Wednesday, June 27, 2007

Futsal oh Futsal...

Sabtu kemarin, merupakan Sabtu kedua para Saturday Futsal Warrior bermain futsal di Metro Futsal. Dengan semangat yang membara, mereka juga tidak keberatan kalau sekalian membooking lapangan untuk Sabtu depannya. Akhirnya gue pun membooking lapangan tersebut untuk Sabtu depannya.

Tapi ternyata... hari ini gue diminta masuk pada hari Sabtu buat setting layout ruang project. Katanya cuma jadi mandor para OB sih, tapi tetep aja masuk. Hiks... gimana nasib lapangan itu. Gue serahkan sama kalian semua ya... Ayo, siap-siap ganti EO ya, hehehe

Monday, June 25, 2007

27

Salah satu usia penting dalam kehidupan manusia adalah 27. Pada saat itu, manusia akan mengambil keputusan penting dalam hidupnya. Lihat saja Jimmy Hendrik, Kurt Cobain, Sukarno.

Sukarno memutuskan untuk melanjutkan hidup untuk memperjuangkan kemerdekaan negaranya dengan membentuk partai. Cobain memutuskan untuk mengakhiri drama kehidupannya setelah apa yang dia lewati dan dia dapatkan. Hendrik? Gue nggak tau, soalnya kemarin Yusuf nggak ngasih bocorannya sih, hehe...


===
Diambil dari film "3 Hari Untuk Selamanya"
Yusuf adalah salah satu pemeran utama dalam film tersebut

Friday, June 22, 2007

Mengapa Donor Darah

Kemarin adalah kali ketiga aku melakukan donor darah. Ketika sedang menunggu antrian, aku berbincang-bincang dengan salah satu calon pendonor. Salah satu obrolan yang dia layangkan adalah:
"Enak ya PMI, darahnya ambil gratis dari kita. Tapi nanti dia jual ke orang yang butuh. Untung gede banget kan? Pantesan aja di sana PMI punya rumah sakit sendiri."

Kalau dilihat sepintas mungkin memang benar. Tapi apa iya sih bener-bener gratis? Setidaknya ada beberapa kebutuhan-kebutuhan pendukung untuk mengumpulkan darah itu.
1. Perlalatan donor seperti misalnya kantong darah, alat suntik, dan alat-alat donor yang lain.
2. Transportasi
3. Sarana penyimpan darah. Kayanya nggak mungkin kalau darah-darah yang sudah dikumpulkan itu disimpan di box seperti yang digunakan orang di pinggir jalan buat jualan minuman dingin. Tinggal beli es batu buat mendinginkan darah. Takutnya ntar banyak drakula yang haus datang dan membeli minuman dingin itu.

Masalah berapa biaya yang dihabiskan PMI buat mengumpulkan dan menyimpan darah, berapa biaya administrasi yang dihasilkan PMI untuk mendistribusikan darah, aku nggak peduli. Lalu, apa alasan aku mau mendonorkan darahku? Aku mau mendonorkan darahku supaya keluarnya darah yang aku donorkan dapat memancing regenerasi sel-sel darahku. Dengan begitu, regenerasi dan sirkulasi darahku menjadi lebih baik lagi. Bukankah itu bagus buat kesehatanku?

Lihat kan? Pendonor darah itu tidak selalu orang yang peduli pada sesama, tapi ada juga pendonor yang egois, hehehe...

Wednesday, June 20, 2007

Pekan Raya Jakarta

Hampir tujuh tahun gue tinggal di Jakarta. Sudah tujuh kali PRJ diadakan sejak gue tinggal di Jakarta. Tapi belum sekalipun gue datang ke acara tersebut. Apalagi, dua tahun ke belakang, gue tinggal di Sumur Batu, Kemayoran, yang merupakan tetangga dekat tempat digelarnya PRJ.

PRJ itu kaya apa sih? Tempatnya di mana sih? Ada apa aja sih? Penasaran! Pokoke PRJ kali ini gue harus datang!

===
Di sekitar asrama UI itu ada tulisan kalo ini wilayah Jakarta Selatan lho. Berarti selama satu setengah tahun itu, gue dihitung tinggal di daerah Jakarta kan?
~nggak penting banget :p

Bangga dan Prihatin

Sebuah berita bahagia datang setelah masa pengumuman kelulusan siswa SMU. Sekitar 350-an siswa SMU di sekolah itu lolos dari maut. Mereka mendapatkan predikat "lulusan SMU". Tidak ada satupun siswa yang tidak mendapatkan predikat itu. Luar biasa! Sungguh prestasi yang sangat pantas dibanggakan.

Namun ternyata dibalik kebanggaan itu, terselip sebuah keprihatinan. Sebagian besar siswa yang lulus itu, hampir enam puluh persen, ya, enam puluh persen, menggunakan cara yang tidak jujur dalam menjalankan ujian.

Mereka menggunakan fasilitas HP (handphone) untuk saling mengirim jawaban di saat ujian berlangsung. Begini cara kerjanya.............

Untuk setiap mata pelajaran yang diujikan, dipilih satu sampai 3 orang yang dijadikan server (pusat jawaban - siswa cerdas yang dianggap mahir dalam pelajaran itu). Seorang server dipinjami HP (bagi yang blom punya)+pulsa+sejumlah uang (jumlahnya yang terjadi bisa menembus angka Rp 500.000)

Pertama, server itu wajib mengirim sms jawaban ujian ke masing2 subserver yang ada di masing-masing ruang ujian, untuk kemudian disebarkan ke seluruh siswa (yang menghendaki sms jawaban). Bagi yang tidak menghendai mencontek, silakan diam, dan jangan bersuara, yang bisa berakibat fatal.

Kedua, server pergi minta izin untuk keluar menuju ke toilet, dan di sana sang server menuliskan jawaban di sehelai kertas yang ditempel di dinding toilet bagian dalam, untuk kemudian masing-masing subserver dari tiap ruangan juga minta izin ke toilet untuk menyalin kunci jawaban.

Dan yang menjadi tambah prihatin adalah jawaban itu tidak hanya diberikan untuk kalangan satu SMA, tapi menyebar ke SMA-SMA lain.

Strategi ini telah dirapatkan secara massal oleh 60% siswa tadi di aula yang dikoordinasikan oleh salah satu siswa yang dianggap sebagai Jenderal Koordinator. Kira-kira, hal itu dilakukan satu bulan sebelum Ujian Nasional, tapatnya dari mulai pra UAN Sekolah sampai pra UAN tingkat Kota.

Entah kenapa, strategi macam ini sukses besar dalam pra UAN tingkat Sekolah, sehingga strategi ini terus dilakukan dari Pra UAN tingkat kota hingga ujian Sekolah. Allahu A'lam, kenapa tak urung terbongkar.

Mendekati ujian nasional yang sebenarnya, kira-kira dua hari, diadakan rapat besar lagi untuk memantapkan strategi contek-mencontek ini. Setelah dikira sangat solid, mereka sepakat untuk melakukannya saaat ujian.

Memang,kata-kata yang terucap dari siswa-siswa yang ikut dalam "Cara Sukses Meluluskan Angkatan 2007 100%" terdengar sangat mulia. Mereka berkeinginan agar tidak ada satu orangpun dari temannnya satu angkatan yang tertinggal, dalam artian harus mengulang palajaran tahuan berikutnya.

Tapi, saya sempat bertanya kepada salah seorang subserver, tentang cara yang dilakukannya yang menyalahi aturan, terlebih lagi menggunakan cara-cara kotor seperti sms, ataupun yang lain. Jawabnya enak saja,"Yang penting lulus semua. Kamu pengin kalo kamu lulus tapi temanmu gak lulus?"
Astaghfirullaah.......

Speechless! Itulah respon saya sesaat setelah membaca berita tersebut di milis.
Luar biasa! Melihat keberhasilan siswa-siswa tersebut.
Prihatin! Melihat kondisi siswa-siswa dalam mencapai tujuan yang mulia itu.

Inikah pola pikir yang terbentuk ketika materi sudah menjajah dunia? Penjajahan itu telah menebarkan rasa takut di mana-mana. dan ketakutan itu tidak memandang bulu ketika akan menghinggapi korbannya.

Siswa mana yang tidak takut tidak lulus ujian. Malu, karena teman-temannya dapat berbangga-bangga ria, sementara dia harus meratapi nasibnya yang harus ditentukan melalui ujian kejar paket. Selain dibayar dengan malu, tentu ada waktu yang juga harus dikorbankan. Bagi siswa yang luluspun, tentu tidak akan rela jika temannya 'diperlakukan' seperti itu oleh takdir. Kalaupun satu-satunya cara yang ampuh untuk menolak kedatangan takdir itu tidak lazim, tak apalah. Yang penting kita lulus bersama. Bersama Kita Bisa!

Ketidaklulusan akan menjadi 'aib' bagi sekolah (tentu saja selain bagi siswa yang tidak lulus). Bagaimana tidak, tingkat kelulusan mungkin menjadi salah satu faktor yang 'menjual' sekolah itu. Apa jadinya jika setiap tahun ada yang tidak lulus dan jumlahnya juga bertambah. Orang tua mana yang tetap mempercayakan anak-anaknya untuk disekolahkan di tempat seperti itu. Tapi sungguh ironis jika sebuah lembaga pendidikan berdiam diri dengan kondisi yang sudah separah itu.

Wahai para siswa, guru, dan pengelola sekolah. Di manakah hati nurani itu? Ah... mungkin dengan pekerjaan yang bakalan mereka peroleh, dengan uang yang bakalan mereka dapat, mereka pikir bisa membeli hati nurani yang pernah mereka jual. Bahkan kalau perlu, lebih dari satu yang mereka beli. Supaya kalau dibutuhkan, masih ada hati nurani yang bisa dijual demi tujuan mereka.

Salut dan selamat kepada para siswa, praktisi pendidikan, yang senantiasa menjaga kejujuran dan berhasil lulus dan meluluskan dengan cara yang elegan.

===
Nulis kaya gini, gue lagaknya kaya orang yang punya hati nurani banget ya... :p
Emang sih gue pernah ngasih contekan waktu ujian, tapi itu kan untuk melatih skill gue dalam 'menjaga rahasia', supaya nggak ketauan guru pengawas, hehehe...

Tuesday, June 19, 2007

Futsal vs Funbal

Sabtu kemarin adalah kejadian pertama kali dalam sejarah para Saturday Futsal Warrior bermain bola di lapangan futsal beneran. Biasanya susah banget kalo diajak maen di lapangan beneran. Tapi minggu kemarin beda. Bukan sekedar lapangan rumput dengan sandal-sandal sebagai gawang, hahaha... Dan futsal kemarin juga bukan sekedar olah raga, tapi juga merupakan olah jiwa. Olah jiwa, karena kami para pemain futsal juga turut berpartisipasi dalam penggalangan dana bersama untuk sesama. Hebat! Coba saja setiap futsal ada kegiatan seperti itu. Kalaupun tidak langsung digunakan, dapat dijadikan sebagai kas. Ya kan?

Sebenernya lapangan futsalnya lebih kecil dari lapangan BNI ataupun lapangan rektorat. Harusnya badan sudah terbiasa. Tapi besok paginya badan jadi pegel-pegel. Sekarang juga masih terasa. Kurang pemanasan kali ya. Biasanya kan maen jam dua-an, futsal kemarin maen jam sebelas-an. Jadi mungkin kurang 'panas', hahaha...

Monday, June 18, 2007

Katak Dalam Blender

...

"Kadang-kadang, jika anak-anak datang ke unit ini, mereka pikir pasti mereka telah melakukan kesalahan dan meninggalkan keluarga untuk datang ke rumah sakit adalah hukuman bagi mereka. Penting untuk memahami bahwa ini tidak benar. Kamu tidak datang kemari karena kamu telah melakukan suatu kesalahan..."

"Ya, aku pernah," ia berseru dengan suara yang biasa, nyaris tanpa malu-malu. Ia tidak memandangku.

"Jadi menurutmu, kamu datang kemari karena kamu pernah melakukan suatu kesalahan?"

"Aku memasukkan katak ke dalam blender! Wrrr!" Ia mengulurkan tangannya dan dengan jarinya menekan tombol khayalan. "Seperti yang akan kulakukan sekarang dengan boneka ini. Ini blender," katanya, menunjuk pada ruang kosong di atas meja. Ia memegang boneka itu dengan terbalik pada kakinya dan merendahkannya agar masuk ke dalam blender khayalan. "Wrrr! Ini memotong-motongnya. Lihat darahnya. Semuanya berlumuran darah. Wrrr!"

Ia memandangku dengan riang. "Dan sekarang aku akan membuka tutupnya. Wrrr! Darah memercik padamu! Sekarang kamu bersimbah darah. Ha-ha-ha-ha!"

Ooo. Aku duduk bersandar. Aku kini lebih memahami apa yang dimaksud Earlene Baker dengan perilaku Cassandra yang "menyeramkan".

"Kubuka lagi tutupnya. Blender masih berputar. Wrrr! Darah dan isi perutnya berhamburan ke mana-mana. Ke seluruh tubuhmu. Byur!" Cassandra melemparkan boneka itu ke udara dan membuat gerakan-gerakan serabutan dengan tangannya untuk menunjukkan semburan.

....

===
Diambil dari novel "Cassandra, Amarah Anak-Anak Sunyi", halaman 92-94.

Thursday, June 14, 2007

Demam Berdarah

Seumur-umur, aku baru pertama kali dirawat inap di rumah sakit. Itu terjadi ketika aku masih TK. Aku terkena Demam Berdarah (DB).

Aku sedih banget. Harus masuk rumah sakit. Tidak bisa main bersama teman. Hanya tiduran di rumah sakit. Apalagi, pada saat itu sekolah sedang mengadakan acara piknik. Aku sedih banget. Tidak bisa ikut teman-teman sekolah berpiknik ria. Aku cuma bisa berbaring lemas, ditemani oleh ibu.

Sepulang dari rumah sakit, aku senang sekali. Bukan hanya karena dapat menghirup kebebasan lagi. Tapi juga karena orang-orang berdatangan menjengukku dan membawa oleh-oleh yang sebagian besar adalah jajanan favoritku. Kapan lagi jajan menumpuk di rumah. Tapi tetap saja aku belum dapat langsung menikmati jajan-jajan itu karena masih belum ada mood buat memakannya.

Saat itu, aku belum tahu, berapa harga yang harus dibayar untuk jajan-jajan itu. Mungkin sekarang aku baru sadar. Ibu harus membayarnya dengan perhatian yang luar biasa. Menjagaku sepanjang waktu di rumah sakit. Lelah, gelisah, harus ibu rasakan untuk menjagaku.

Terima kasih ibu.

Wednesday, June 13, 2007

Ketabrak motor

Pitak-pitak yang menghiasi kepalaku mungkin tidak terlihat sekarang. Selain sudah lama, sekarang aku juga rajin memelihara rambut sehingga pitak-pitak itu tak terlihat (jadi kalian tahu kan kenapa aku suka nggondrongin rambut, hahaha...). Tapi dulu pitak-pitak itu cukup terlihat. Kalau tidak salah, di kepalaku ada tiga pitak. Semua itu sama penyebabnya, ketabrak motor. Meskipun ada tiga, namun kejadian yang aku ingat cuma dua. Keduanya terjadi ketika aku masih sekolah di TK.

Kejadian pertama adalah sewaktu aku pulang dari sekolah. Ketika sedang berjalan di pinggir jalan, tiba-tiba ada motor yang nyerempet dan aku terjatuh. Entah bagaimana ceritanya, tahu-tahu aku masuk rumah sakit dan mendapat jahitan di kepala.

Kejadian yang kedua adalah sewaktu aku sedang bermain bersama teman-teman di sekitar rumah. Ketika aku sedang bermain, tiba-tiba ada pengendara motor yang membawa motornya 'melompat' dan mengenai badanku. Ternyata itu adalah tetangga yang sedang belajar motor. Akibatnya, aku harus menerima jahitan lagi di kepalaku. Bekas-bekas jahitan itulah yang akhirnya menjadi pitak di kepalaku. Tapi... yang satunya karena apa ya? Benar-benar lupa euy. Masa dijitak setan sih?

===
Aku menulis ini sambil meraba-raba kepala untuk menemukan peninggalan sejarah itu. Sekarang cuma nemu satu. Yang lain kemana ya?

Soulmate

Hari Minggu yang lalu (minggu apa senen ya?), gue nonton film di Indosiar. Judulnya Soulmate alias Belahan Jiwa. Menurut gue filmnya bagus. Layak tonton lah. Bintang-bintangnya juga ok. Dian Sastro, Marcella Zalianty, Rachel, Dinna Olivia, dan satu lagi lupa, hehe...

Membawa tema persahabatan yang intim, ceritanya nggak membosankan. Tapi... di akhir cerita, pas Dian meninggal, gue jadi ill feel. Bukan karena matinya Dian. Tapi karena ceritanya itu mirip dengan buku yang pernah gue baca, Sybill. Bedanya kalo Sybill happy ending, Soulmate sad ending. Yah... kok 'nyontek' sih. Entah kenapa meskipun gue seneng aja nonton filmnya, tapi tetep ada rasa sebelnya.

Emang beda nyontek sama terinspirasi itu seberapa tipis sih?

Tuesday, June 12, 2007

Minyak Jelantah

Beberapa hari ini Minyak Jelantah lagi jadi biang obrolan. Yup, gara-gara harga minyak goreng yang melambung tinggi, para pedagang kecil-kecilan dari mulai penjual gorengan, sampai penjual nasi seperti warteg, membuat terobosan untuk memperkecil biaya produksi dengan mendaur ulang minyak goreng yang sudah dipakai. Berita-berita seperti ini sering kita jumpai dalam acara-acara berita di televisi maupun di radio.

Dalam salah satu lagunya, sebuah band legendaris dari Indonesia, Koesplus, menuliskan bahwa bangsa kita adalah bangsa yang makmur. Sawah dimana-mana, hutan berhektar-hektar, kekayaan alam melimpah. Kalau melihat alamnya, mungkin pendapat Koesplus itu benar. Tapi tidak kalo melihat sumber daya lainnya.

Pengeboran minyak ada di mana-mana, tapi harga bahan bakar terus melambung. Kelapa sawit ada di mana-mana, tapi harga minyak goreng terus meroket. Sawah ada di mana-mana, tapi harga beras terus melonjak. Tanya ken... apa...

Kabarnya sih minyak goreng jadi mahal gara-gara stok yang ada dijual ke luar. Alasannya? Pasti duit lah. Kalo jualan di luar lebih mahal ngapain jual di dalam. Kalaupun harga minyak goreng di dalam negeri jadi mahal, toh masih bisa terbeli dengan hasil jualan ke luar (ya nggak?). Terus yang nggak punya duit? Kalo nggak punya duit ya nggak usah nggoreng, rebus aja (gitu kali ya maksud para penjual sinting itu).

Berarti lirik lagu Koesplus masih kurang pas untuk kondisi seutuhnya di Indonesia. Sekarang gue jadi khawatir nih dengan harga garam. Bangsa kita adalah bangsa yang dikelilingi banyak lautan. Seiring dengan semakin memanasnya bumi ini, es di kutub semakin mengikis dan lautan semakin meluas. Laut memang meluas. Tapi itu berarti area daratan akan mengecil yang berakibat berkurangnya ladang untuk membuat garam. Lihat saja, minyak goreng yang stoknya banyak saja semakin mahal. Bagaimana dengan ladang garam yang menyempit? Bagaimana dengan produksi garam yang menurun? Bagaimana dengan kebutuhan garam yang menanjak? Apalagi efeknya kalau bukan naiknya harga garam. Kalau garam begitu berarti dan mahal di luar, kenapa harus dijual di dalam? Jadi... siap-siap saja kalau suatu saat harga garam akan meroket.

Monday, June 11, 2007

Pembantaian

Ujian lisan TCA Jumat kemarin bener-bener jadi ajang pembantaian. Gue bener-bener nggak nyangka kalo bakalan ditanyain definisi dan teori sedetail itu. Gue kan praktisi (ta-e-la-...), jadi ya wajar kan kalo nggak tau banyak soal definisi. Tapi si penguji bilang, orang yang bisa praktek secara langsung, pasti bisa menjelaskan pekerjaannya secara teori. Argh... jadi males ngomongin ini. Seperti gue bilang sebelumnya, kerjaan gue sekarang kan praktisi. Kalo ditanya soal teori, dulu gue nggak ngerti, sekarang dah lupa :))

Tour de Bekesong

Tour kali ini bukan perjalanan untuk mengunjungi tempat-tempat wisata baik itu wisata kuliner, wisata alam, atau wisata-wisata yang lainnya. Tour kali ini merupakan perjalanan pendek menuju Bekasi untuk melihat keponakan baru kami yang baru berumur beberapa hari dan baru sampai di rumahnya, Arsyada Daffa Erlangga, putra pertama dari Arya dan Ninis.

Kami berangkat dari Depok sekitar pukul sepuluh dan sampai ke rumah Arya sekitar jam satu. Depok - Bekasi tiga jam? Pasti pada heran. Tadinya kami mau mencari ATM dan kemudian mampir ke rumah kakaknya Abiep. Setelah muter-muter di daerah Bekasi, ternyata di tengah perjalanan Abiep berubah pikiran dan langsung menuju ke rumah Arya. Akibatnya kami malah muter-muter dulu di Bekasi.

Ih... lutu deh. Dedenya bobo telus, nggak mau kenalan sama om-omnya yang ndut-ndut dan kulus-kulus ini, hehehe. Selamat ya buat Arya dan Ninis yang sudah diberi kepercayaan oleh-Nya.

Friday, June 08, 2007

Lagi Ujian

Sebuah perusahaan pemesanan dapat menyediakan barang untuk blablabla...

Itulah kira-kira soal ujian sekarang. Pas pertama kali liat soalnya, jadi inget kuliah database waktu semester tiga deh. Nggak jauh-jauh amatlah bedanya. Bikin ini bikin itu terus kumpulin. Mudah-mudahan bisa kelar cepet biar bisa siap-siap jumatan.

Test dan Interview

Wadaw... jangan salah sangka dulu ya. Gue bukan mau test dan interview di perusahaan lain, tapi masih di perusahaan yang sekarang :D

Jadi ceritanya menurut jadwal ntar jam 8 gue ada TCA sampai jam 12 di Pegangsaan. Padahal ini kan hari jumat. Berarti kepotong dong buat Jumatan. Yah sudahlah. Mudah-mudahan bisa kelar sebelum setengah dua belas. Setelah makan siang, sekitar setengah jam gue ada interview untuk mereview TCA yang tadi. Yah... semacam tes lisannya lah. Interview itu mulai jam satu.

Gue masih punya waktu satu jam untuk 'terbang' ke AHTC. Di sana para psikolog sudah menanti gue untuk interview. Kali ini untuk keperluan yang berbeda. Kali ini gue diinterview sebagai 'senior' yang sudah membantu 'mengawal' perjalanan orang-orang training yang sedang berjuang untuk mendapatkan kursi di AHM. Gue diminta untuk menceritakan perkembangan orang-orang training itu ke para psikolog.

Abis itu... masih ada bug report SAP yang masih harus diurus. Tapi... ini kan weekend, nggak baik pulang telat :p

Thursday, June 07, 2007

Kebanggaan

Melihat perkembangan Beckham di timnas Inggris, gue jadi inget sama salah satu film.

Dalam salah satu adegan di film Love Actually (yang dvdnya gue pinjem dari om ndut), Hugh Grant yang berperan sebagai Perdana Menteri Inggris membanggakan negaranya di depan petinggi Amerika dengan mengucapkan : "Inggris. Kami memang negara kecil tapi hebat. Ini negara asalnya Shakespeare, Churchill, The Beatles, Sean Connery, Harry Potter dan kaki kanan Beckham"

Umm... buat orang inggris, banyak banget yang bisa dibanggakan dari negerinya . Tapi kalo gue... kenapa ya, yang ada di pikiran itu pencotekan film alias plagiat, pejabat yang suka makan duit rakyat, dangdut yang fenomenal, pahlawan yang terlantar, timnas sepakbola yang kalo pas gue nonton nggak pernah menang, dan masih banyak lagi yang lain. Rasanya aneh banget kalo gue lagi mengikuti sesi interview di Mister Universe dan mengatakan "Indonesia. Kami adalah negara besar tapi kecil. Ini negara asalnya Edi Tansil, Suharto, Sumanto, Inul, Trio Macan, dan kaki-kaki timnas sepakbola yang jarang manjaringkan gol". Aneh kan?

===
Rasanya gue telat banget deh membahas persoalan kaya gini, hahaha...
Atau malah sudah biasa?
Tanya ken...apa?

Wednesday, June 06, 2007

TCA

Hampir dua tahun gue bekerja di tempat sekarang, baru sekarang ini gue mengikuti TCA (Technical Competency Assessment). Katanya sih TCA ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi para karyawannya. Dan kebetulan sekarang manajemen juga lagi menggodok (atau sudah ya?) mengenai Job Title dan syarat-syarat kompetensinya. Seharusnya sih, masuknya karyawan baru atau pindahnya orang IT dari satu bagian ke bagian lain dalam internal IT diawali dengan TCA. Tapi karena belum memungkinkan, makanya selama ini penempatan hanya berdasarkan 'insting' atasan. Emang nggak nyasar-nyasar amat sih hasilnya.

Tapi ada yang menarik dari TCA ini. Secara struktural, gue ada di Bussiness Monitoring System. Tapi gue dipekerjakan sebagai ERP analyst. Dan sekarang gue mengikuti TCA untuk kompetensi Database Design (bukannya mengenai BI ataupun SW design). Bingung gue...

Nganggur

Sudah sekitar seminggu ini, gue jadi pengangguran. Weitz... tunggu dulu. Gue bukan nganggur beneran. Tapi 'nganggur' karena work load gue sekarang sudah jauh menurun.

Sekitar seminggu yang lalu, gue lepas dari project gue yang sekarang. Praktis sekarang gue 'cuma' pegang SAP-FICO (yang jarang ada kerjaan) dan ngurusin anak-anak yang lagi training (itupun juga sama jarangnya). Untunglah, masih ada kerjaan-kerjaan itu, jadi gue nggak nganggur banget deh :D Hmm... enak banget deh sekarang pulang tenggo terus, hehehe...