Thursday, September 13, 2007

Hari Ini Adalah Puasa

Hari ini adalah puasa. Kata-kata ini selayaknya terucap dari seorang muslim di setiap lembaran baru hidupnya. Bukan hanya setelah merasakan nikmatnya kebersamaan sahur. Menuntut ilmu dan bekerja, tidak ada yang berbeda antara hari ini dan hari esok. Setiap hari kita diwajibkan untuk menuntut ilmu. Kita juga diwajibkan untuk mengejar dunia seolah-olah kita hidup di dunia untuk selamanya. Namun dalam setiap aktifitas apapun yang kita lakukan hendaknya kita tetap memegang teguh semangat kejujuran dan kebersamaan dalam berpuasa. Kalau begitu, apa bedanya belajar dan bekerja di hari ramadhan dan di luar hari ramadhan?


Dalam kehidupan sesama, salah dan khilaf menjadi salah satu kodrat yang tak bisa lepas dari manusia. Namun tidak seharusnya rasa dendam tersimpan dalam hati, apalagi sampai mengakar ke relung hati. Kesabaran untuk menjaga hawa nafsu, mengendalikan aura kemarahan dan menanamkan bibit-bibit rasa saling memaafkanlah yang seharusnya menghiasi hati. Kalau begitu, apa bedanya hidup dalam kebersamaan di hari ramadhan dan di luar hari ramadhan?


Ketika bertemu dengan si fakir dan si miskin, entah di jalan, entah di sekitar rumah, entah di mana saja, apa yang kita rasakan. Tentu kita berempati dengan bagaimana perjuangan mereka untuk bertahan hidup. Bekerja demi sesuap nasi dengan perut yang lapar. Kita beruntung, meskipun bekerja di siang hari dengan diliputi kelaparan, kita masih bisa merasakan nikmatnya kenyang di malam hari. Sementara mereka, tidak ada yang menjamin bahwa kelaparan akan terusir oleh datangnya senja. Rasa ingin berbagi dengan sesama tentu akan muncul ke permukaan. Kalau begitu, apa bedanya berbagi di hari ramadhan dan di luar hari ramadhan?


Setiap hari dalam hidup kita, senantiasa diisi dengan ibadah. Tidak ada yang berbeda dengan ibadah kita, entah di bulan ramadhan atau bukan. Semua dilakukan karena Allah semata. Namun, seringkali kita terpesona dengan imbalan yang begitu dahsyat di bulan ramadhan hingga kita begitu giat mengumpulkan pundi-pundi amal. Tidak ada yang salah dengan hal itu. Tapi hendaknya kita juga mengaca pada diri sendiri. Sudah pantaskah kita menerima imbalan atas apa yang yang kita lakukan. Sudah sempurnakah apa yang kita persembahkan padaNya. Seandainya Allah hanya menggunakan keadilanNya, mungkin kita hanya mendapatkan sebutir pasir dari dari alam semesta yang dimilikiNya. Tapi Dia maha penyayang dan pengasih. Segalanya dapat Dia berikan pada hamba-hambaNya meskipun mereka sering mengkhianatiNya. Ramadhan atau bukan, mungkin hanya suasana dan reward yang membedakan. Pada hakikatnya, kapanpun kita menyembahNya, Dialah tujuan kita, bukan mendapatkan pahala, bukan mendapatkan surga, bukan menhindari dosa, bukan menghindari neraka. Kalau begitu, apa bedanya beribadah di hari ramadhan dan di luar ramadhan?


Semua hari adalah milik Allah. Sudah selayaknya, di setiap hari-hari yang diberikan olehNya, dalam setiap permulaannya, kita berucap, ”Hari ini adalah puasa!”



===

Ya Allah, berilah hambaMu kekuatan untuk menjadikan hari-hariMu puasa bagiku.

No comments: