Aku punya anjing kecil
Kuberi nama Heli
Heli, guk guk guk
Kemari, guk guk guk
Ayo lari lari...
Itulah sepenggal bait lagu Heli yang sering kita mainkan dulu waktu kecil.
Kelakuan si kucing garong
kalau lihat mangsa mengeong
Main sikat main embat
mangsa yang lewat
Kalo yang ini adalah sepenggal bait lagu Kucing Garong.
Generasi Anjing dan Kucing. Itulah kata yang pas menurutku. Dahulu, aku dan teman-teman suka menghafal dan melafalkan lagu anak-anak. Heli adalah salah satu lagu favorit yang dinyanyikan bersama. Sekarang juga demikian. Anak-anak kecil sekarang suka menyanyikan lagu-lagu 'anak-anak' dan bergoyang mengikuti irama lagunya. Namun, berbeda dengan dahulu, 'standar' lagu anak-anak jaman sekarang sudah berubah. Sekarang anak-anak lebih mudah menghapal lagu-lagu yang sedang trend, seperti lagu-lagu Ungu, dan lagu di atas, Kucing Garong. Rupanya anak-anak sekarang sudah cepat berkembang (?). Memang hal ini tidak terjadi pada semua anak. Namun telah terjadi kecenderungan yang dapat 'dimaafkan' oleh publik.
Lihatlah televisi jaman sekarang. Kalau melihat anak kecil dengan fasihnya menyanyikan lagu Kucing Garong, aku jadi rindu dengan masa kecilku, di mana masih banyak lagu anak-anak yang sebenarnya. Tariannya pun masih 'tarian anak-anak'. Tapi wajar saja. Mungkin lagu-lagu seperti bintang kecil, naik-naik ke puncak gunung, dan yang sejenisnya memang sudah tidak laku di pasaran. Karena itulah lagu-lagu seperti itu jarang sekali (atau bahkan tidak pernah) muncul di di televisi dalam acara musik anak-anak. Tapi, ternyata lagu-lagu itu sesekali masih muncul dalam iklan-iklan produk untuk perkembangan anak kecil atau bayi. Bahkan dengan improvisasi anak kecil (dalam iklan-iklan tersebut), lagu-lagu itu dijadikan sebagai salah satu simbol kecerdasan dalam perkembangan anak. Kenapa bukan lagu seperti kucing garong yang dijadikan lagu dalam iklan-iklan tersebut? (Tanya kenapa?)
Pola pikirku sebagai orang awam kemudian membuat kesimpulan tersendiri. Para pembuat iklan sadar bahwa lagu anak-anak dapat menjadi simbol kecerdasan emosional dan intelektual anak. Tapi para pembuat acara musik sadar bahwa lagu-lagu yang sedang trend saat ini dan kemudian disulap menjadi 'lagu anak-anak' lebih menjual daripada lagu anak-anak sebenarnya. Dari sini, sepertinya konsumsi lagu dapat menjadi salah satu faktor perkembangan anak yang dengan mudahnya menyerap apa yang dia lihat, dia suarakan, dan dia praktekan.
Entah kenapa sekarang aku merasa beruntung menjadi anak kecil di jaman dulu waktu aku masih kecil. Beruntung sekali anak-anak yang menjadi anak-anak di jaman dulu. Kasihan sekali anak-anak jaman sekarang. Umm... ternyata susah menjadi orang tua ya (halah... mikirnya kejauhan nih, hehe...)
Monday, August 20, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment