknya. Buka pertama gw jalan bareng temen-temen ke alun-alun. Berbuka dengan salah satu menu favorit, Kupat Glabed. Sebenernya pengen soto ayam sih, tapi ngantrinya itu lho, parah banget. Setelah tarawih, jam 9 malam gw balik lagi ke jakarta. Berarti gw berada di rumah hanya sekitar 18 jam. Waktu tersingkat untuk acara mudik.

Sahur paling telat yang pernah gw alami tahun ini adalah hari selasa pertama. Gw bangun jam empat kurang dikit. Karena ga tau imsak jam berapa, akhirnya cuma makan biskuit semut. Biskuit semut? Ya, soalnya sebagian biskuitnya sudah dilahap semut. Jadi gw harus selekti untuk melihat biskuit yang masih utuh. Tapi ambil hikmahnya lah. Makan sahur sambil berbagi (dengan semut, hehehe).

Layaknya anak kos, untuk sahur gw lebih sering beli di warung. Entah kenapa sodara gw banyak yang masih tanya, "Kalo sahur masak sendiri atau beli?" Masak sendiri? Cape deh... Pagi-pagi bangun tidur pake acara masak, males kali!!! (Sebenernya masalah utamanya bukan pagi-pagi bangun tidur, tapi masaknya itu :p). Sedangkan untuk tarawih, gw lebih sering untuk solat di istiqlal. Alasannya, tidak terlalu jauh dari kantor dan nuansanya lebih nyaman dan teduh dibanding dengan masjid yang di komplek rumah karena berisik banget dengan suara anak-anak. Selain itu, jika berbuka di istiqlal, bisa lebih disiplin karena hanya membeli makanan yang akan dimakan sehingga tidak overload. Berbeda dengan berbuka di rumah yang cenderung membeli dan menimbun untuk melampiaskan hasrat. Padahal begitu berbuka, baru minum teh manis aja udah kenyang.

Setiap weekend, selalu ada acara buka bersama. Minggu pertama, buka sama teman-teman di alun-alun Tegal. Minggu berikutnya dengan anak-anak asongan "Timaher" di Gokana Teppan Atrium Senen. Berbuka bersama anak-anak DOA + weekend warrior dengan anak telkomsel sebagai "tuan rumah" menjadi acara di minggu ketiga. Acara DOA tersebut dilangsungkan di Solaria Plaza Semanggi. Sisa satu minggu terakhir di Jakarta akhirnya gw habiskan bersama sepupu-sepupu di Pizza Hut Bintaro Plaza.

Yup, ini adalah minggu terakhir di Jakarta. Pekerjaan mulai senggang, oh asiknya. Akhir minggu mudik, oh senangnya. Tapi tanggal 30 Okt sudah diminta lembur, padahal seharusnya masuk tanggal 2 Nov. Untunglah dulu pesen tiketnya tanggal 29 Okt (Kok untung? kalo beli tiketnya tgl 1 Nov pasti nggak disuruh masuk tuh. Masih berpikir untung? Ah, biarin lah...)

Udahan dulu ah, user dah nelp, udah ada kerjaan yang nyamperin. Tapi paling 10 menit kelar. Harus nunggu lama lagi. Kapan lagi bisa bersante-sante kaya gini :D

Monday, October 16, 2006

Susahnya Jadi Anak

Setelah baca artikel ini, saya jadi ingat dengan salah satu saudara saya di rumah. Yang membuat saya teringat kembali tentu saja pengalaman dia mendaftarkan anaknya ke salah satu SD favorit.

Setelah anaknya lulus dari TK, dia mendaftarkan anaknya ke salah satu SD favorit di dekat tempat tinggalnya. Tapi apa yang terjadi? Mentang-mentang membawa gelar favorit yang diberikan warga, sekolah itu mengadakan serentetan tes untuk memfilter alumnus-alumnus TK yang berebutan kursi bak orang-orang yang bekerja di sebuah gedung favorit di sebuah negara favorit para koruptor (lho kok jadi ke sini, apa maksudnya?). Singkat cerita, akhirnya si anak pun mengikuti tes-tes tersebut yang terdiri dari tes membaca, menulis, berdoa, dan sebagainya. Tes-tes yang membutuhkan kecerdasan intelektual berhasil dia lewati. Membaca, menulis, hafalan berdoa, seolah bukan masalah untuk dia. Tapi begitu menghadapi tes menyanyi, dia gagal. Bukan berarti dia tidak dapat menyanyi, tapi entah karena malu atau apa, dia tidak mau menyanyi. Akhirnya dia gagal menyandang gelar sebagai siswa SD favorit. Beruntunglah sang ibu bukan seorang "pemakan merk". Dia tidak kecewa meskipun tidak mendapatkan SD favorit.

Ada sesuatu yang menarik dari peristiwa di atas. Mungkin apa yang saya lihat dan saya simpulkan ini salah. Sepertinya pendidikan sekarang ini lebih cenderung pada kecerdasan intelektual. Lihat saja proses pendaftarannya. Kalo menurut si ibu, anak masuk SD itu supaya pintar, bukannya karena pintar. Terus bagaimana nasib para kaum yang kurang beruntung karena tidak dapat menyandang gelar pintar. Saya juga setuju. Anak masuk sekolah itu biar bisa menulis dan membaca. Tapi justru menulis dan membaca yang menjadi syarat untuk masuk. Membingungkan.

Padahal seperti orang bilang, masa kanak-kanak adalah masa bermain. Jadi sudah semestinya anak-anak yang masuk TK itu tidak ditekankan untuk belajar membaca dan menulis, tapi untuk bermain dan mengembangkan kecerdasan emosi si anak. Bermain, bergaul, berkreasi dengan fantasinya. Bukannya justru mengingat-ingat pelajaran. Kebebasan sang anak sepertinya telah terampas oleh institusi pendidikan yang seharusnya menjadi teman bermainnya. Apa boleh buat, para pengelola Tk berkilah untuk mempersiapkan anak didiknya memasuki institusi berkelas sehingga harus mengorbankan anak-anak yang tidak tahu menahu mengenai hal seperti itu. Wajar bila hal tersebut menimbulkan "pemberontakan" dalam diri sang anak. Susahnya jadi anak...

Hmm... Kok sekarang saya berkomentar seolah saya orang yang ahli dalam dunia psikologi anak ya? Beruntung dulu saya masuk tinggal masuk. Keluar tinggal keluar. Tidak ada tuntutan ataupun serentetan seleksi yang harus saya lalui. Jaman dulu memang enak ya. Siapa dulu donk eyangnya? (Sssttt... mulai nggak nyambung)

Tuesday, October 03, 2006

Imam Masjid Al Aqsha dikeroyok massa

Weitz... tunggu dulu, ini bukan aksi lanjutan kaum yahudi dalam penyerangan ke Palestina. Lihat aja ceritanya :p

Kemaren, senin sore, gw masih pulang seperti biasa jam lima-an. dan seperti biasa pula gw langsung cabut ke Istiqlal buat serentetan acara malam ramadhan, buka, maghrib, isya dan tarawih. Setelah makan di lingkungan Istiqlal, gw langsung menuju ruang utama dan duduk di shaf yang agak di depan. Tumben, persis di belakang imam, ada papan nama buat ngetek tempat. Hmm... ada tamu spesial nih, pikir gw. Dan menjelang adzan Isya, pengelola masjid mengumumkan bahwa kita kedatangan tamu yang akan mengisi ceramah tarawih, yaitu Imam Masjid Al Aqsha dengan didampingi penerjemah dari pengelola masjid Istiqlal.

Sewaktu gw nulis tulisan ini, temen gw yang kebetulan ngeliat gw nulis langsung penasaran dan komentar, "Eh, dia dikeroyok dimana? Cerita ya waktu ceramah?" Kalo elo pada berpikiran gitu, buang jauh-jauh deh itu pikiran. Proses pengeroyokan itu berlangsung di masjid Istiqlal. Setelah solat tarawih + witir selesai, biasanya jamaah bersalaman dengan imam, muazin, dll yang duduk di barisan depan. Nggak seperti biasanya, kali ini jamaah yang ingin ikutan bersalaman dengan Imam Masjid tersebut bak rakyat yang rebutan sembako. Beliaupun seperti kewalahan menghadapi jamaah yang membabi buta tersebut. Untunglah ada petugas keamanan yang akhirnya berhasil mengamankan beliau.

Jadi gitu ceritanya pren... sampai jumpa lagi di episode berikutnya...

Tuesday, September 19, 2006

Bentar lagi puasa

Teman-temanku semua, bentar lagi puasa. Aku mau minta maaf ya. Selama ini pasti aku sudah sering mengeluarkan kata-kata maupun perbuatan yang sengaja maupun tidak sengaja, yang langsung maupun tidak langsung dan sebagainya. Mudah-mudahan kita bisa melalui bulan puasa nanti dengan luar biasa (bosen dengan kata-kata baik melulu, jadi sekarang diganti dengan luar biasa).

Teman-teman pasti sudah mempersiapkan dong buat puasa nanti. Aku juga. Sekarang aku lagi siap-siapin sajadah, baju koko, dan peralatan tempur lainnya yang mungkin sudah karatan karena 11 bulan tidak dipakai. Aduh, jadi malu ngomongnya. Terus aku juga mau belanja nih nanti. Belanja roti atau mie buat sahur darurat, belanja kurma dan sirup buat dan perbekalan lainnya. Hah... banyak juga ya persiapannya. Apalagi kalo soal perut dan penampilan, hahaha...

Meskipun puasa belum datang, tapi aroma lebaran sudah tercium dari sekarang. Pakaian baru, uang baru untuk adik-adik di kampung, tiket mudik, dan segala pelengkap lebaran sudah terbayang-bayang. Dengan dalih menghindari kemacetan bertransaksi mendekati lebaran, maka jadwal pembelian baju barupun harus segera diajukan bahkan kalo bisa sebelum puasa supaya tidak mengganggu puasa. Kalau soal tiket, itu memang sudah terjadwal dengan ketat. Tidak boleh sampai terlewat karena itu bisa berakibat sangat fatal. Hmm... dengan status sebagai pekerja (di tahun kedua) dan pekerja tetap (untuk pertama kalinya), tentu saja angpao menjadi sesuatu yang diharapkan dari adik-adikku. Meskipun aku anak bungsu, tapi aku masih punya banyak adik-adik (tidak memakai tanda petik) yang tak pernah habis (emang makanan?).

Oh damn! What the hell am I doing!

Ya Tuhan, maafkan hambamu yang satu ini. Nikmat yang Kau berikan justru membuatku terlena. Bila Kau pertemukan aku dengan bulan suci Mu, bersihkanlah, terangilah diri ini dari sunyinya kegelapan. Aku takut gelap, aku takut sepi. Karena dalam gelap dan sepi aku tak bisa melihat Mu...

~jelang ramadhan, maapin semua kesalahan ane ye

Wednesday, September 13, 2006

Another Weekend

Sabtu lalu, ada beberapa agenda yang sudah gw bikin untuk dua hari ke depan (sabtu-minggu). Berawal dengan mengembalikan lima dvd yang gw pinjem dari mas Anggi, gw berniat meneruskan untuk servis motor di sekitar margonda. Rencana berikutnya adalah bertemu dengan agung di balairung ataupun MUI dan kemudian ke tempat edi. Siang atau sorenya, gw berharap bisa maen bola bareng anak-anak cs2k di stadion rektorat untuk sekedar berkumpul dan melepas keringat. Acara malam, apalagi kalo bukan maen ps, dota ataupun hanya sekedar nonton tv (ada dian sastro lho...) di kos edi. Dan acara penutup weekend adalah ke rumah sodara di pondok pucung untuk silaturahmi dan sekaligus menyampaikan pesanannya keesokan harinya.

Tapi apa yang terjadi? Dari balikin dvd sampai servis motor berjalan lancar. Tapi kemudian masalah mulai muncul ketika tidak ada satu kabar pun dari weekend warrior. Hanya ali yang dapat gw hubungi. Akhirnya gw janjian sama ali untuk ketemuan di MUI untuk jalan-jalan di balairung yang kebetulan lagi ada career expo. Kalo orang-orang yang datang mencari pekerjaan, kami datang untuk mencari mantan mahasiswi yang mencari pekerjaan (hahaha... ada ali gitu lho :p). Kalo orang-orang mencari stand-stand favorit yang berisi pekerjaan-pekerjaan menjanjikan untuk menyerahkan cv dan lamaran, kami mencari stand-stand yang penjaga-penjaganya menjanjikan untuk menyerahkan cv, surat lamaran dan slip gaji pada penjaga stand (ali banget... :p). Tapi... begitu melihat HTM yang seharga 20.000, kami jadi urung untuk masuk ke balairung (hahaha... gimana mau dapet li), sayang, itu uang bensin seminggu, pikir kami. Akhirnya kami hanya melihat stand-stand yang ada di luar. Tidak disangka, di luar kami bertemu bayu dan akhirnya kamipun ngobrol ngalor ngidul, tapi... tau kan temanya? Yah... apalagi kalo bukan kaum hawa :D

Sekitar pukul 2 kami kembali ke MUI untuk bertemu dengan agung. Di luar dugaan lagi, selain bertemu agung, gw juga bertemu dengan prio dan hendra. Kalo prio sih udah biasa ya, hehehe... lha wong satu kosan. Gw dan ali masih berharap ada weekend warrior yang menghubungi kami untuk bertarung. Panggilan sebenarnya sudah datang, tapi apa mau dikata, pasukan ternyata belum cukup untuk memulai sebuah pertarungan. Karena tidak ada satupun penghuni di kosan edi, akhirnya kami pun pulang ke alam masing-masing. Dalam perjalanan pulang, aresto menghubungi gw dan mengabarkan bahwa di sana telah siap satu batalyon pasukan yang bersiap menuju medan perang. Tapi... ternyata perlatan tempur masih tersimpan di gudang dan tidak ada satupun pasukan yang stand by di gudang persenjataan. Akhirnya peperangan pun dibatalkan dan gw melanjutkan perjalanan pulang.

Sampai di kos, kegiatan gw hanya nonton dvd naruto yang sampai saat ini sudah ada 12 dvd dari seri 1 sampai 198. Malamnya ada aming dan dian sastro yang pengen gw tonton. tapi sayang cuma aming yang sempat gw tonton. Waktu nonton aming gw ketiduran dan pas bangun sudah jam 22.30 an. Yah... dian sastronya abis. Ya udah, akhirnya gw cuma melanjutkan nonton naruto sampai jam 2 pagi. Puas!!! (biarpun sebenernya sudah pernah nonton :D)

Minggu paginya, karena agenda sebelumnya sudah dipastikan gagal, gw membuat agenda baru. Beres-beres kamar, nonton sinchan, dan survey kos. Dari jam enam-an sampai jam delapan-an gw beres-beres kamar dan kemudian mandi. Abis mandi nonton sinchan, dan jam 9 lewat dikit gw pun cabut buat survey kosan.

Gw mengawali survey dari jalan salemba tengah, masuk ke percetakan negara, dan berakhir di rawasari. Sampai by pass, gw balik lagi ke percetakan negara dan berbelok ke paseban. Di antara jalan-jalan yang gw lalui, sepertinya tempat yang cukup menarik adalah percetakan negara. Akhirnya gw pun kembali lagi ke percetakan negara dan memasuki jalan-jalan kecilnya. Di antara rumah-rumah yang bejibun itu, tidak satu rumahpun yang ada tulisan "Ada kamar kosong" atau "Terima kos". Mungkin lain kali gw harus bawa sendiri tulisan-tulisan itu. Kalo gw tertarik ama suatu rumah, gw tempelin rumah itu ama tulisan itu, terus gw tanya deh yang punya rumah, hehehe...

Sampai jam sebelas-an, gw belum dapet juga informasi kosan. Mungkin si pemilik kosan memang tidak menempel tulisan-tulisan itu yang berarti gw harus gerilya meinggu depan. Gw pun pulang tanpa hasil. Tapi setidaknya minggu depan sudah ada rencana dan target. Percetakan negara, gerilya door to door. Wait for me...

Tuesday, September 05, 2006

Internet aneh

Beberapa hari ini nggak bisa ngakses bloger. Anehnya yang error cuma bagian loginnya doank. Biarpun di refresh berkali-kali tetep aja kaya gitu. Baru kemarin aja mulai bisa kliatan.

Selain blogger, beberapa situs favorit juga nggak bisa diakses. Situs telkomsel sebagai referensi untuk mencari NSP beberapa hari nggak bisa diakses. Untungnya sekarang dah bisa lagi. Yang paling parah, situs referensi film-film baru yaitu 21cineplex nggak bisa diakses kira-kira satu-dua bulan yang lalu. Dan sampai sekarangpun masih nggak bisa diakses. Hiks... :( Jadi nggak punya referensi lagi. Ada yang tau referensi film-film baru di Indonesia?

Monday, August 28, 2006

Sibuk... Sibuk... Sibuk...

Yang lagi sibuk sebenernya bukan gw, tapi bagian IT. Tapi karena gw ada di bagian IT, jadi gw kecipretan sibuk juga.

Gara-garanya sih sepele, perusahaan mau pindah ke aplikasi baru (sepele pale lu atu!). Jadi harus nyiapin data-data dulu. Data-data di aplikasi lama yang diperlukan harus dipindah entah itu dengan cara migrasi (sintak sql) ataupun lewat excell. Proses inilah yang cukup menyibukkan, kerjaan-kerjaan reguler yang tidak termasuk project ini harus 'disingkirkan' terlebih dahulu. So... kayanya harus siap-siap kalo-kalo tiba-tiba (kebanyakan kata ulangnya euy :p) sabtu di suruh masuk. Klimaksnya, libur akhir taun yang (biasanya) kurang lebih dua minggu, bisa jadi tinggal mimpi. Hiks, padahal pengen libur panjang euy, biar bisa jalan-jalan ke rumah-rumah sodara yang jauh-jauh. Silaturahmi, sekalian refreshing.

Yah... liat aja nanti deh... Asal masih bisa ngeblog, OK lah, hehehe...

Lowongan

Seorang karyawan (perusahaan manufaktur) yang sedang berkembang membutuhkan tempat kos untuk ditempati kira-kira setelah lebaran tahun ini. Kos tersebut harus memiliki spesifikasi:

General:
- Fresh graduates are welcome
- Biaya negotiable

Mandatory:
- Menyediakan tempat tidur dan lemari pakaian
- Air lancar untuk sekedar mandi dua kali sehari + keperluan solat
- Listrik OK untuk penggunaan 600-1000 watt (tidak mudah turun)
- Relatif luas (cukup untuk ditempati tempat tidur, lemari pakaian, meja, rak / lemari buku, dispenser, stand fan, lemari es, dan menyisakan ruang sekedar untuk selonjor)
- Berada di dekat cempaka putih, gambir, dan senen
- Berada di depan jalan yang bisa dilewati mobil

Optional:
- Menyediakan tempat + sarana olah raga
- Menyediakan 'dapur umum'
- Berada di dekat masjid

Bagi peminat diharapkan menghubungi secepatnya.

***

Wakzz! Aneh ngga? Gw belum pernah liat ada blog yang memuat lowongan. Jadi nggak ada salahnya kalo gw mencoba :p. Sebenernya sih minat untuk pindah kos sudah muncul beberapa bulan yang lalu. Salah satu penyebabnya adalah karena 'daya jelajah' yang mulai melebar karena adanya 'si merah hitam'. Apalagi kalo dibandingkan dengan yang lain, angka 5000 km mungkin dicapai dalam waktu 2-3 bulan saja. Tapi, buat gw 5000 km dicapai dalam waktu 6-7 bulan. Lihatlah betapa lemah daya jelajah si merah hitam. Karena itulah gw mulai merubah standar 'dekat' untuk jarak kos-kantor, hehehe... dan akhirnya, gw jadi memutuskan untuk pindah kos. Apalagi satu dari dua temen kos gw sudah menikah dan pindah rumah sementara yang satunya juga (kabarnya) akan menikah juga dan (seharusnya) juga pindah kos. So, nggak ada salahnya kalo gw 'break the rule'. Maksudnya, kalo temen-temen pada pindah karena menikah, maka gw harus mengubah kebiasaan itu (halah, ngeles aja, hehehe...)

Thursday, August 24, 2006

Akhirnya...

Dua bulan sudah gw mengikuti training Functional SAP (module FICO). Yang pasti ada banyak cerita selama dua bulan itu. Gw jadi makin repot, karena harus meng-handle beberapa aktifitas kegiatan sekaligus. Training, kerjaan rutin (HRIS), dan kerjaan tambahan (tes AHMPS dan pembuatan SAP Functioanl Spec).

Berat! Pasti donk, tapi selama dua bulan itu selain makin banyak aktifitas, gw juga makin banyak nge-game :D. Lumayan, mumpung lagi di ruang training yang bebas hambatan :D. Tapi selama dua bulan itu ada satu aktifitas yang berkurang, yaitu ngeblog. Dan sekarang, peluncuran artikel ini sekaligus menandai bahwa gw sudah siap lagi untuk ngeblog.

Go... Go... Go... Blog!!!

Monday, July 17, 2006

Mengenal Lebih Dalam

Buat para pengunjung blog, mungkin masih ada yang mengenal gue baru dari sisi luarnya aja. Dan sekarang, saatnya elo-elo semua mengenal gue lebih dalam.

Kebetulan tadi pagi gue abis Medical Checkup (MC), acara rutin tahunan di kantor. Dan berikut ini cuplikan hasil MC yang sempat gue liat supaya elo-elo pada mengenal gue lebih dalam lagi. Benar-benar 'dalam' lho... :))

Nama : Arif Irawan (dari lahir sampai sekarang, belum ada niatan ganti ato nambah nama beken)
Jenis Kelamin : Laki-laki (100% bo!)
Tinggi / Berat : 174 cm / 70 kg (Untuk pertama kalinya menembus kepala tujuh)
Tekanan darah : 120/70 (normal kan?)
Denyut nadi : 80 (detak / permenit, bisa lebih tinggi kalo yang ngukur penagih utang, supervisor yang nungguin kerjaan gue, atau... ehem... *OOT, ga perlu dibahas*)
Ukuran kacamata (L/R) : 3,75/3,50 (pas, nggak bisa kurang)
Golongan darah : O (nggak ada di form MC, mulai ngelantur. Tapi beneran goldarnya O)
Donor Darah : Sekali (makin ngelantur)
Status : Terdaftar (udah ah! makin nggak jelas)


Kejadian unik
Waktu lagi nungguin tes dokter, gue liat ada operator yang nggak keluar darahnya waktu mau diambil sample darahnya buat tes darah. Jarumnya dah masuk kok. Nggak tau karena darahnya takut keluar atau emang tuh orang merupakan operator berdarah dingin, hihihi...

Selain operator berdarah dingin, ada juga kejadian lain yang jarang terjadi. Seorang operator (entah kenapa?) terlihat lemas / mau pingsan ketika akan diambil darahnya. Masa sih operator takut jarum suntik sampai mau pingsan? Sampai selesai proses MC, gue nggak tau penyebab lemasnya operator tersebut.

Meskipun kedua kejadian unik di atas merupakan kejadian yang jarang terjadi, tidak berarti sesuatu yang sering terjadi tidak dapat menjadi kejadian yang unik. Secara kebetulan, gue dapat jadwal MC bareng Dino, Senin pagi (17 Juli 2006). Karena gue datang bareng Dino, jadi nomor pendaftaran kami pun cuma beda satu. Setelah menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan, gue mendaftar untuk tes tekanan darah. Kebetulan Dino juga mendaftar sebelum gue. Eh, waktu gue lagi nungguin giliran, tau-tau ada bapa perawat yang manggil gue, "Silakan Pa Dino, periksa tekanan darah." Karena ini bukan kejadian pertama, gue pun nggak heran lagi dan langsung memanggil Dino yang berada nggak jauh dari gue.

Makanya pa perawat, lain kali ati-ati kalo manggil orang :))
Masa gue harus bawa poster yang tulisannya "Saya Arif", kayak pendukung AFI atau Indonesia Idol aja.

Wednesday, July 12, 2006

Pro Kontra

Pro Kontra dalam kehidupan ini memang sudah biasa. Seperti layaknya hitam dan putih, pertemuan dan perpisahan, pro dan kontra juga merupakan sepasang makhluk yang turut mewarnai kehidupan ini.

Salah satu kasus yang sedang hangat saat ini misalnya kasus 'Banteng Gundul'. Bahkan pers di Perancis sendiri ada yang membela Zidane namun ada pula yang 'memaki-maki' dewa bola tersebut. Kasus seperti ini sebenernya hal yang biasa juga di lapangan hijau. Masalahnya sekarang apa penyebab insiden serudukan tersebut. Dugaan kuat sementara adalah soal makian yang bernuansa rasis. Dan FIFA sebagai badan tertinggi sepakbola sekarang sedang mengusut kasus yang minimbulkan pro kontra ini.

Namun ada satu kasus yang cukup menarik yang baru saya baca di detiknet, yaitu kasus yang melibatkan salah satu perusahaan jasa telekomunikasi. Kasus ini kabarnya berawal dari insiden 'salah cetak'. Tarif yang tertera pada brosur yang beredar ternyata tidak sama dengan tarif yang berlaku sebenarnya. Akibatnya, seorang pelanggan yang merasa dirugikan dengan 'penipuan' tarif tersebut menggugat perusahaan tersebut. Karena 'penipuan' itu pelanggan telah dirugikan sebesar Rp 9.851 secara materil dan immateril sebesar Rp 500 juta.
Perusahaan itu pun tidak tinggal diam. Mereka menggugat balik supaya putusan dibatalkan.

Yang membuat saya tertarik sebenernya bukan jalannya kasus ini, tapi komentar-komentar yang pro dan kontra. Apa iya, kerugian immateriil 'begitu saja' sampai 500 juta? Kalo memang begitu, rasanya enak sekali saya hidup di Indonesia. Sebagai konsumen, saya tinggal mencari kesalahan perusahaan penyedia jasa dan kemudian menuntut sebesar-besarnya. Tapi, sebagai pemimpin sebuah perusahaan penyedia layanan publik, saya juga akan menuntut untuk membatalkan segala 'kekhilafan' saya dan meminta maaf. Lha wong nggak sengaja kok, hehehe...

Jadi sebenernya saya pro sama yang mana mengenai kasus di atas? Sebagai pemilik hak asasi berpendapat, boleh kan kalo saya mengatakan, "Kabeh pada wae gemblunge. Perusahaan ora becus, pelanggan ora nduwe isin, hehehe... Pokoke aku paling bener lah. Coz im the truth in my blog hahaha..."

Monday, July 10, 2006

Piala Dunia

Tahukah anda, bahwa di piala yang semalam diberikan ke Cannavaro cs, peta Indonesia memiliki 'tempat khusus'. Gambar Indonesia terletak tepat di atas kepala salah satu pemain.

Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa Sylvio (maaf kalo ejaannya salah), sang arsitek piala tersebut, menempatkan Indonesia di tempat yang istimewa. Mengapa bukan negara-negara eropa yang merupakan negara-negara kuat untuk urusan sepakbola? Atau mungkin negara-negara Amerika Latin? Setidaknya ada dua pendapat mengenai hal ini.

Pertama, itu merupakan kebetulan saja. Entah apa yang dipikirkan oleh sang arsitek sehingga Indonesia 'beruntung' menempati posisi strategis itu. Dan kedua, sang arsitek melihat bahwa Indonesia merupakan negara yang besar. Dari segi wilayah, Indonesia tergolong negara yang besar dengan puluhan ribu pulau-pulaunya. Selain itu, Indoneisa juga memiliki kekayaan alam yang melimpah dan sumber daya manusia yang banyak. Tak heran bila sang arsitek berpendapat bahwa dengan kondisi seperti itu suatu saat (entah kapan?) Indonesia dapat merajai dunia sepakbola, di atas negara-negara eropa maupun amerika latin.

Luar biasa! Bahkan orang asing pun telah menaruh harapan pada bangsa Indonesia untuk membawa piala yang telah dirancangnya dan diperebutkan mulai tahun 1974. Tapi, sungguh ironis. Menjadi juara ASEAN saja Indonesia masih terseok-seok. Entah kapan, mudah-mudahan Indonesia dapat segera mengabulkan cita-cita Sylvio, sang arsitek.

Maafkan kami Mister, bila kami membuat anda menunggu lebih lama lagi...

Sumber : metro TV, Minggu, 9 Juli 2006 (lupa pada acara apa :p)

Selamat Jalan Tuhan

Sebulan yang lalu, tepatnya tanggal 9 Juni, dunia terjangkiti sebuah 'agama' baru, bolamania. Dan pagi tadi, 'agama' tersebut mulai meninggalkan umat manusia dan akan hadir lagi 4 tahun mendatang di Afrika Selatan. Ya, fenomena sebulan ini laksana sebuah agama yang memiliki penganut di seantora jagad ini. Dan 'Tuhan' bagi pengikut ajaran ini adalah sebuah Piala yang di dalamnya terlukiskan dua orang manusia yang sedang merayakan kemenangan dengan bola dunia di atasnya sebagai simbol bagi penguasa dunia, dunia bola tentunya.

Hadirnya agama tersebut membuat pola hidup para pemujanya berubah. Sebulan ini, aktifitas malam menjadi hal biasa. Padahal biasanya malam adalah waktu yang paling asik untuk melepas lelah. Tapi demi 'perintah agama', mereka rela bangun malam meskipun esok paginya ngantuk di kantor. "Tak apalah, demi 'Tuhan'", pikir mereka. Toh tidak setiap hari, hanya sekali-kali.

Lain lagi bagi yang sudah berkeluarga. Sewaktu membeli TV di salah satu supermarket, saya sempat berbincang dengan seorang ibu yang juga kebetulan sedang mencari TV. Ibu itu berkata bahwa dia mencari TV karena selama agama baru tersebut menjangkiti keluarganya, rumahnya menjadi tak nyaman lagi. Setiap kali ada 'ritula-ritual' akan menimbulkan konflik yaitu berebut remote control antara anak dan bapak. Akhirnya si Ibu pun membeli TV baru sebagai sesajen di rumahnya sekedar untuk memohon ketenangan dan keharmonisan keluarga. Segitu parahnya kah? Mungkin karena saya belum berkeluarga jadi tidak dapat merasakan apa yang dialami keluarga tersebut.

Selain menimbulkan kekacauan di rumah tangga, agama tersebut juga menjadi faktor utama naiknya kasus-kasus kriminalitas. Cukup banyak berita tentang pertengkaran antar umat yang merasa bahwa pujaannya adalah yang terbaik. Bahkan ada juga yang sampai merenggut nyawa. Perjudian juga merajalela di mana-mana. Luar biasa! Agama tersebut memiliki pesona yang dahsyat hingga bisa merasuki pikiran pemujanya dan seoalh memerintahkan apa saja demi Tuhan.

Tapi mulai hari ini, ritual-ritual tersebut akan mulai berkurang dan mungkin menghilang, karena sang Tuhan telah meninggalkan umatnya dan terbang ke Itali.

Selamat jalan Tuhan. Sampai bertemu kembali di Afsel...

Thursday, July 06, 2006

I Love This Blog

Di luar, aku hanya seorang pendiam
Tapi di sini, aku bisa menjadi seorang pujangga

Di luar, aku hanya seorang pendiam
Tapi di sini, aku bisa melawan apa yang ingin kulawan

Di luar, aku hanya seorang pendiam
Tapi di sini, aku bisa menjadi apa yang aku inginkan
Aku bebas menjadi siapapun di duniaku
Aku bisa menciptakan kehidupanku sendri

Yeah... I love this blog

Kunci dan Tilang

Alkisah semalam ada seorang karyawan yang panik. Setelah training, pekerja pabrik itu datang ke sebuah meeting untuk sharing development project yang sedang dipegangnya. Ketika saat melepas lelah tiba, dia kembali ke ruang training untuk mengambil barang-barangnya. Tas, jaket, dan buku untuk ujian esok paginya. Tapi ternyata, ruang training sudah gelap gulita. Tak ada lagi cahaya yang menerangi ruangan itu. Pintupun sudah terkunci. Pekerja itupun langsung ke satpam berniat untuk mengambil kunci ruang training. Ketika sampai di markas satpam, ternyata kunci ruang training belum dikembalikan. "Oh my God. Mampuslah aku." Gumam si pekerja. Bagaimana tidak mampus, buku yang tertinggal adalah bahan buat ujian besok.

Tapi pekerja itu beruntung. Di tengah kepanikannya, tiba-tiba datanglah seorang bidadari utusan penguasa kayangan yang memberikan kunci ruang training padanya. Diapun begitu bersuka cita. Setelah acara sharing selesai, pekerja itu pun mengambil barang-barangnya dan pulang.

Dalam perjalanan menuju tempat parkir, dia mencari-cari kartu parkirnya. "Oh my God. Pastilah terjatuh kala aku mengambil buku saku." pikir si pekerja. Tadi sore dia memang terburu-buru mengeluarkan buku sakunya karena mengejar jadwal meeting. Mungkin saat itulah kartu parkir yang dia simpan di saku baju terjatuh. Akhirnya dia melapor ke satpam dan "ditilang". Dia harus mengisi "formulir pengakuan dosa" dan "pahala" untuk bulan ini harus dipotong untuk menebus dosanya itu. Setelah itu, barulah dia bisa pulang. Demikianlah kisah kunci dan tilang menjelang partai Prancis vs Portugal yang akhirnya dimenangkan Prancis 1-0 lewat titik putih.

Sekian.

Thursday, June 29, 2006

A Rifi Code (tm)

Siang ini terasa begitu panas. Apalagi daerah tempat tinggalku memang termasuk daerah yang panas. Minggu siang seperti ini biasanya aku tidak ada di kos. Aku lebih memilih pergi. Entah sekedar main dan bermalam di rumah teman atau bersilaturahmi ke rumah salah satu saudara yang tinggal di Jakarta. Tapi minggu ini berbeda. Sabtu kemarin aku diminta masuk kantor. Aku pikir, mungkin ini saat yang tepat untuk tune-up kamarku. Sudah beberapa bulan kamarku tidak mendapatkan "perawatan rutin" sehingga mulai tampak kurang nyaman. Apalagi sekarang di kamarku bertambah dua perabot listrik yang cukup memakan tempat, Dispenser dan TV 21".

Setelah pagi ini membersihkan kamar, aku baru bisa beristirahat menjelang naiknya mentari tepat di atas ubun-ubun. Aku hanya tiduran ditemani angin-angin yang berlarian seakan berlomba untuk keluar dari putaran kipas angin di pojok kamar. TV yang kunyalakan menyajikan berita-berita selebritis yang membosankan. Tapi entah kenapa aku tidak berniat untuk mengganti channel-nya. Daripada mati kebosanan, aku akhirnya memutuskan untuk keluar setelah duhur. Aku ingat, kemarin ketika ngebrowse di kantor, aku sempat melihat film-film yang diputar di bioskop. Salah satu film yang cukup menarik adalah Da Vinci Code yang diputar di Sunter 21. Dan akupun akhirnya memutuskan untuk menonton film tersebut yang diputar jam 2.00.

***

Tempat pertama yang aku tuju di mall Sunter adalah ATM center karena uang dalam dompet sudah menipis. Tempat berikut yang aku tuju adalah bioskop untuk membeli tiket terlebih dahulu. Aku membeli tiket terlebih dahulu meskipun film baru dimulai satu setengah jam lagi. Aku takut kehabisan tiket karena film ini termasuk dalam jajaran film box office yang tiketnya seringkali sold out sebelum film dimulai.

Setelah mendapatkan tiket, aku bergegas ke supermarket Hero yang terletak di depan pintu masuk lantai 1. Di tempat minuman dingin, aku melihat-lihat sambil mempertimbangkan minuman apa yang akan aku ambil. Ketika aku mengulurkan tangan untuk mengambil satu botol (benar-benar tinggal satu) teh hijau, seorang perempuan sebaya yang kebetulan juga sedang berniat membeli minuman dingin juga melakukan hal yang sama. Kami pun saling menoleh dan terdiam. Dalam kebisuan itu, aku menarik tanganku

"Silakan"

"Yah... tinggal satu. Jadi nggak enak nih. Udah buat mas aja. Mas kan duluan." Tawar perempuan itu.

"Nggak papa kok. Aku yang ini aja." Kataku sambil mengambil minuman yang lain." Padahal dalam hati ingin sekali menikmati minuman itu. Tapi biarlah mengalah demi seorang perempuan. Akupun kemudian mencari snack untuk teman menonton nanti.

Jam masih menunjukkan pukul 1.15 yang berarti aku masih harus menunggu kurang lebih tiga perempat jam lagi untuk menyaksikan film tersebut. Daripada hanya duduk menunggu di lobi bioskop, aku pikir lebih baik ke gramedia dulu yang terletak di lantai 2. Di sana, iseng-iseng aku menuju ke tempat buku-buku sastra untuk membaca buku-buku Gibran. Ketika sampai di tempat yang kumaksud, aku melihat sesosok perempuan yang sepertinya pernah aku lihat sedang membaca salah satu buku Gibran juga. Tidak salah lagi, ternyata dia adalah peprempuan yang tanpa sengaja tadi kutemui di supermarket. Aku mengambil posisi berdiri di sebelahnya. Aku mengambil salah satu buku Gibran dan membacanya. Dan kami pun sama-sama menyelami tulisan-tulisan gibran ditemani tembang "Kenangan Terindah" yang terdengar di seluruh ruang baca itu.

Saat dia meletakkan kembali buku yang telah dia baca, bukunya menyenggol setumpukan buku yang tampak berdiri dengan rapuhnya. Beberapa bukupun terjatuh. Melihat itu, secara reflek aku langsung membantu mengambil buku-buku yang berjatuhan di dekat kakiku.

"Maaf ya mas. Jadi ngerepotin... lagi" katanya sambil tersenyum dengan penekanan pada kata lagi yang berbeda seolah-olah memang menekankan bahwa dalam waktu yang cukup singkat dia telah melakukan hal yang sama dua kali, minta maaf.

"Nggak papa kok, cuma ngangkat buku segini aja. Kalo bukunya satu dus sih... mikir-mikir juga" candaku.

"Iya nih, dua kali ketemu aku selalu bikin repot aja ya. Tapi tenang aja, keluar dari gramed ini, aku nggak bakalan 'nggangu' kamu lagi deh." Katanya meyakinkan aku.

"Emang mau kemana abis ini?" tanyaku penasaran.

"Mau nonton Da Vinci Code." Jawabannya membuatku tersenyum.

"Oya, by the way yakin nih nggak bakal ganggu aku lagi?" godaku lagi

"Ya iyalah... Tapi tunggu... jangan-jangan... kamu mau nonton film itu juga ya?" selidiknya untuk memastikan dugaannya. Dan aku pun hanya mengangguk. "Hahaha... bioskop begitu luas, masa sih..." lanjutnya, dan kami pun tertawa kecil...

***

Hp menunjukkan pukul 13.55. Kami berdua sedang berada di depan pintu masuk bioskop untuk antri masuk. Setelah memberikan dua tiket, kami mencari tempat duduk seperti yang tertera dalam tiket, F1 dan F2, tepat di pinggir.

"Aku bener-bener nggak ngerti deh." Katanya sambil berjalan menuju ke kursi tujuan. "Pertama, kita menyukai minuman yang sama. Kemudian kita menyukai buku yang sama juga, buku-buku sastra karangan Gibran. Kita sama-sama penasaran dengan movie dari buku yang pernah kita baca, Da Vinci Code. Dan terakhir, kita juga sama-sama menyukai tempat duduk yang paling pojok untuk nonton di bioskop. Tapi kali ini aku kurang beruntung. Ketika memesan tiket, semua tempat duduk yang terletak di pojok semuanya habis. Akhirnya aku hanya dapat tiket di 'sebelah pojok'. And now, untuk ketiga kalinya, dalam pertemuan pertama kita, aku harus ngerepotin kamu karena 'mengkudeta kursi pojokmu'."

"Hahaha... thats life." Jawabku sambil tertawa. Dunia begitu sempit untuk orang-orang yang memiliki kesamaan meskipun berada di tengah-tengah lautan perbedaan.

***

"OK, sampai ketemu lagi. Thanks for everything. See you next time." Katanya sambil melambaikan tanggannya.

"OK, nice to know you. See you... when I see you." jawabku.

Dan kakinya pun mulai melangkah, menjauh, dan menghilang dari pandangan mata. Inilah akhir dari pertemuan kami. Cukup lama kami berseda gurau. Membicarakan hobi, film, buku dan banyak lagi. Tapi, sampai perpisahan itu, aku belum tahu namanya. Aku hanya tahu dia tinggal di daerah Salemba. Yang aku tahu dan aku ingat tentang dia, hanya wajahnya, dan tentu saja, senyum dan canda tawanya.

***

Pagi ini, seperti pagi biasanya, sebelum jam kantor, aku melalang buana menyelami dunia maya. Blogging! Itulah salah satu aktifitas favoritku di pagi hari di tempat kerja. Aku membaca blog teman-teman dan iseng aku buka juga link-link yang ada di blog tersebut. Sebagian besar memang aku tidak mengenal si empunya blog. Aku hanya sekedar membaca-baca. Hingga ketika aku membuka salah satu blog, aku seperti melihat foto yang tampak tidak asing lagi buatku. "Princess Sophie" gumamku. Setelah pertemuan di sunter itu, aku menyebut perempuan itu "Princess Sophie", seperti tokoh dalam Da Vinci Code. Tertera jelas yahoo id dia tuliskan di profilenya. Entah kenapa, aku ragu untuk menambahkan yahoo id-nya di dalam list yahoo meessanger-ku. Aku tak tahu apa yang membuatku ragu. Padahal ini hanya sekedar menambah list ym, hanya menambah teman. Tapi yang aku tahu pasti. Jika aku melakukannya, cerita yang terhenti setelah Da Vinci Code, akan terbangun kembali. Inikah kode-kode alam yang harus kupecahkan? Oh my God, help me.

Dalam keraguan itu, akhirnya aku menambahkan ym id-nya.
I believe, the story will go on...

*The End*

Serendipity! Mungkin kata itu cukup mewakili kisah di atas. Kata tersebut adalah salah satu judul film yang pernah saya tonton. Ceritanya tentang orang yang percaya dengan takdir. Ceritanya mirip kisah di atas. Pertemuan tanpa nama, tanpa petunjuk. Satu-satunya petunjuk yang ada dalam kisah Serendipity tersebut adalah nomor telp si cewe yang dituliskan dalam buku. Buku tersebut kemudian di jual. Jika kedua orang tersebut memang berjodoh, si cowo pasti akan menemukan buku itu dan kemudian, the story goes on... Cukup mirip kan dengan kisah di atas? Bedanya, cerita itu tidak ditimbulkan oleh nomor telp, tapi oleh ym id.

Percaya atau tidak, kisah-kisah serendipity memang ada. Umumnya itu berawal dari obrolan. Seorang teman juga pernah curhat dengan saya, sebut saja May. Kisahnya berawal ketika May ngobrol dengan seorang penumpang di bis yang duduk bersebelahan, sebut saja Febri. Mereka ngobrol begitu asiknya. Mereka sempat berkenalan. Tapi setelah keluar dari bis, mereka tidak pernah lagi berhubungan. May merasa aneh, dia seperti ingin bertemu dengan Febri. Tapi dia tidak memiliki petunjuk apapun untuk menemukannya.

Suatu hari, May membuka buku wisuda milik temannya. Ketika dia membuka salah satu halaman, dia melihat salah satu foto yang tidak asing buatnya, Febri. Diapun menanyakan tentang orang tersebut pada temannya. Dan menurut temannya, ternyata Febri teman kuliah dan teman SMUnya. Wow! Dunia begitu sempit. Akhirnya May memiliki petunjuk yang sangat jelas tentang Febri. Telp, email, atau petunjuk-petunjuk lainnya pasti dapat membawanya ke cowo yang dicarinya itu. Tapi, seperti kisah di atas, May juga ragu untuk menghubunginya. Di satu sisi dia menginginkan pertemuan itu kembali, tapi di sisi lain dia ragu untuk melakukannya.

Entah apa sebabnya? Kejadian-kejadian yang kita alami seringkali memunculkan kode-kode yang membuat kita ragu untuk memutuskan. Kalau boleh saya sebut dan saya lisensikan, ini adalah A Rifi Code. Kode-kode yang pertama kali saya paparkan dalam blog ini. Contoh lain dari A Rifi Code ini adalah 14 Agustus seperti dalam kisah "14 Agustus".

Believe it or not, its up to you...

Monday, June 26, 2006

Kontes Miss Waria

Tadi pagi saya melihat berita di Seputar Indonesia yang menurut saya cukup unik. Kontes Miss Waria di TMII. Dulu, kaum minoritas ini sangat 'malu-malu' dalam memperlihatkan eksistensi dirinya. Tapi entah kenapa, belakangan ini mereka mulai berani unjuk gigi. Demokrasi? Hak Asasi? Pengakuan masyarakat? Bisa jadi.

Sekarang saya bukan mau membicarakan soal kenapa mereka lebih berani. Apalagi soal kontes miss waria. Tentu saja, karena itu bukan bidang saya. Saya tidak memiliki kompetensi untuk melakukan penilaian terhadap kontes-kontes seperti itu. Tapi saya ingin menuliskan tentang keberadaan mereka di sekitar kita.

Dari acara-acara di tv yang pernah saya lihat, memang ada banyak sekali alasan yang melatarbelakangi keberadaan mereka. Ada yang bilang itu pilihan hidupnya. Ada yang bilang karena kecenderungan dari masa kecilnya. Ada yang bilang karena trauma. Dan masih banyak lagi alasan-alasan lain.

Tuhan telah membuat konsep yang jelas dalam menciptakan alam ini. Berpasang-pasangan! Ada lelaki, tentu ada wanita. Dan ketika manusia dilahirkan, kita memang tidak diberi kekuasaan untuk memilih, menjadi lelaki atau wanita. Manusia hanya diberi akal untuk memilih. Seiring perkembangannya, setelah bisa mempergunakan akal, manusia mulai bisa memilih. Dan celakanya (tapi benarkah ini suatu kecelakaan?), manusia juga merasa bebas memilih jenis kelamin yang sudah dibawa sejak lahir. Hingga muncullah para lelaki yang 'feminim' yang sekarang lazim kita sebut dengan waria. Tapi, benarkah ini suatu kebebasan? Bukankah Tuhan telah menciptakan makhluknya berpasang-pasangan? Tunggu! Sekarang saya ingat satu hal. Dalam islam ada konsep imam-makmum ketika solat. Laki-laki bisa menjadi imam bagi semua orang. Waria bisa menjadi imam bagi waria dan wanita. Dan terakhir, wanita hanya bisa menjadi imam bagi wanita. Dari sini, waria sepertinya telah 'diakui' dalam agama sehingga muncullah konsep seperti itu. Tapi, bukankah kebebasan seperti itu katanya tergolong melawan takdir? Ah... Sudahlah! Saya bukan ulama yang bisa menjustifikasi suatu kasus. Itu keputusan mereka yang akan mereka tanggung sendiri suatu saat nanti. Dan keputusan saya adalah seperti kata samson, "Aku adalah lelaki yang tak pernah lelah mencari wanita. Naluriku sebagai lelaki membuatku ingin berjuta wanita di sisiku."

Sebagian dari kita mungkin 'kurang beruntung'. Masa kecilnya tidak seperti anak-anak lain yang sebaya. Yang lelaki bermain berlari-lari mengejar bola, naik pohon, hingga berpura-pura menjadi superhero seperti superman, batman, power ranger atau yang lainnya. Sementara yang wanita bermain dengan boneka-bonekanya, bersandiwara menjadi ibu rumah tangga yang mengurus anak-anaknya, atau menjadi ibu dokter yang merawat pasiennya. Namun ada sebagian yang memiliki kecenderungan berbeda. Mereka berlaku sebaliknya. Bagi yang 'lemah' dan hanya bisa mengikuti apa kata takdir, kecenderungan untuk tampil 'berbeda' terbawa sampai dewasa dan akhirnya sadar atau tidak akhirnya membawanya ke dunia yang berbeda pula. Mungkin kecenderungan tersebut bila diikuti dengan semangat juang yang tinggi sejak dini untuk berubah, bisa membuat dunia menjadi berubah pula. Tapi sekali lagi, mungkin itu akan terbentur pada pemikiran tentang takdir, "Untuk apa melawan rencana alam yang sudah menentukan seperti itu(kecenderungan dini)? Takdir tidak perlu dilawan".

Masa kecil memang dapat dibilang masa yang menentukan. Keluarga yang hancur di masa kecilnya, orang tua yang hanya mementingkan kepentingannya sendiri, membuat masa kecil menjadi masa yang suram. Lihatlah bagaimana seorang kepala keluarga yang bertindak semena-mena terhadap istrinya di depan anak-anaknya. Kebiasaan seperti itu dapat menimbulkan trauma yang dahsyat bagi anak-anak. Dan cobalah ambil efek terburuk dari trauma tersebut. Seorang anak akan membenci kelakuan bapaknya, membenci bapaknya. Hingga akhirnya, dia tidak ingin menjadi seperti bapaknya, tidak ingin menjadi seorang lelaki. Wow! Inikah efek dari sebuah trauma masa kecil? Ini bukan cuma cerita atau skenario, tapi ada di acara tv tentang masa kecil seorang waria. Kisah nyata! Mungkin jiwa besarlah yang dapat menyelamatkan masa kecil dari trauma. Memaafkan orang lain dan kembali pada takdir bahwa kita manusia yang telah ditentukan (gendernya).

Takdir? Trauma? Semangat juang? Oh no... Mengapa hari ini saya banyak menuliskan soal takdir seolah saya satu-satunya orang yang tahu soal takdir. Saya juga bukan psikolog ataupun psikiater yang tahu banyak soal trauma, semangat hidup, atau kondisi kejiwaan seseorang. Saya menulis di sini semata-mata karena saya telah 'ditakdirkan' untuk menulis. Di blog ini!

Btw, ini hari pertama saya training SAP-functional. Inilah takdir saya. Dua bulan mengikuti training yang sudah ditentukan takdir. Saya hanya pengikut takdir yang tidak memiliki sedikitpun kemampuan untuk melawannya. Lagipula, takdir yang saya alami sekarang termasuk takdir yang ditunggu-tunggu sebagian orang. So, have a nice day... have a nice training...

Friday, June 23, 2006

Adikku Sayang Adikku Malang

Beberapa minggu ini, seringkali saya baca di internet dan saya lihat di televisi kisah-kisah anak manusia yang malang. Mereka bukan anak-anak bodoh. Di sekolahnya, peringkat kelas sudah menjadi rutinitas. Beasiswa untuk kuliah, PMDK, ataupun tawaran meneruskan ke luar negeri terhidang di depan mata. Tapi tiba-tiba semua itu hanya tinggal mimpi. Semuanya sirna karena nilai matematika UAN di bawah 4,26 padahal nilai lainnya (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris) nyaris sempurna. Namun apa hendak dikata, semua telah terjadi dan sekarang mereka hanya bisa meratapi nasibnya. Sebagian yang masih memiliki sisa-sisa kekuatan (setelah habis untuk menutupi rasa malu) beramai-ramai menghadap ke KOMNASHAM untuk memperjuangkan haknya.

Entah kenapa? Tiba-tiba saja saya ingin menuliskan kisah ini. Padahal biasanya tidak ada minat dalam benak saya untuk menuangkan isi kepala sehubungan dengan isu-isu sosial yang terjadi di sekitar. Terungkit kembali memori beberapa tahun silam, ketika saya mengalami hal yang sama (mengerjakan EBTANAS). Di sekolah saya, memang semuanya tampak wajar. Paling hanya ada teman yang ngomel-ngomel mengeluarkan sumpah serapah setelah mengerjakan matematika. Tapi menurut cerita seorang rekan yang kebetulan beda sekolah, di sekolahnya sempat diwarnai dengan acara isak tangis murid-muridnya. Tapi kami beruntung, meskipun nilai kami hancur, kami semua masih bisa lulus karena belum ada syarat nilai kelulusan. Sepertinya hidup di jaman keemasan p*nc*s*l* memang lebih enak. Tapi apa kata rekan uyo nanti :p

Tidak ada orang yang mau menjadi orang yang sama di masa depan. Begitu juga pemerintah kita, dengan dalih untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas siswa-siswa sekolah, dibuatlah standar nilai kelulusan untuk tiga mata pelajaran. Bagus! Tujuannya memang bagus. Tapi entah kenapa tujuan yang mulia ini justru memporak-porandakan cita-cita yang telah dirangkai dengan manis oleh para siswa. Hancurnya masa depan itu, rasa malu itu, telah membuat mata hati sebagian siswa tertutup. Bunuh diri! Itu adalah salah satu solusi. Cara lain untuk melampiaskan kekesalan itu adalah dengan membakar sekolahnya sendiri, sekolah yang telah membakar hamparan impiannya.

Kematian dan penjara adalah efek dari standar nilai itu. Entah salah siapa? Nilai itu ternyata berimbas pada kehidupan seorang anak manusia. Standar terlalu tinggi? Cara mengajar yang salah? Sarana yang kurang mendukung? Lagi pula, sekarang mungkin bukan saat yang tepat untuk mencari-cari siapa yang salah. Apalagi ngomongin soal dosa siapa. Seperti kata seorang petinggi kita, "Soal dosa urusan saya dengan Tuhan". Entahlah... Saya hanya bisa berdoa semoga adik-adikku diberi ketabahan dan kesabaran.

Mungkin sekarang sudah saatnya seorang satpam juga harus memperhitungkan dengan matang apa yang akan dilakukan untuk melakukan pengamanan. Perhitungan yang eksak dengan menggunakan angka-angka yang pasti. Sehingga setiap satpam bisa melihat beberapa langkah ke depan untuk menjaga keamanan. Jadi, mereka harus lulus matematika sebelum menjadi satpam. Mungkin inilah jawaban dari pertanyaan seorang guru,
"Apa ingin jadi Satpam harus pandai Matematika? Kan tidak. Dia tidak lulus hanya gara-gara matematikanya jeblok. Coba bayangkan dia hanya ingin jadi satpam, karena kemampuan ekonominya tidak mampu untuk melanjutkan kuliah"

Wednesday, June 21, 2006

The next step

Last month, I have accomplished SAP-ABAP training for a month. I think, maybe sometime, I dont know when, I'll be allocated for SAP project as ABAPER. But I'm wrong. Yesterday, I was invited for the next training, SAP-Functional training, especially in Finance. I'll spend my time to learn about SAP-Functional for two months.

I'm very happy because not all of us get the invitation. I feel that I'm the lucky one :D But, during the training, I also have to accomplish my job, my target. Wow... how a busy day! Training and job. Two months ahead, (maybe) I'll go home after dinner (again) and I'll write (blogging) rarely (again).

Yeah... welcome to my live

Reuni

Senen malam, sepulang dari gading, gw iseng sms temen ngabarin kalo di la piazza ada twenty one baru (ember banget ya... :p). Setelah sms-an, buntutnya akhirnya telp2an juga deh. Yah... biasa lah, kalo dah ngorol biasanya jadi nggak jelas temanya, ngalor ngidul ora nggenah. Tapi ada satu tema yang akhirnya cukup berguna :D. Apa itu? Berawal dari rencana buat ke PRJ bareng, akhirnya malah muncul ide untuk bikin reuni di PRJ. Reuni temen2 P3M UI tempat dulu gw bekerja sewaktu masih kuliah.

Akhirnya gw pun bagi2 tugas ma dia buat ngubungin temen2 yang lain. Hasilnya, ternyata sebagian besar bersedia meluangkan waktunya tanggal 2 Juli buat ngumpul2 lagi setelah sekitar hampir 2 tahun nggak pernah ngumpul bareng. Yup, sekarang tinggal nunggu waktunya. Mudah2an aja pada bisa.

Tuesday, June 20, 2006

Orang Gila

Gila! Kata ini mungkin memiliki banyak makna di benak setiap orang. Ya, begitu denger kata gila, yang ada dalam benak saya adalah Itali dan AC Milan. Kok bisa? Lah, Gila kan striker dari kedua tim (maksudnya Gilardino :p). Cukup deh, cukup intronya :p

Hidup ini memang sudah gila. Kata orang, kalo sekarang tidak gila, susah untuk hidup. Tapi gila yang mana ya? Masuk RSJ kah? Ah... tuh kan, definisi gila memang banyak. Entah gila atau tidak, tapi dalam mengambil beberapa keputusan, saya seperti merasa dicap gila oleh orang lain. Padahal, apa yang saya putuskan, cuma keputusan biasa yang memang seharusnya saya putuskan. Just that. I think it was a common desicion.

Tapi, kalo dipikir-pikir, meskipun kata gila sudah memiliki definisi tersendiri, kita bisa bersama-sama meredefinisi kata tersebut. Seperti kata seorang teman, opini publik, itulah tools yang bisa membantu kita meredifinisi suatu kata.

Ya! Kalo melihat ke belakang, sepertinya dunia ini memang makin gila. Coba saja! Seandainya saya ingin menjadi Tuhan, apakah mungkin? Apakah saya akan dianggap orang gila? Bisa jadi. Tapi tunggu dulu, lihat saja di blog mamat. Di situ ada tips (atau lebih tepatnya cara) menjadi 'Tuhan'. Dengan cara tersebut, kita bisa membuang atribut gila dari diri kita. Tapi, apa itu berlaku untuk semua orang? Tentu tidak. Hanya orang-orang yang berhasil kita 'cuci otaknya' yang tidak akan menganggap kita orang gila.

Ketika seseorang tetap teguh mempertahankan prinsipnya di tengah-tengah dunia yang mulai gila ini, mungkin akan dianggap gila. Misalnya dalam hal pekerjaan. Orang-orang yang mengikuti proses alias es-o-pe mungkin akan dianggap gila karena dinilai tidak akan 'menghasilkan' apa-apa yang bernilai buat dirinya. Tapi, mungkin karena opini yang terbentuk memang sudah seperti itu, orang yang menerobos aturan, ataupun orang licin dan gesit yang mencari 'celah' untuk mendapatkan apa yang dia mau akan dianggap hal biasa. Bukan orang gila.

Hmm... susah jadi manusia. Pasti kalo saya ingin menjadi sesuatu yang lain selain manusia pasti akan dianggap gila.
Jadi, sebenernya siapa yang gila ya?

Monday, June 19, 2006

Gaya Bebeto

Semalem pas nonton Brazil vs Australia, gw jadi inget piala dunia 94. Apa yang bikin gw inget lagi piala dunia yang itu? Perayaan golnya itu lho. Setelah Adriano bikin gol, dia menuju ke pinggir lapangan dan merayakan gol, seperti yang biasa dilakukan oleh para pemain setelah mencetak gol. Dia menggoyangkan kedua tangannya persis seperti gaya Bebeto waktu abis mencetak gol di piala dunia 94 itu. Waktu itu sih katanya Bebeto abis punya anak, jadi selebrasinya seolah dia sedang menimang anaknya yang artinya dia persembahkan gol tersebut untuk anaknya. Waktu itu seinget gw jamannya Brazil dengan Bebeto - Romario nya.

Nggak tau deh selebrasi Adriano yang kemarin malam buat siapa. Buat sapa ya? Ih, nggak penting banget sih nanya-nanya gitu ya... Gw kan bukan infotainment :p

Monday, June 12, 2006

OST Weekend

Tolong baca (nyanyikan maksudnya) dengan irama lagunya sinchan :p

Setiap weekend
merupakan waktu bermain yang asik
Menendang kejar bola
lari tiada henti-hentinya
Si manto diem
dan tak ada yang bisa lewati
Oh sibuknya
aku senang sekali...

Esok paginya main bulutangkis
Melompat-lompat sambil ayunkan raket
Matahari menyinari semua perasaan ini
Aduh senangnya
menghabiskan pagi ini

Abis badminton
maen pe-es ato dota
Oh sibuknya
aku senang sekali...

Thursday, June 08, 2006

Lets Save!

This morning, I send email to milist 2k. I confirm that I will be at Cepy's house on saturday. I think, its imposible, go to office on saturday. As usually, I have to meet 'my mother', giving my progress report. Suddenly, she asks us (me and dino), "Would you go to office on saturday? I hope you will be along day in office. But, dont worry, it will be saved as your leave."

Oh, d**n! Soccer, reunion, bye...bye...
Badminton? I'll definitely be there... for-sure :p

~is experience (still) the best teacher :p

Wednesday, June 07, 2006

Kenapa sih?

Arghh...

Kenapa sih e**a bapuk banget? Baru nelp berapa detik udah mati. Mana nyambungnya susah banget lagi!

Kenapa sih pagi-pagi di musim kemarau masih ujan? Bikin males kerja tau! Jalanan basah. Nggak enak buat naik motor. Untung masih ada angkot.

Tapi kenapa sih angkot lama banget. Biasanya gw cuma 20 menit sampe kantor. Tapi tadi pagi gw 1 jam lebih baru sampe kantor. Hampir aja gw telat. Sampe kantor, gw baca email dan email yang pertama gw baca adalah undangan meeting buat hari jumat jam 17.00 sd selesai. D**N!@#$$%^$%&^%^

Kenapa sih harus ada meeting di akhir minggu? After office hour lagi. D**N again!!!*&^^%^%$%$

Jadi pengen nyanyi lagunya Enno Lerian dulu.

To be to be d**n d**n
To be to be d**n
To be to be d**n d**n
To be to be d**n
...


Pasti udah pada lupa ya. Kenapa sih bisa lupa ama lagu terkenal kaya gitu.

Argh.....

Kenapa sih?


Underground voice:
Hahaha...
Wanna to know why it could be happen?
The seal protect you from the black one, The King Of Pain is broken. I did it.
Do you still think, its real you?
Hahaha...

The Gold

Yeah... its my 50th posting. Some people called it golden, golden posting :)

Now, I'll try to write in English. Not for all, but, just a variation :) Yapz, this is the one of my resolutions in this year. Learning to write, read, listen, and speak English well. Learning, just learning! Not to be able to! :p

OK, Im sorry if the grammar is acak adul :))

Tuesday, June 06, 2006

Kenangan Terindah

Aku yang lemah tanpamu
Aku yang rentan karena...


Pasti deh yang baca ini langsung inget samson. Ngaku aja deh! Nggak bakal gw denda kok. Hehehe...

Sebenernya gw mau nostalgia nih, mengingat-ingat kenangan terindah jaman kuliah dulu. Dulu, waktu kuliah, ada rutinitas 'unik' yang gw alami hampir tiap tahun, tepatnya bulan februari.
Ulang tahun?
Bukan!
Bukan itu!
Tapi sakit.
Sakit?

Iya, hampir tiap bulan februari gw mengalami pilek + demam + batuk. Mungkin sih karena pancaroba alias pergantian musim. Taun ini, februari, gw 'aman-aman' aja tuh. Tapi masuk bulan Juni baru gw ngalamin itu. Gw pikir sudah 'sembuh', ternyata cuma pindah :p Biasanya kalo lagi sakit gitu paling cuma beli obat 'warungan'. Paling abis 2000 perak. Kalo agak parah dan nggak mau keluar duit, biasanya ke PKM. Dan kalo ke PKM, pasti dapet amoxilin. Obat wajib! :D

Berhubung sekarang di kantor gw dah dapet fasilitas obat dan sekarang juga lagi ngurusin medical management, jadi gw iseng-iseng mo manfaatin fasilitas itu. Niatnya sih cuma pengen tau gimana prosesnya dan input ke proses payrollnya. Pas udah selese dan gw ambil obatnya, ternyata gw ngabisin 142ribu cuma buat obat gitu doank. Padahal kalo beli di warung cuma 2000 :D Gapapa deh, mumpung dibayarin perusahaan :D

Hmm...
lemah tanpa obat
rentan tanpa obat
sehat itu emang kenangan terindah :)

060606 + 01

Senin kemarin, gw empat kali mendapat pesan melalui vypress dan ym. Isinya
"Menurut CNN,disiarkan 3 hari yang lalu bahwa lempeng bumi di australia sedang bergerak ke utara menuju asia. Diperkirakan bisa bertubrukan dengan lempeng bumi di selatan pulau jawa. Diperkirakan 11 hari setelah gempa jogja, atau rabu besok(7 juni) akan ada gempa dahsyat dan memungkinkan terjadinya tsunami. Mohon doanya n plis forward ke temen-temen laen, jangan sampai putus di tangan kamu"
Sebenernya gw nggak yakin dengan berita ini. Makanya gw nggak ikut-ikutan forward. Dan teman-teman yang forward juga sebenernya nggak yakin karena menambahkan pertanyaan yang menunjukkan ketidak yakinannya itu. Bener nggak sih? Masa sih? Dan hari ini, gw baca di detik, ternyata isu ini diangkat juga di detik. Tapi yang gw baca merupakan bantahan untuk isu tersebut. Ini linknya.

Yah... gempa, tsunami, ato tsubasa kan bagian dari sunnatullah juga. Manusia cuma bisa memprediksi dengan ilmunya. Tapi yang penting, kita kembalikan semuanya ke sang Pemilik. Kalopun terjadi, itu adalah gejala alam yang memang tidak bisa kita hindarkan. Kita hanya bisa mengantisipasi dan berserah diri. Dan kalopun tidak terjadi, syukurlah. Tapi sepertinya kita memang sudah banyak yang lupa. Hanya musibah yang kita anggap sebagai ujian. Tapi kesehatan, keselamatan, dan segala macam kenikmatan lainnya seringkali terlewatkan sebagai ujian yang 'lebih samar'. Terkadang gw berpikir mungkin kita sebaiknya mendapatkan musibah terus supaya selalu ingat. Tapi jangan juga dink, sekali-kali seneng-seneng boleh donk :D Main bola, main ps, main badminton...

Impulsif VS Dewasa

Ada satu kata yang menarik perhatian gw waktu ngobrol dengan seorang teman di telpon. Impulsif!

Setelah ngobrol ngalor ngidul ngomongin tentang kehidupan (frase yang cukup 'manis' untuk menggantikan sebutan nggosip :p) dia melontarkan kalimat yang kurang lebih isinya:

"Ya, emang orang seumuran kita terkadang masih impulsif dalam memutuskan sesuatu."
"Impulsif?" tanya gw penasaran. Dia pun segera menambahkan.
"Iya, orang seumuran kita terkadang memutuskan sesuatu yang menjadi keinginan karena belum melihat kehidupan. Jadi yang muncul dalam pikiran kita itu keinginan, bukan tujuan atau target sebenernya yang seharusnya lebih realistis. Misalnya ketika seorang mahasiswa memutuskan untuk menikah muda, namun setelah 'membuka mata' dan 'melihat dunia', kemudian mulai mengkaji ulang keputusannya yang dulu. Mungkin karena dulu sering 'dipengaruhi' oleh pihak lain. Ya... mungkin itu suatu hal yang wajar."

Menikah! Contoh yang sangat gampang untuk 'kalangan kita' :p Pasti ada yang setuju dan tidak setuju dengan pernyatan teman gw itu. Tapi setelah gw melihat kembali ke belakang, gw merasa sepertinya memang banyak hal yang seperti dikatakan temen gw itu. Beberapa (atau bahkan banyak) keputusan yang gw ambil dulu memang kurang sesuai dengan realita yang ada sekarang. Mungkin dulu memang terpancing dengan keinginan saja. Bisa jadi.

Dewasa! Mungkin itu yang belum gw miliki saat ini. Apa yang gw ambil dulu, mungkin hanya keputusan impulsif, keputusan reaktif, yang muncul sebagai reaksi atas yang terjadi saat itu. Mungkin gw memang masih harus banyak belajar untuk proaktif, dewasa. Seperti dalam salah satu ilmu jawa, DEWASA diartikan sebagai geDE, daWA, lan roSA (kalo diartikan ke Indonesia menjadi Besar, Panjang dan Kuat). Hayo!!! Jangan pada ngeres ya. Kalo ngeres beresin dulu tuh otak :p

Kalo menurut gw, tiga kata tersebut kalo dihubungkan dengan kedewasaan memang ada benarnya. Orang yang dewasa setidaknya memiliki pikiran yang luas (besar), pandangan ke depan (panjang), dan tekad yang bulat (kuat). Sehingga tentu saja keputusan-keputusan yang muncul akan menjadi lebih realistis, tidak sekedar impulsif atau reaktif.

Hmm... gw suka ngiri sama seorang teman yang umurnya lebih muda tapi gw liat dia bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan daripada gw. Memang benar kata sebuah iklan,
"Jadi tua itu pasti. Tapi jadi dewasa adalah pilihan."

note:
Gw lupa salah satu nama ilmu jawa yang gw maksud. Beberapa contoh kata yang lain adalah
1. Mantu = dieman-eMAN pan ngei puTu (Disayang karena mau memberikan cucu)
2. Piring = sePI yen miRING (Sepi / bersih kalo dimiringkan)
3. dll = Dan Lain-Lain

~ga penting banget ya :p
~nomor 3 ngarang sendiri :p

Monday, June 05, 2006

Semangat 45

Beginilah jadinya kalo olah raga pake semangat 45, badan pada pegel :D

Sabtu pagi main bola dari jam 1/8 sampe jam 2 siang (tapi istirahatnya jauh lebih lama dari mainnya). Minggu paginya main badminton dari jam 7an sampe jam 11an. Lumayan buat ngeluarin keringet. Tapi lumayan juga buat bikin badan pada pegel :D

Monday, May 29, 2006

Turut Berduka Cita

Turut berduka cita atas tragedi yang menimpa saudara-saudara kita di Jogja dan sekitarnya. Semoga kita semua diberi ketabahan dalam menghadapinya.

Petikan dari seorang Gibran (edited soale lupa)
Ketika datang badai, jangan lari. Tapi hampirilah. Karena badai hanya untuk orang-orang agung.
Maaf kalo beda banget dari aslinya. Bener-bener lupa :D

Monday, May 15, 2006

Roti Panggang

Sewaktu outbound, salah satu makanan yang disediakan adalah roti panggang. Di situ sudah disediakan roti dan pangganger-nya. Pertama bikin, rotinya tidak jadi-jadi. Begitu jadi, ternyata belum mateng. Akhirnya saya naikan lagi timernya dan beberapa menit kemudian roti siap dihidangkan.

Esok paginya, saya juga bikin roti panggang lagi. Kali ini, biar tidak perlu bolak-balik, saya naikan langsung timernya dengan harapan bisa cepat matang (padahal cepat tidaknya kan hanya dipengaruhi oleh panas / suhu, bukan timer). Begitu selesai, jadilah roti panggang afrika seperti gambar di atas :D

Ya, dalam kehidupan seringkali kita tidak sabar akan hasil. Sehingga terkadang hilanglah akal sehat dan munculah serakah, cara-cara instant. Seperti roti di atas, adalah contoh dari ketidak sabaran yang menelurkan keserakahan. Padahal seharusnya memanggang roti sudah memiliki standar waktu tersendiri. Namun karena tidak sabar akhirnya justru menjadikan roti menjadi hitam.

Begitu juga dengan proses-proses kehidupan ini, seringkali sudah memiliki timeframe tersendiri. Tapi karena ketidak sabaran kita, justru hilanglah akal yang seharusnya dapat membantu kita menjalani proses-proses itu. Bunuh diri, judi adalah contoh ekstrimnya. Dalam lingkup kehidupan kita, "memotong jalan" mungkin salah satu tool yang ampuh untuk menyelesaikan masalah. Namun bila salah menggunakan, tool tersebut justru menghilangkan clue yang seharusnya membantu kita menuju akhir proses.

~mimpi apa gw semalam
~pagi-pagi sudah nulis yang kaga jelas kaya gini

Wednesday, May 10, 2006

Harimau dan Buaya

Ada ungkapan yang sering kita dengar. Keluar mulut harimau masuk mulut buaya (atau sebaliknya, up to u deh). Mungkin itulah pepatah yang pas buat gw sekarang ini.

Belakangan ini gw bosen dengan rutinitas gw. Dan sekarang, gw sudah bisa lepas dari rutinitas yang membosankan itu. Sekarang gw nggak lagi pulang cepet dan "terbengong-bengong" di kosan. Sekarang gw punya rutinitas baru lagi. Training SAP di pagi sampe sore hari hingga 9 Juni, dan ngerjain tugas rutin (HR) di pagi (banget) sampe malem (banget). Tapi, ternyata meskipun ada rutinitas baru, ternyata rutinitas itu juga kayaknya nggak bakalan jauh dari yang namanya membosankan juga :(( Bayangin aja, dateng 1/2 7 buat ngerjain tugas sampe jam 1/8. Terus training SAP sampe sore. Dan berikutnya, setumpuk job sudah siap-siap nunggin buat ngerjain gw sampe malemnya (catet ya... ngerjain!!!)

Yeah...
cuma satu yang ada di pikiran gw...
JUST DO IT. I'LL GIVE MY BEST.
Mungkin itu satu2nya yang bisa gw lakukan...

~susah jadi manusia

Tuesday, May 09, 2006

Training

Sehubungan dengan (hampir) kelarnya sebuah proyek besar di kantor, sebagian dari orang Technology Center ditraining SAP-ABAP buat ngebantuin proyek lain yang (SAP) yang diharapkan kelar awal taun depan. Ngga tau deh buat berapa lama, tapi katanya sih kalo training TAW 10/12 itu bisa nyampe 5 minggu. Berarti selama 5 minggu itu para trainee bakalan "dikarantina" di AHTC selama 5 minggu itu.

Enak sih... tapi, berhubung kerjaan rutin tetap harus dikerjain, jadinya sekarang malah "kerja 2 kali". Harus ikut training dan ngerjain proyek di HR. GW sendiri bingung, gw kan sudah dialokasikan untuk proyek HR. Tapi kenapa tetap diikutkan training SAP yang jelas-jelas bakalan dipake di proyek SAP (bukan HR). Apakah artinya gw bakal di alokasikan ke kedua proyek? OMG! Please... Mudah2an sih ngga. Tapi kalo ngga berarti "sia-sia" donk perusahaan men-training-kan kan gw di training SAP-ABAP. Jadi makin bingung.

Btw, FYI, SAP seringkali diplesetkan dengan Sistem Amat Pelan. Tapi gw belum ngalamin karena servernya masih pake server lokal. Tapi kalo dibilang Setan Aja Pusing, mungkin ada betulnya. Apalagi gw belajar SAP-ABAP, yang gw sebut Setan Aja Pusing - Anak B***an APalagi, hahaha...

Outbound

Jumat kemarin sampe minggu kantor ngadain outbound sebagai "acara perpisahan" proyek AHMPS. Lokasinya di Hotel Putri Gunung Lembang. Awalnya gw takutnya lokasinya ada depannya alias (di depan) Hotel Putri Gunung Lembang :D Soalnya desember kemarin juga gitu. Tapi begitu bisnya sampe di hotel, gw baru tau kalo ternyata sekarang outboundnya benar-benar di hotel.

Gamenya pun lebih sante daripada yang dulu-dulu. Cuma di halaman hotel. So, ngga ada deh naek-naek pohon, palagi sampe turun tebing. Sebenernya kangen juga sih naiek-naek lagi gitu, apalagi pas turun tebing, asik bo!!! Tapi mungkin karena sekarang sifatnya lebih ke perayaan (hampir) selesenya projek besar, ditambah lagi ikutnya para "sesepuh" mulai dari subdept head, dept head, bahkan sampe div head. Makanya acaranya sante dan tempat makannya pun asik-asik. Tiga kali makan diluar. Satu hal yang jarang pada outbound-outbound sebelumnya. Jumat malam di warung jagung bakar (pesenannya nggak nyampe-nyampe :( ), Sabtu malam di cafe Valley dan minggu siang di cafe Bali sebelum pulang. Nyam-nyam...

Untuk detail acara / game nanti gw tulis tersendiri deh.

Thursday, May 04, 2006

Hua....

Hua...
Ini dah hari yang kesekian gw "ngga ada kerjaan". Kerjaanya cuma ngerapihin file-file yang sebenernya sudah rapi (rapi? yakin lo :D). Kerjaan lain paling cuma chatting, blogging, browsing, dan sekarang akhirnya jadi tertarik buat bikin web sendiri. Ikutan ngambil domain di depkominfo dan cari-cari web hosting yang murah dan ada free trialnya. Cuma tertarik! Ngga tau kelanjutannya :p

Apa ini berarti gw makan gaji buta? au ah... gelap! segelap... hihihi...

Btw, terima kasih demo buruh, gara2 macet kemarin pada males pulang dan akhirnya maen dota di kantor :D

Wednesday, May 03, 2006

What Am I Doing

Entah kenapa, belakangan ini gw jadi mulai ngerasa bosen. Bosen hidup! Weitz... tunggu dulu, maksudnya mulai bosen dengan kehidupan gw sekarang. Bosen dengan aktifitas dan komunitas yang itu-itu aja. Gw pengen sejenak "keluar" dari hidup gw.

Emang sih, kalo dipikir-pikir, sebenernya banyak waktu luang gw yang "terbuang" percuma. Pulang sore (sebelum maghrib), gw cuma baca ato nonton tv. Padahal banyak aktifitas yang bisa dikerjain dari sore sampe malam. Tapi apa? Come on! What am I doing? Masa gitu-gitu mulu sih.

OK...OK... sebenernya gw sudah punya rencana buat ngisi waktu luang itu, tapi gw ngga tau tempat-tempat untuk itu. Ini ada beberapa daftar kegiatan (yang cukup menarik perhatian gw - baru kandidat lho) yang bisa menambah variasi aktifitas dan komunitas sekarang ini.

1. Les bahasa Inggris (conversation). Yup, lumayanlah buat nambah2 kegiatan. Sekalian biar gw bisa nonton DVD tanpa text :D Maklum, masih harus baca text kalo nonton film barat :D Tapi... kemarin dah nanya2 soal pendaftaran, ternyata biayanya terlalu gede. Nggak mungkin bisa dalam waktu dekat ini. So, buat yang ini kayanya harus dipending.

2. Belajar Al-Quran. Dulu gw pernah baca artikel di majalah hidayah kalo di jakarta pemerintah punya semacam sekolah ilmu al quran. Kalo nggak salah itu ada di bawah naungan salah satu dept. Tapi gw lupa. Jadwalnya juga sore hari. Tapi masalahnya, gw sama sekali nggak ada bayangan institusi pendidikan itu ada dimana. Bahkan nyata ato ngga pun ngga tau :p Tolong donk, buat pembaca yang tau institusi pendidikan itu (ato yang sejenis juga gpp), kasih tau gw ya, terserah lewat comment, shoutbox, email, chat, hp, ato apapun. Gw butuh banget nih. Thx b4.

3. Kursus mengemudi. Emang sih, COP (car ownership program) masih lama :p Tapi ngga ada salahnya kan kalo belajar bawa mobil mulai dari sekarang. Tapi yang ini juga pending dulu deh. Selain budget belum siap tempatnya juga belum tau :D Pengennya sih belajarnya di tempat-tempat kursus biar bisa langsung dapet SIM (gitu bukan?)

4. Olah raga. Yang satu ini juga bisa jadi salah satu kandidat, fitness, beladiri, ato olah raga lainnya. Tapi sekali lagi, masalahnya, gw belum tau tempat2nya :D Ada yang punya rekomendasi? (FYI, gw ngga suka dengan olah raga yang full bofy contact kaya karate dsb, kalo belajar pake cakra sih gpp :p)

Itu dia serentetan kandidat yang lagi gw pertimbangkan. Gw butuh info-info dari para pembaca yang budiman untuk memilih kandidat-kandidat itu supaya gw ngga salah memilih. Sekali salah pilih, akibatnya lima taun lho... halah...

Tuesday, May 02, 2006

Sesuai dugaan

Tadi gw iseng pengen tau kelanjutan registrasi pra bayar yang seharusnya selesai tanggal 28 April kemarin. Trus gw search dan dapet berita di depkominfo.

Dulu katanya kalo tanggal 28 April belum melakukan registrasi, maka pengguna pra bayar akan kehilangan nomornya karena bakal dihanguskan. Tapi gw nggak percaya karena sebulan sebelum deadline, dari data yang gw liat (lupa dimana) masih banyak yang belum daftar. Sampai jam 10.00 WIB tanggal 28 April baru terdaftar 40jutaan dari 50jutaan atau sekitar 80%an (liat aja di berita). Dan ternyata seperti dugaan gw sebelumnya, proses registrasi ini pasti akan mundur. Pemerintah masih mau nunggu sampai 30 Juni buat ngumpulin data-data pengguna pra bayar itu.

~ayo nebak lagi, mundur lagi nggak?
~:D

Monday, May 01, 2006

DOWNFALL (DER UNTERGANG)

Ini dia film yang pengen banget gw tonton dari desember kemarin waktu ada JIFFEST. Film ini menceritakan saat-saat terakhir Hitler di tempat persembunyiannya. Tapi sayang itu film penutup dengan tiket terbatas. Akhirnya gw ngga jadi nonton deh :( Abis itu, setiap hunting dvd, gw selalu menyempatkan mencari dvdnya. Yang asli lho (bajakannya :p). tapi nggak nemu juga. Eh, pas lagi liat2 di 21cineplex ternyata film itu sudah maen. Wah, akhirnya bisa nonton juga :) Berarti sekarang film ini menjadi film wajib tonton dalam daftar film2 yang pengen gw tonton sekarang ini :)

Gw sendiri bingung kenapa gw pengen banget nonton film ini. Mungkin karena dulu waktu JIFFEST gw ngga dapet tiketnya. Makanya sekarang gw jadi pengen banget balas dendam :p Bulan ini harus bisa nonton!!!

Pada mo nonton bareng ngga? Abip? Inut? Dew? 2K?

~jiffest
~jadi inget barkah
~inget kata rekan uyo, jangan lupa pulang
~gpp kan Yo? gw link dari sini :D

Play 4 Fun

WeekEnd kemarin, gw maen lagi ke tempat baya. Maen dota semalaman. Walaupun dibantai mulu ma temen2nya baya :D abisnya jago2 sih. Besok paginya, gw berharap bisa maen bola lagi. Tapi ternyata... kali ini masih nggak ada bola, hiks... badan udah jarang digerakkin nih. Akhirnya sabtu siang cuma buat tidur di kos lay karena semalam abis ngeronda di pd kelapa :D (ngeronda apa ngedota :D). Bangun tidur disuruh ke MUI ma koordinator, katanya ada ngaji jam 1/2 5 an. Hmm... males... Cari alasan aja ah. Gw bilang mo nonton playboy kabel. Seru juga, apalagi pas si cewe mulai bilang "Di rumah sepi lho", lanjutannya jadi makin seru lagi sampe temen2 yang nonton pada ketawa. Nggak tau ketawa apaan. Ketawa pengen ato... ups... sensor deh :D Setelah selesai nonton, ternyata si koordinator masih belum berangkat jadi masih diminta untuk ke MUI. Karena waktu itu mendung, gw cari alasan lagi. Gw bilang, "Ntar aja berangkatnya nunggu hujan". Tapi ternyata ketauan itu cuma alasan. Abisnya kalo hujan kan nggak mungkin berangkat, masa perginya nungguin hujan. Nggak elit banget alasannya. Akhirnya gw pun ikut jalan ke MUI dan dengerin Pa Gun ngasih tausiyah sampe maghrib.

Esok paginya, gw diajak nura maen badminton di FIB atau sastra. Eh, maksudnya FIB ato FISIP. Akhirnya gw, nura ma John, minggu pagi main badminton di FIB. Karena pada ngga ngerti, masang net aja mesti minta bantuan orang lain :D Baru berapa menit main, terjadilah tragedi kaya titanic, kapal pecah. Tapi kali ini yang terjadi raket pecah :D Tapi... lumayan juga, akhirnya gw bisa ngeluarin keringet lagi :D Apalagi kata nura biasanya dia maen setiap sabtu. Berarti mulai minggu depan gw bisa punya rutinitas baru lagi. Badminton! Asik... plaf for fun. Soalnya kalo maen ma sepupu di bintaro maennya play to win :( jadi nggak asik. Nggak bisa gaya2an. Halah... ni mau maen ato mo ngegaya sih :p Tapi minggu depan gw nggak bisa ke depok nih. Mo outbound di lembang, acara kantor. Jadi mungkin dua minggu lagi gw bisa mulai rutin maen badminton, Play For Fun!!!