Monday, July 17, 2006

Mengenal Lebih Dalam

Buat para pengunjung blog, mungkin masih ada yang mengenal gue baru dari sisi luarnya aja. Dan sekarang, saatnya elo-elo semua mengenal gue lebih dalam.

Kebetulan tadi pagi gue abis Medical Checkup (MC), acara rutin tahunan di kantor. Dan berikut ini cuplikan hasil MC yang sempat gue liat supaya elo-elo pada mengenal gue lebih dalam lagi. Benar-benar 'dalam' lho... :))

Nama : Arif Irawan (dari lahir sampai sekarang, belum ada niatan ganti ato nambah nama beken)
Jenis Kelamin : Laki-laki (100% bo!)
Tinggi / Berat : 174 cm / 70 kg (Untuk pertama kalinya menembus kepala tujuh)
Tekanan darah : 120/70 (normal kan?)
Denyut nadi : 80 (detak / permenit, bisa lebih tinggi kalo yang ngukur penagih utang, supervisor yang nungguin kerjaan gue, atau... ehem... *OOT, ga perlu dibahas*)
Ukuran kacamata (L/R) : 3,75/3,50 (pas, nggak bisa kurang)
Golongan darah : O (nggak ada di form MC, mulai ngelantur. Tapi beneran goldarnya O)
Donor Darah : Sekali (makin ngelantur)
Status : Terdaftar (udah ah! makin nggak jelas)


Kejadian unik
Waktu lagi nungguin tes dokter, gue liat ada operator yang nggak keluar darahnya waktu mau diambil sample darahnya buat tes darah. Jarumnya dah masuk kok. Nggak tau karena darahnya takut keluar atau emang tuh orang merupakan operator berdarah dingin, hihihi...

Selain operator berdarah dingin, ada juga kejadian lain yang jarang terjadi. Seorang operator (entah kenapa?) terlihat lemas / mau pingsan ketika akan diambil darahnya. Masa sih operator takut jarum suntik sampai mau pingsan? Sampai selesai proses MC, gue nggak tau penyebab lemasnya operator tersebut.

Meskipun kedua kejadian unik di atas merupakan kejadian yang jarang terjadi, tidak berarti sesuatu yang sering terjadi tidak dapat menjadi kejadian yang unik. Secara kebetulan, gue dapat jadwal MC bareng Dino, Senin pagi (17 Juli 2006). Karena gue datang bareng Dino, jadi nomor pendaftaran kami pun cuma beda satu. Setelah menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan, gue mendaftar untuk tes tekanan darah. Kebetulan Dino juga mendaftar sebelum gue. Eh, waktu gue lagi nungguin giliran, tau-tau ada bapa perawat yang manggil gue, "Silakan Pa Dino, periksa tekanan darah." Karena ini bukan kejadian pertama, gue pun nggak heran lagi dan langsung memanggil Dino yang berada nggak jauh dari gue.

Makanya pa perawat, lain kali ati-ati kalo manggil orang :))
Masa gue harus bawa poster yang tulisannya "Saya Arif", kayak pendukung AFI atau Indonesia Idol aja.

Wednesday, July 12, 2006

Pro Kontra

Pro Kontra dalam kehidupan ini memang sudah biasa. Seperti layaknya hitam dan putih, pertemuan dan perpisahan, pro dan kontra juga merupakan sepasang makhluk yang turut mewarnai kehidupan ini.

Salah satu kasus yang sedang hangat saat ini misalnya kasus 'Banteng Gundul'. Bahkan pers di Perancis sendiri ada yang membela Zidane namun ada pula yang 'memaki-maki' dewa bola tersebut. Kasus seperti ini sebenernya hal yang biasa juga di lapangan hijau. Masalahnya sekarang apa penyebab insiden serudukan tersebut. Dugaan kuat sementara adalah soal makian yang bernuansa rasis. Dan FIFA sebagai badan tertinggi sepakbola sekarang sedang mengusut kasus yang minimbulkan pro kontra ini.

Namun ada satu kasus yang cukup menarik yang baru saya baca di detiknet, yaitu kasus yang melibatkan salah satu perusahaan jasa telekomunikasi. Kasus ini kabarnya berawal dari insiden 'salah cetak'. Tarif yang tertera pada brosur yang beredar ternyata tidak sama dengan tarif yang berlaku sebenarnya. Akibatnya, seorang pelanggan yang merasa dirugikan dengan 'penipuan' tarif tersebut menggugat perusahaan tersebut. Karena 'penipuan' itu pelanggan telah dirugikan sebesar Rp 9.851 secara materil dan immateril sebesar Rp 500 juta.
Perusahaan itu pun tidak tinggal diam. Mereka menggugat balik supaya putusan dibatalkan.

Yang membuat saya tertarik sebenernya bukan jalannya kasus ini, tapi komentar-komentar yang pro dan kontra. Apa iya, kerugian immateriil 'begitu saja' sampai 500 juta? Kalo memang begitu, rasanya enak sekali saya hidup di Indonesia. Sebagai konsumen, saya tinggal mencari kesalahan perusahaan penyedia jasa dan kemudian menuntut sebesar-besarnya. Tapi, sebagai pemimpin sebuah perusahaan penyedia layanan publik, saya juga akan menuntut untuk membatalkan segala 'kekhilafan' saya dan meminta maaf. Lha wong nggak sengaja kok, hehehe...

Jadi sebenernya saya pro sama yang mana mengenai kasus di atas? Sebagai pemilik hak asasi berpendapat, boleh kan kalo saya mengatakan, "Kabeh pada wae gemblunge. Perusahaan ora becus, pelanggan ora nduwe isin, hehehe... Pokoke aku paling bener lah. Coz im the truth in my blog hahaha..."

Monday, July 10, 2006

Piala Dunia

Tahukah anda, bahwa di piala yang semalam diberikan ke Cannavaro cs, peta Indonesia memiliki 'tempat khusus'. Gambar Indonesia terletak tepat di atas kepala salah satu pemain.

Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa Sylvio (maaf kalo ejaannya salah), sang arsitek piala tersebut, menempatkan Indonesia di tempat yang istimewa. Mengapa bukan negara-negara eropa yang merupakan negara-negara kuat untuk urusan sepakbola? Atau mungkin negara-negara Amerika Latin? Setidaknya ada dua pendapat mengenai hal ini.

Pertama, itu merupakan kebetulan saja. Entah apa yang dipikirkan oleh sang arsitek sehingga Indonesia 'beruntung' menempati posisi strategis itu. Dan kedua, sang arsitek melihat bahwa Indonesia merupakan negara yang besar. Dari segi wilayah, Indonesia tergolong negara yang besar dengan puluhan ribu pulau-pulaunya. Selain itu, Indoneisa juga memiliki kekayaan alam yang melimpah dan sumber daya manusia yang banyak. Tak heran bila sang arsitek berpendapat bahwa dengan kondisi seperti itu suatu saat (entah kapan?) Indonesia dapat merajai dunia sepakbola, di atas negara-negara eropa maupun amerika latin.

Luar biasa! Bahkan orang asing pun telah menaruh harapan pada bangsa Indonesia untuk membawa piala yang telah dirancangnya dan diperebutkan mulai tahun 1974. Tapi, sungguh ironis. Menjadi juara ASEAN saja Indonesia masih terseok-seok. Entah kapan, mudah-mudahan Indonesia dapat segera mengabulkan cita-cita Sylvio, sang arsitek.

Maafkan kami Mister, bila kami membuat anda menunggu lebih lama lagi...

Sumber : metro TV, Minggu, 9 Juli 2006 (lupa pada acara apa :p)

Selamat Jalan Tuhan

Sebulan yang lalu, tepatnya tanggal 9 Juni, dunia terjangkiti sebuah 'agama' baru, bolamania. Dan pagi tadi, 'agama' tersebut mulai meninggalkan umat manusia dan akan hadir lagi 4 tahun mendatang di Afrika Selatan. Ya, fenomena sebulan ini laksana sebuah agama yang memiliki penganut di seantora jagad ini. Dan 'Tuhan' bagi pengikut ajaran ini adalah sebuah Piala yang di dalamnya terlukiskan dua orang manusia yang sedang merayakan kemenangan dengan bola dunia di atasnya sebagai simbol bagi penguasa dunia, dunia bola tentunya.

Hadirnya agama tersebut membuat pola hidup para pemujanya berubah. Sebulan ini, aktifitas malam menjadi hal biasa. Padahal biasanya malam adalah waktu yang paling asik untuk melepas lelah. Tapi demi 'perintah agama', mereka rela bangun malam meskipun esok paginya ngantuk di kantor. "Tak apalah, demi 'Tuhan'", pikir mereka. Toh tidak setiap hari, hanya sekali-kali.

Lain lagi bagi yang sudah berkeluarga. Sewaktu membeli TV di salah satu supermarket, saya sempat berbincang dengan seorang ibu yang juga kebetulan sedang mencari TV. Ibu itu berkata bahwa dia mencari TV karena selama agama baru tersebut menjangkiti keluarganya, rumahnya menjadi tak nyaman lagi. Setiap kali ada 'ritula-ritual' akan menimbulkan konflik yaitu berebut remote control antara anak dan bapak. Akhirnya si Ibu pun membeli TV baru sebagai sesajen di rumahnya sekedar untuk memohon ketenangan dan keharmonisan keluarga. Segitu parahnya kah? Mungkin karena saya belum berkeluarga jadi tidak dapat merasakan apa yang dialami keluarga tersebut.

Selain menimbulkan kekacauan di rumah tangga, agama tersebut juga menjadi faktor utama naiknya kasus-kasus kriminalitas. Cukup banyak berita tentang pertengkaran antar umat yang merasa bahwa pujaannya adalah yang terbaik. Bahkan ada juga yang sampai merenggut nyawa. Perjudian juga merajalela di mana-mana. Luar biasa! Agama tersebut memiliki pesona yang dahsyat hingga bisa merasuki pikiran pemujanya dan seoalh memerintahkan apa saja demi Tuhan.

Tapi mulai hari ini, ritual-ritual tersebut akan mulai berkurang dan mungkin menghilang, karena sang Tuhan telah meninggalkan umatnya dan terbang ke Itali.

Selamat jalan Tuhan. Sampai bertemu kembali di Afsel...

Thursday, July 06, 2006

I Love This Blog

Di luar, aku hanya seorang pendiam
Tapi di sini, aku bisa menjadi seorang pujangga

Di luar, aku hanya seorang pendiam
Tapi di sini, aku bisa melawan apa yang ingin kulawan

Di luar, aku hanya seorang pendiam
Tapi di sini, aku bisa menjadi apa yang aku inginkan
Aku bebas menjadi siapapun di duniaku
Aku bisa menciptakan kehidupanku sendri

Yeah... I love this blog

Kunci dan Tilang

Alkisah semalam ada seorang karyawan yang panik. Setelah training, pekerja pabrik itu datang ke sebuah meeting untuk sharing development project yang sedang dipegangnya. Ketika saat melepas lelah tiba, dia kembali ke ruang training untuk mengambil barang-barangnya. Tas, jaket, dan buku untuk ujian esok paginya. Tapi ternyata, ruang training sudah gelap gulita. Tak ada lagi cahaya yang menerangi ruangan itu. Pintupun sudah terkunci. Pekerja itupun langsung ke satpam berniat untuk mengambil kunci ruang training. Ketika sampai di markas satpam, ternyata kunci ruang training belum dikembalikan. "Oh my God. Mampuslah aku." Gumam si pekerja. Bagaimana tidak mampus, buku yang tertinggal adalah bahan buat ujian besok.

Tapi pekerja itu beruntung. Di tengah kepanikannya, tiba-tiba datanglah seorang bidadari utusan penguasa kayangan yang memberikan kunci ruang training padanya. Diapun begitu bersuka cita. Setelah acara sharing selesai, pekerja itu pun mengambil barang-barangnya dan pulang.

Dalam perjalanan menuju tempat parkir, dia mencari-cari kartu parkirnya. "Oh my God. Pastilah terjatuh kala aku mengambil buku saku." pikir si pekerja. Tadi sore dia memang terburu-buru mengeluarkan buku sakunya karena mengejar jadwal meeting. Mungkin saat itulah kartu parkir yang dia simpan di saku baju terjatuh. Akhirnya dia melapor ke satpam dan "ditilang". Dia harus mengisi "formulir pengakuan dosa" dan "pahala" untuk bulan ini harus dipotong untuk menebus dosanya itu. Setelah itu, barulah dia bisa pulang. Demikianlah kisah kunci dan tilang menjelang partai Prancis vs Portugal yang akhirnya dimenangkan Prancis 1-0 lewat titik putih.

Sekian.