Wednesday, May 02, 2007

Busway

Jam sudah menunjukkan pukul 9 lewat 10. Dari Salemba, dengan tunggangan merah hitam, gue menyusuri jalan raya salemba menuju arah Senen. Menjelang perempatan Atrium, di sebelah fly over, gue mengambil jalur busway. Hari sudah malam dan biasanya memang di sekitar situ juga nggak ada polisi. Tapi setelah setengah jalan di jalur busway, gue seperti melihat bayang-bayang seseorang yang sedang berdiri di kegelapan lampu merah. Bayang-bayang tersebut seperti memegang sesuatu seperti tongkat. Perasaan nggak enak pun mulai muncul.

Bayang-bayang itu terlihat semakin jelas. Bayang-bayang itu mulai maju dan menunjukkan tongkatnya ke sebuah titik.
"Selamat malam." Suara bayang-bayang tersebut menyambut merah hitam gue. Ternyata bayang-bayang itu berseragam formal seperti yang ada di pos-pos.
"Bisa lihat surat-suratnya Pak?" Gubrax! Pasti gara-gara masuk busway nih.
"Ini pak." Jawab gue seraya menyerahkan sepucuk surat berwarna kuning itu.
"Bapak tau kan kalo motor nggak boleh lewat jalur busway. Silakan menuju ke tempat itu." Kata dia sambil menunjuk ke suatu tempat.
Sesampai di sana, gue melihat orang-orang yang senasib dengan gue. Tapi gue nggak tau apa 'kekhilafan' mereka. Di dalam pos pun 'dialog' yang sebenarnya dimulai. Petugas itu, gue dan seseorang yang senasib dengan gue, 'berbincang' di dalam sebuah pos yang cukup 'terpencil'. Setelah beberapa menit, gue dan orang yang senasib seperjuangan itu keluar dari pos dan melanjutkan perjalanan masing-masing.

Tidak ada surat merah atau biru yang keluar. Sebenarnya pengen ngerasain mendapatkan 'kertas merah / biru' itu, tapi males ngurusnya, repot. Jadi, pake jalur cepat aja deh :D

No comments: