Monday, July 10, 2006

Selamat Jalan Tuhan

Sebulan yang lalu, tepatnya tanggal 9 Juni, dunia terjangkiti sebuah 'agama' baru, bolamania. Dan pagi tadi, 'agama' tersebut mulai meninggalkan umat manusia dan akan hadir lagi 4 tahun mendatang di Afrika Selatan. Ya, fenomena sebulan ini laksana sebuah agama yang memiliki penganut di seantora jagad ini. Dan 'Tuhan' bagi pengikut ajaran ini adalah sebuah Piala yang di dalamnya terlukiskan dua orang manusia yang sedang merayakan kemenangan dengan bola dunia di atasnya sebagai simbol bagi penguasa dunia, dunia bola tentunya.

Hadirnya agama tersebut membuat pola hidup para pemujanya berubah. Sebulan ini, aktifitas malam menjadi hal biasa. Padahal biasanya malam adalah waktu yang paling asik untuk melepas lelah. Tapi demi 'perintah agama', mereka rela bangun malam meskipun esok paginya ngantuk di kantor. "Tak apalah, demi 'Tuhan'", pikir mereka. Toh tidak setiap hari, hanya sekali-kali.

Lain lagi bagi yang sudah berkeluarga. Sewaktu membeli TV di salah satu supermarket, saya sempat berbincang dengan seorang ibu yang juga kebetulan sedang mencari TV. Ibu itu berkata bahwa dia mencari TV karena selama agama baru tersebut menjangkiti keluarganya, rumahnya menjadi tak nyaman lagi. Setiap kali ada 'ritula-ritual' akan menimbulkan konflik yaitu berebut remote control antara anak dan bapak. Akhirnya si Ibu pun membeli TV baru sebagai sesajen di rumahnya sekedar untuk memohon ketenangan dan keharmonisan keluarga. Segitu parahnya kah? Mungkin karena saya belum berkeluarga jadi tidak dapat merasakan apa yang dialami keluarga tersebut.

Selain menimbulkan kekacauan di rumah tangga, agama tersebut juga menjadi faktor utama naiknya kasus-kasus kriminalitas. Cukup banyak berita tentang pertengkaran antar umat yang merasa bahwa pujaannya adalah yang terbaik. Bahkan ada juga yang sampai merenggut nyawa. Perjudian juga merajalela di mana-mana. Luar biasa! Agama tersebut memiliki pesona yang dahsyat hingga bisa merasuki pikiran pemujanya dan seoalh memerintahkan apa saja demi Tuhan.

Tapi mulai hari ini, ritual-ritual tersebut akan mulai berkurang dan mungkin menghilang, karena sang Tuhan telah meninggalkan umatnya dan terbang ke Itali.

Selamat jalan Tuhan. Sampai bertemu kembali di Afsel...